Identifikasi Strategi Adaptasi terhadap Banjir Rob

Tabel 4 Mata pencaharian penduduk Desa Pantai Harapan Jaya Mata pencaharian Persentase Nelayan 15 Petani tambak 10 Petani sawah 40 Buruh 10 Pegawai negeri 5 Wiraswasta 20 Jumlah 100 Sumber: Desa Pantai Harapan Jaya 2013 Daerah yang menjadi fokus penelitian adalah wilayah RW 01 atau yang lebih dikenal dengan Kampung Pondok. Kampung Pondok ini terdiri dari 2 RT, yaitu RT 01 dan RT 02. Kampung Pondok merupakan daerah yang paling parah mengalami banjir rob di Pesisir Desa Pantai Harapan Jaya. Hal ini dikarenakan wilayah Kampung Pondok berbatasan dengan laut di bagian barat. Jarak wilayah RT 01 dengan laut adalah 500 m sampai 1 km, sedangkan jarak wilayah RT 02 adalah 1 km sampai 2 km. Lokasi Kampung Pondok ini merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai DAS Cikarang Bekasi Laut CBL. Sungai ini merupakan saluran yang memasok air dari darat masuk ke laut, juga menjadi jalur masuknya air dari laut ke darat pada saat pasang air laut. Jumlah penduduk RW 01 sebanyak 303 Kepala Keluarga KK, terbagi atas 136 KK pada RT 01 dan 167 KK pada RT 02. Wilayah yang berbatasan langsung dengan laut, membawa konsekuensi sektor perikanan merupakan sektor unggulan, dan memberikan kontribusi besar pada kesejahteraan bagi penduduk sekitar. Mayoritas penduduk Kampung Pondok bermatapencaharian sebagai nelayan laut sisanya antara lain sebagai pemilik tambak maupun buruh. Fasilitas umum yang terdapat di Kampung Pondok ini masih rendah hanya terdapat mesjid, Pendidikan Anak Usia Dini PAUD dan beberapa warung-warung kecil di sekitar permukiman warga.

5.2 Kondisi Lingkungan Daerah Penelitian

Kampung Pondok merupakan wilayah yang mengalami kesulitan dalam memperoleh air bersih. Kondisi wilayah yang berada tepat di muara antara sungai Cikarang Bekasi Laut CBL dan Laut Jawa menyebabkan kualitas air di wilayah ini menjadi kotor dan asin payau. Hal ini diperparah dengan tidak terjangkaunya akses pipa Perusahaan Daerah Air Minum PDAM dalam mendistribusikan air. Pemenuhan kebutuhan air bersih dilakukan dengan cara membuat jet pam, sumur bor yang dibuat oleh masyarakat sendiri. Hanya 5 rumah yang baru memiliki jet pam. Sedangkan masyarakat lainnya memakai pompa atau sumur bor sedalam 95 meter untuk mendapatkan air bersih yang dimanfaatkan untuk mandi, mencuci bahkan konsumsi air minum. Berbagai masalah lingkungan telah terjadi di Kampung Pondok, antara lain pencemaran limbah sungai dan sampah dan banjir rob. Khusus di wilayah ini bencana banjir rob merupakan bencana dengan intensitas kejadian yang cukup sering. Hal ini juga diperparah jika intensitas turunnya hujan cukup tinggi yang mengakibatkan air sungai Cikarang Bekasi Laut meluap naik dan menyebabkan kerugian bagi masyarakat sekitar cukup tinggi. Permasalahan ini timbul karena ketinggian tempat yang rendah, topografi dataran landai, dan sistem drainase yang belum baik. Kondisi ini menimbulkan genangan ketika permukaan tanah di wilayah yang terkena banjir lebih rendah saat naiknya air pasang. Belum adanya bentuk adaptasi dari pemerintah setempat yang bertujuan untuk mengurangi dampak banjir rob juga turut memperparah dampak terhadap banjir rob ini.

5.3 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden

Karakteristik sosial ekonomi responden Kampung Pondok diperoleh berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 42 responden yang mewakili rumah tangga. Karakteristik sosial ekonomi responden untuk rumah tangga ini dilihat dari beberapa aspek yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, jenis mata pencaharian kepala keluarga, pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, status kependudukan, status kepemilikan dan jenis rumah, dan lama tinggal. Penjelasan masing-masing kriteria karakteristik sosial ekonomi responden dapat dijabarkan pada pembahasan di bawah ini.

5.3.1 Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini 88 adalah berjenis kelamin laki-laki dan 12 berjenis kelamin perempuan. Perbandingan persentase jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.