4.5.5 Identifikasi Strategi Adaptasi terhadap Banjir Rob
Identifikasi strategi adaptasi terhadap banjir rob menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial MPE. Marimin 2004 menyatakan bahwa Metode
Perbandingan Eksponensial merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak atau disebut juga sebagai
model keputusan berbasis indeks kerja. tahapan yang harus dilakukan, yaitu: 1.
Menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih. Hasil identifikasi literatur dan wawancara kepada stakeholder diperoleh
beberapa alternatif adaptasi untuk meminimalisir dampak banjir rob, yaitu penanaman dan perawatan mangrove di sekitar pantai, pembuatan Alat Pemecah
Ombak APO, pembuatan Tembok Penahan Tanah TPT di sepanjang sungai, serta relokasi tempat tinggal. Alternatif adaptasi yang didapat dari pemerintah
adalah penanaman dan perawatan mangrove, pembuatan TPT, pembuatan APO. 2.
Menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang penting untuk dievaluasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder diperoleh empat kriteria keputusan yang menjadi dasar pengambilan kebijakan dalam strategi adaptasi
untuk banjir rob. Masing-masing kriteria keputusan tersebut adalah kesesuaian dengan SDM lokal, ketersediaan dana, waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan kegiatan adaptasi dan efektivitas teknis. Tabel matriks keputusan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Matriks keputusan dengan Metode Perbandingan Eksponensial MPE
No Alternatif
Kriteria Nilai
Rangking Kesesuaian
dengan SDM lokal
Ketersediaan dana
Waktu Efektivitas
teknis 1
Penanaman dan perawatan
mangrove 2
Pembuatan alat pemecah
ombak 3
Pembuatan tembok
penahan tanah di sepanjang
sungai
4 Relokasi
tempat tinggal Bobot
Sumber: Hasil Analisis Data 2013
3. Menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan atau
pertimbangan kriteria. Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara
dengan stakeholder. Tingkat kepentingan ditentukan dengan menentukan besarnya bobot dari masing-masing kriteria yang ada. Angka pembobotan
ditentukan berdasarkan skala ordinal dengan skala 1 sampai 3. Bobot 1 berarti kriteria tersebut tidak penting, bobot 2 jika kriteria penting dan bobot 3 berarti
sangat penting Ruswandi et al. 2008. 4.
Melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria 5.
Menghitung skor atau nilai total setiap alternatif 6.
Menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masing-masing alternatif.
Penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif,
semakin besar pula skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi eksponensial.
Formulasi perhitungan nilai untuk masing-masing alternatif dalam metode perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut Marimin 2004:
TNi = ∑ RKij
�� =1
… … … … … … … … … … . … … … … … … … … … … . Keterangan:
TNi = Total nilai alternatif ke-i
RK ij = Derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i
TKK j = Derajat kepentingan dari kriteria keputusan ke-j; TKK 0; bulat
n = Jumlah pilihan keputusan
m = Jumlah kriteria keputusan
4.6 Batasan Penelitian
Adapun batasan dari penelitian ini adalah: 1.
Nilai kerugian adalah nilai rugi yang ditanggung karena adanya suatu bencana dan belum diketahui pasti besarnya yang dalam penelitian ini adalah nilai
............................................................................ 4.13
kerugian akibat bencana banjir rob di Pesisir Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi..
2. Kerugian direct dalam penelitian ini mencakup biaya kehilangan peralatan
rumah tangga, biaya perbaikan peralatan rumah tangga dan bangunan rumah. 3.
Kerugian indirect dalam penelitian ini mencakup biaya kesehatan biaya pengobatan dan kehilangan pendapatan karena sakit, kehilangan pendapatan
karena memilih tidak pergi bekerja dan perubahan pendapatan dari usaha tambak.
4. Biaya perbaikan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk
memperbaiki kerusakan pada bangunan rumah dan peralatan rumah tangga akibat banjir rob. Nilai riil dari biaya perbaikan diperoleh melalui perhitungan
dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen dengan tahun dasar 2007=100. Satuan biaya perbaikan yaitu rupiah.
5. Biaya kehilangan adalah biaya peralatan rumah tangga yang rusak dan tidak
diperbaiki sehingga tidak dapat digunakan kembali sesuai fungsinya. Nilai riil dari biaya perbaikan diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan
Indeks Harga Konsumen dengan tahun dasar 2007=100. Satuan biaya perbaikan yaitu rupiah.
6. Biaya kesehatan adalah biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk mengobati
penyakit yang berasal dari genangan banjir rob dan hilangnya pendapatan responden akibat tidak bekerja karena sakit. Satuan biaya kesehatan yaitu
rupiah. 7.
Pendapatan usaha tambak adalah selisih antara total penerimaan usaha tambak dengan total biaya atau pengeluaran usaha tambak biaya variabel ditambah
biaya tetap, selama satu musim tanam yang dikeluarkan dalam satuan rupiah. 8.
Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk meminimalisir kerugian ekonomi akibat banjir rob. Biaya pencegahan yang
dihitung dalam penelitian ini adalah biaya pencegahan yang dikeluarkan masyarakat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir 2008-2013. Nilai riil dari
biaya perbaikan diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen dengan tahun dasar 2007=100. Satuan biaya perbaikan yaitu
rupiah.
9. Strategi adaptasi adalah upaya atau cara yang dipilih untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan yang dalam penelitian ini merupakan upaya yang dipilih dalam menghadapi banjir rob di Pesisir Kecamatan Muara
Gembong, Kabupaten Bekasi.