Jenis dan Sumber Data
22 keluarga, pendidikan terakhir, dan status kependudukan penduduk asli atau
bukan. Aspek yang dianalisis dalam karakteristik usaha perikanan budidaya KJA
dan perikanan tangkap berbeda. Untuk usaha budidaya perikanan KJA, meliputi: status pekerjaan, lama profesi, keanggotaan organisasi, jenis ikan yang
dibudidayakan, jumlah KJA yang dimiliki, jenis pelampung yang digunakan, dan status kepemilikan KJA. Aspek-aspek tersebut dianalisis untuk mengetahui
gambaran usaha budidaya ikan KJA yang ada di Waduk Cirata pada saat penelitian dilakukan.
Aspek karakteristik usaha perikanan tangkap yang dianalisis meliputi: status pekerjaan, lama profesi, jenis ikan yang ditangkap, dan jumlah tangkapan
per trip. Aspek-aspek tersebut dianalisis untuk mengetahui keadaan usaha perikanan tangkap di Waduk Cirata pada saat penelitian berlangsung.
Karakteristik perlu diidentifikasi dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kerugian yang dialami dan pencemaran air yang terjadi.
Persepsi responden mengenai pencemaran air yang terjadi di Waduk Cirata dianalisis dari beberapa aspek dan berbeda antara responden pembudidaya ikan
KJA dengan nelayan perikanan tangkap. Persepsi yang dianalisis pada responden pembudidaya ikan KJA: pemahaman mengenai pencemaran air waduk, perubahan
yang dirasakan akibat adanya pencemaran air di Waduk Cirata, persepsi mengenai jumlah KJA, dan persepsi mengenai peraturan terkait pengelolaan KJA. Persepsi
mengenai perubahan yang dirasakan akibat adanya pencemaran air di Waduk Cirata dijabarkan lagi dalam beberapa aspek, meliputi: hasil panen, lama produksi,
pakan yang diberikan, tingkat kematian ikan, dan kualitas hasil panen. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa perikanan budidaya KJA
juga merupakan salah satu sumber pencemaran dari dalam waduk bagi Waduk Cirata sehingga persepsi responden mengenai hal tersebut juga dikaji. Persepsi
yang ingin dikaji dijabarkan menjadi dua, yaitu persepsi responden terhadap jumlah KJA di Waduk Cirata dan jumlah KJA yang berlebihan menyebabkan
pencemaran perairan waduk atau tidak.
23 Sebenarnya sudah ada peraturan terkait perikanan budidaya KJA di Waduk
Cirata, seperti harus memiliki Ijin Usaha Perikanan IUP, Surat Perijinan Budidaya Ikan SPBI, dan Surat Penempatan Lokasi SPL BPWC, 2011. Akan
tetapi, peraturan tersebut cenderung diabaikan sehingga dari 21.151 petak KJA di wilayah Kabupaten Cianjur hanya 2.677 petak saja yang sudah memiliki SPL. Hal
ini menunjukkan lemahnya kelembagaan dalam pengelolaan Waduk Cirata. Selain itu, dari 810 pemilik KJA di Waduk Cirata, hampir sepertiga atau 184 pemilik
merupakan pendatang ASPINDAC dan PT. Cikal, 2011. Umumnya, pendatang yang berusaha di Waduk Cirata memiliki modal yang lebih besar daripada warga
lokal sehingga memiliki jumlah petak yang lebih banyak. Hal tersebut membuat peluang pemilik nonlokal untuk menyumbang material pencemar ke dalam
Waduk Cirata lebih besar dibandingkan pemilik lokal. Nelayan perikanan tangkap cenderung tidak terlalu berperan terhadap
pencemaran air di Waduk Cirata, tetapi tetap merasakan dampak dari pencemaran yang terjadi. Persepsi yang dikaji adalah mengenai jumlah KJA di Waduk Cirata
dan jumlah KJA yang berlebihan menyebabkan perairan waduk tercemar atau tidak.