Ruang Lingkup Penelitian Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi akibat Pencemaran Air di Waduk Cirata, Wilayah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat

10 muncul istilah penilaian kerusakan SDAL untuk mengetahui seberapa besar dampak kerusakan SDAL. Dalam penilaian kerusakan SDAL, terdapat perbedaan istilah antara injury dengan damage. Injury merupakan konsep ilmiah, dampak merugikan pada SDAL sebagai hasil dari sebuah kecelakaan, contohnya tumpahan minyak. Sementara damage adalah apa yang harus dilakukan atau bayarkan oleh pihak yang bertanggung jawab membuat masyarakat dan lingkungan mengalami injury. Secara singkat, damage dapat dinyatakan sebagai monetisasi dari injury Lee dan Bridgen, 2002. Penilaian kerusakan SDAL merupakan penerapan beberapa disiplin ilmu, yaitu sains, teknik, dan ekonomi. Penilaian kerusakan SDAL dikembangkan untuk dapat melakukan klaim di pengadilan. Selain itu, juga untuk mengidentifikasi alternatif-alternatif pemulihan SDAL dan masyarakat yang ‘terluka’ akibat suatu insiden. Pada dasarnya, penilaian kerusakan SDAL ini meliputi empat elemen, yaitu: preassessment, penentuan injury dan pengkuantifikasian, penilaian kerusakan, dan pengimplementasian restorasi. Tahap penilaian kerusakan dilakukan setelah menentukan injury dan menguantifikasi. Setelah menentukan sifat, ruang lingkup, dan skala injury, melalui penilaian kerusakanlah injury diterjemahkan ke dalam moneter atau sejumlah aktivitas yang akan mengompensasi masyarakat yang ‘terluka’ akibat suatu insiden tersebut Lee dan Bridgen, 2002.

2.3 Penilaian Kerusakan Ekosistem Waduk

Danau, kolam, dan waduk merepresentasikan ekosistem lentic air tergenang yang memiliki berbagai manfaat, seperti: penyedia air domestik, proses-proses industri, irigasi, ikan dan unggas air, pelindung dari banjir, rekreasi, dan sumber listrik tenaga air Arkagal, 2009. Saat ini, banyak waduk yang mengalami penurunan kualitas akibat pencemaran air atau sedimentasi dan tidak ditangani dengan baik karena adanya tuntutan ekonomi. Oleh karena itu, dibutuhkan kajian penilaian kerusakan di ekosistem waduk untuk menilai seberapa besar kehilangan dan kerugian yang terjadi akibat kerusakan yang terjadi di suatu waduk Kementerian Lingkungan Hidup, 2010. 11 Kajian untuk melakukan penilaian kerusakan membutuhkan teknik valuasi ekonomi SDAL ekosistem danau atau waduk. Danau atau waduk memiliki teknik valuasi yang sama karena karakteristik ekosistemnya mirip, hanya kronologis pembentukannya yang berbeda. Valuasi ekonomi SDAL ekosistem danau atau waduk adalah suatu usaha untuk memoneterkan sebagian atau seluruh nilai potensi barang atau jasa SDAL danau atau waduk. Teknik valuasi ini dapat dilakukan dengan menghitung nilai manfaat langsung, manfaat tidak langsung, nilai pilihan, dan nilai warisan. Secara ringkas, teknik valuasi ekonomi SDAL ekosistem danau atau waduk adalah sebagai berikut : 1. mengidentifikasi penyebab terjadinya kerusakan pada ekosistem untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kerusakan SDAL; 2. mengidentifikasi tipe penyebaran kerusakan, yaitu non-point source menyebar atau point source tidak menyebar; 3. mengidentifikasi tingkat atau intensitas kerusakan, yaitu menggolongkan tingkat kerusakan ke dalam kategori ringan, sedang, atau berat. Tingkat atau intensitas kerusakan ditelaah dari ekosistem yang diteliti, luasan, dampak terhadap manusia, dan dampak terhadap lingkungan; 4. mengidentifikasi SDAL yang rusak berdasarkan manfaat langsung, manfaat tidak langsung, manfaat pilihan, dan manfaat pewarisan; 5. Pemberian nilai ekonomi atau moneter. Penghitungan nilai total kerusakan SDAL danau atau waduk terdiri atas nilai SDAL yang telah rusak, biaya restorasi yang dikeluarkan untuk memulihkan kerusakan SDAL yang terjadi, dan biaya yang diperlukan untuk melakukan penghitungan nilai SDAL yang rusak. Selain itu, faktor waktu pemulihan recovery SDAL yang rusak memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam penghitungan Kementerian Lingkungan Hidup, 2010.

2.4 Pencemaran Air

Setiap kegiatan produksi dan konsumsi tidak hanya memberikan kepuasan dan keuntungan, tetapi juga menghasilkan residu yang menghasilkan eksternalitas negatif, salah satunya dalam bentuk pencemaran. Menurut Perman et al. 1996 dalam Fauzi 2010, pencemaran dalam perspektif biofisik adalah masuknya 12 aliran residual yang diakibatkan oleh kegiatan manusia ke dalam sistem lingkungan. Residual ini menyebabkan kerusakan atau tidak, tergantung pada kemampuan media lingkungan seperti tanah, air, atau udara itu sendiri. Dalam perspektif ekonomi, pencemaran tidak hanya dilihat dari hilangnya nilai ekonomi sumber daya akibat hilangnya kemampuan sumber daya secara kualitas dan kuantitas untuk menghasilkan barang dan jasa, melainkan juga dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Pencemaran air menurut USPHS Drinking Water Standards, Item 6 1962 dalam Arkagal 2009 adalah kehadiran substansi dari luar organik, anorganik, radiologis, atau biologis di dalam air yang membuat kualitas air menurun sehingga menimbulkan kerusakan atau menggangu kegunaan air tersebut. Air yang tercemar memiliki lebih banyak kualitas negatif dibandingkan kualitas positif ditinjau dari karakteristik fisik, kimia, dan biologi air itu sendiri. Karakteristik fisik meliputi: temperatur, kejernihan, dan kualitas-kualitas sejenis; karakteristik kimia meliputi: keberadaan substansi organik dan anorganik di dalam air, berapa banyak batasnya, atau bagaimana substansi tersebut terdispersi di air; sedangkan karakteristik biologi meliputi: identitas, dampak, dan organisme apa yang terdapat di dalamnya. Pencemaran air merupakan konsekuensi dari banyak peristiwa, antara lain: proses alami, erosi, dan aktivitas manusia Arkagal, 2009.

2.5 Pendekatan Economic Loss

Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup memiliki nilai-nilai yang terbagi menjadi nilai yang terhitung use values dan nilai yang tak terhitung non-use values. Keduanya perlu diestimasi untuk memperoleh nilai barang dan jasa lingkungan dari suatu sumber daya yang dikenal dengan valuasi ekonomi SDAL. Valuasi ekonomi SDAL yaitu suatu upaya mencari nilai moneter dari sebagian atau keseluruhan potensi SDAL menggunakan teknik-teknik penghitungan tertentu sesuai dengan tujuan pemanfaatan dan karakteristik SDAL tersebut Kementerian Lingkungan Hidup, 2007.