16 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah
urgensi penelitian untuk mengestimasi nilai kerugian ekonomi akibat pencemaran air di Waduk Cirata khusus di wilayah Kabupaten Cianjur ditinjau dari pihak
pemanfaat yang lebih luas. Pemanfaat Waduk Cirata yang dimaksud adalah kelompok pembudidaya ikan KJA wilayah Kabupaten Cianjur, nelayan perikanan
tangkap wilayah Kabupaten Cianjur, dan PT. PJB UP Cirata sebagai pengelola PLTA Cirata. Dengan demikian, hasil penelitian diharapkan dapat lebih
menggambarkan besarnya kerugian akibat pencemaran air di Waduk Cirata wilayah Kabupaten Cianjur.
17
III KERANGKA PEMIKIRAN
Waduk Cirata adalah salah satu waduk yang dimanfaatkan untuk banyak kegiatan, antara lain untuk budidaya perikanan KJA, Pembangkit Listrik Tenaga
Air PLTA, dan perikanan tangkap. Saat ini, jumlah KJA di Waduk Cirata telah melebihi kapasitas yang disarankan. Budidaya perikanan KJA menghasilkan
limbah berupa sisa pakan dan kotoran ikan yang dapat mencemari air waduk di samping adanya pencemaran dari hulu Sungai Citarum akibat pembuangan limbah
rumahtangga dan industri. Pencemaran air yang terjadi di Waduk Cirata menimbulkan kerugian bagi
para pemanfaatnya. PT. PJB UP Cirata mengalami peningkatan biaya operasional dan pengelolaan PLTA akibat adanya peningkatan laju korosi pada peralatan
PLTA. Budidaya perikanan KJA yang juga ikut berperan dalam pencemaran air Waduk Cirata pun mengalami kerugian karena hasil panen ikan menurun akibat
buruknya kualitas air. Nelayan perikanan tangkap mendapati hasil tangkapannya juga cenderung menurun selama beberapa tahun terakhir. Buruknya kualitas air ini
memicu terjadinya upwelling dan serangan koi herpesvirus KHV yang merugikan pembudidaya ikan KJA BPWC, 2011.
Kerugian-kerugian tersebut menunjukkan bahwa pencemaran air di Waduk Cirata membawa pengaruh yang nyata bagi para pemanfaatnya. Oleh karena itu,
perlu dilakukan estimasi nilai kerugian untuk mengetahui besar kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh pencemaran air yang terjadi di Waduk Cirata berdasarkan
kerugian yang diderita oleh pihak-pihak pemanfaatnya. Sebelumnya, perlu diketahui karakteristik dan persepsi pemanfaat Waduk Cirata untuk mengetahui
hubungannya dengan kerugian yang dialami, baik secara demografi maupun usahanya. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengestimasi kerugian ekonomi akibat
pencemaran air yang terjadi. Setiap tujuan menggunakan metode analisis data yang berbeda. Untuk
menjabarkan karakteristik dan persepsi pemanfaat Waduk Cirata, digunakan analisis deskriptif. Kemudian untuk mengestimasi kerugian ekonomi, digunakan
pendekatan economic loss dan benefit transfer. Seluruh hasil dari penelitian ini
18 diharapkan dapat menjadi referensi tambahan untuk perumusan kebijakan bagi
pengelolaan Waduk Cirata yang lebih baik.
: aspek yang dikaji
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Degradasi sumber daya
perairan Waduk Cirata
Budidaya perikanan
KJA Pemanfaatan sumber daya
perairan Waduk Cirata
PLTA Perikanan
tangkap Pembuangan
limbah rumahtangga dan
industri di hulu Sungai Citarum
Menyebabkan pencemaran air di
Waduk Cirata
Estimasi nilai kerugian akibat pencemaran air di Waduk Cirata
Referensi tambahan untuk perumusan kebijakan bagi pengelolaan yang lebih baik terkait dengan
penanganan pencemaran air yang terjadi di Waduk Cirata
Estimasi kerugian ekonomi
Pendekatan economic loss dan benefit transfer
Karakteristik dan persepsi pembudidaya ikan KJA dan
nelayan perikanan tangkap Analisis deskriptif
Hasil tangkapan ikan menurun
Hasil panen ikan KJA berkurang
Biaya operasional perawatan PLTA
meningkat
19
IV METODE PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Waduk Cirata wilayah Kabupaten Cianjur, yaitu Kecamatan Mande, Ciranjang, Sukaluyu, dan Cikalongkulon. Peta lokasi
penelitian dilampirkan pada Lampiran 1. Lokasi ini ditentukan secara purposive sengaja dengan pertimbangan bahwa Waduk Cirata sudah mengalami
pencemaran air yang telah menimbulkan kerugian ekonomi bagi pemanfaatnya, yaitu pembudidaya ikan KJA, nelayan perikanan tangkap, dan PT. PJB UP Cirata.
Selain itu, wilayah Kabupaten Cianjur merupakan wilayah Waduk Cirata yang paling luas dibandingkan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten
Purwakarta. Jumlah KJA di wilayah Kabupaten Cianjur juga merupakan terbanyak kedua di antara ketiga zona, yaitu sebanyak 21.500 petak.
Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama adalah identifikasi permasalahan yang dilanjutkan dengan penentuan lokasi. Tahap kedua,
peneliti melakukan pengambilan data selama tiga bulan, yaitu mulai dari Bulan Oktober hingga Desember 2013. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data
dilanjutkan dengan penyusunan skripsi yang dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu pada Bulan Januari hingga Maret.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh
dengan melakukan wawancara kepada responden menggunakan kuesioner atau panduan daftar pertanyaan guideline. Data sekunder diperoleh dari data-data
yang telah dihimpun oleh stakeholder terkait yaitu, Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Perikanan Cianjur, Badan Pengelola Waduk Cirata BPWC, dan PT.
Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkit Cirata PT. PJB UP Cirata. Selain itu, data juga diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan seperti buku, jurnal,
artikel, penelitian terdahulu, dan internet.
20
4 .3 Metode Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel non-probability sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang tidak menghiraukan prinsip-
prinsip kemungkinan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pemilihan sampel secara sengaja dengan menggunakan pertimbangan bahwa responden
merupakan pihak-pihak yang memang terkait dengan kebutuhan penelitian Nasution, 2003. Metode ini digunakan untuk semua tipe responden. Responden
penelitian ini adalah pembudidaya ikan KJA sebanyak 30 orang, nelayan perikanan tangkap sebanyak 30 orang, dan dua orang key person dari BPWC dan
PT. PJB UP Cirata. Kriteria untuk responden pembudidaya ikan KJA adalah berusia lebih dari atau sama dengan 15 tahun, merasakan pencemaran air di
Waduk Cirata, mengalami penurunan hasil panen pada tahun 2013 akibat upwelling atau KHV. Kriteria untuk responden nelayan perikanan tangkap adalah
merasakan adanya pencemaran air di Waduk Cirata dan diutamakan yang mengalami penurunan hasil tangkapan pada tahun 2013.
4.4 Metode Analisis Data
Seluruh data yang terkumpul selanjutnya diolah menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan rincian metode analisis disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Metode Analisis Data
No. Tujuan Penelitian
Parameter Sumber Data
Metode Analisis Data
1. Mengidentifikasi
karakteristik pembudidaya ikan
KJA dan nelayan perikanan tangkap di
Waduk Cirata wilayah Kabupaten
Cianjur dan persepsi mereka terhadap
pencemaran air yang terjadi
Data karakteristik demografi, karakteristik
usaha budidaya perikanan, dan persepsi petambak ikan
KJA; data karakteristik demografi, karakteristik
usaha, dan persepsi nelayan perikanan tangkap
Data primer Analisis
deskriptif
21 Tabel 1 lanjutan
2. Mengestimasi nilai
total kerugian ekonomi akibat
pencemaran air di Waduk Cirata
wilayah Kabupaten Cianjur pada tahun
2013 Pembudidaya ikan KJA :
data produksi panen ikan mas dan nila tahun 2012
dan 2013, harga ikan pada tahun 2013, frekuensi
panen tahun 2012 dan 2013, dan jumlah petak
ikan mas dan nila tahun 2013;
Nelayan perikanan tangkap : data jumlah
nelayan perikanan tangkap, jumlah tangkapan ikan pada
tahun 2012 dan 2013, total biaya per trip tahun 2012
dan 2013, harga ikan pada tahun 2013, dan jumlah trip
per tahun pada tahun 2012 dan 2013
PLTA : data biaya tiap perawatan PLTA dan data
intensitas perawatan PLTA pada tahun 2012 dan 2013
Data primer dan data sekunder
Pendekatan economic loss,
metode benefit transfer
4.4.1 Analisis Deskriptif
Tujuan pertama dari penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan salah satu jenis statistik analisis data
dalam sebuah riset untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data mentah yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan umum atau generalisasi. Ciri-ciri analisis deskriptif adalah data disampaikan dalam bentuk tabel, grafik, dan ukuran-ukuran statistik, seperti:
persentase dan angka indeks. Analisis ini tidak menggunakan uji signifikansi karena tidak mengandung kesalahan dalam generalisasi Purwoto, 2007.
Responden penelitian terdiri atas dua kelompok, yaitu pembudidaya ikan KJA dan nelayan perikanan tangkap. Aspek yang dianalisis pada responden
adalah karakteristik dan persepsi responden terhadap pencemaran air yang terjadi di Waduk Cirata. Karakteristik responden dibagi menjadi dua bagian, yaitu
karakteristik demografi dan karakteristik usaha. Aspek yang diteliti dalam karakteristik demografi untuk pembudidaya ikan KJA sama dengan nelayan
perikanan tangkap: jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah tanggungan
22 keluarga, pendidikan terakhir, dan status kependudukan penduduk asli atau
bukan. Aspek yang dianalisis dalam karakteristik usaha perikanan budidaya KJA
dan perikanan tangkap berbeda. Untuk usaha budidaya perikanan KJA, meliputi: status pekerjaan, lama profesi, keanggotaan organisasi, jenis ikan yang
dibudidayakan, jumlah KJA yang dimiliki, jenis pelampung yang digunakan, dan status kepemilikan KJA. Aspek-aspek tersebut dianalisis untuk mengetahui
gambaran usaha budidaya ikan KJA yang ada di Waduk Cirata pada saat penelitian dilakukan.
Aspek karakteristik usaha perikanan tangkap yang dianalisis meliputi: status pekerjaan, lama profesi, jenis ikan yang ditangkap, dan jumlah tangkapan
per trip. Aspek-aspek tersebut dianalisis untuk mengetahui keadaan usaha perikanan tangkap di Waduk Cirata pada saat penelitian berlangsung.
Karakteristik perlu diidentifikasi dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kerugian yang dialami dan pencemaran air yang terjadi.
Persepsi responden mengenai pencemaran air yang terjadi di Waduk Cirata dianalisis dari beberapa aspek dan berbeda antara responden pembudidaya ikan
KJA dengan nelayan perikanan tangkap. Persepsi yang dianalisis pada responden pembudidaya ikan KJA: pemahaman mengenai pencemaran air waduk, perubahan
yang dirasakan akibat adanya pencemaran air di Waduk Cirata, persepsi mengenai jumlah KJA, dan persepsi mengenai peraturan terkait pengelolaan KJA. Persepsi
mengenai perubahan yang dirasakan akibat adanya pencemaran air di Waduk Cirata dijabarkan lagi dalam beberapa aspek, meliputi: hasil panen, lama produksi,
pakan yang diberikan, tingkat kematian ikan, dan kualitas hasil panen. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa perikanan budidaya KJA
juga merupakan salah satu sumber pencemaran dari dalam waduk bagi Waduk Cirata sehingga persepsi responden mengenai hal tersebut juga dikaji. Persepsi
yang ingin dikaji dijabarkan menjadi dua, yaitu persepsi responden terhadap jumlah KJA di Waduk Cirata dan jumlah KJA yang berlebihan menyebabkan
pencemaran perairan waduk atau tidak.