Karakteristik Usaha Responden Nelayan Perikanan Tangkap

48 ikan sehingga banyak nelayan perikanan tangkap yang sementara beralih profesi menjadi petani, kuli, atau mengolah ladang. Mereka akan kembali menangkap ikan setelah musim penghujan datang dan volume air waduk naik karena jumlah ikan yang bisa ditangkap sudah banyak.

6.2 Persepsi Responden terkait Pencemaran Air di Waduk Cirata

Persepsi responden dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana pandangan dan pendapat responden pemanfaat Waduk Cirata mengenai pencemaran air yang terjadi di Waduk Cirata. Persepsi ini bisa dipengaruhi oleh karakteristik responden maupun adanya motif ekonomi yang melatarbelakangi.

6.2.1 Responden Pembudidaya Ikan Keramba Jaring Apung

Pencemaran air di Waduk Cirata ditandai dengan adanya perubahan kualitas air menjadi lebih keruh, lebih kotor, dan terkadang berbau. Pencemaran ini terjadi dari tahun ke tahun dan menimbulkan beberapa dampak lingkungan seperti upwelling dan KHV. Tabel 7 menunjukkan bahwa seluruh responden pembudidaya ikan KJA mengetahui apa yang dimaksud dengan pencemaran. Walaupun tidak semua responden dapat menjelaskan dengan tepat pengertian dari terminologi pencemaran air waduk, tetapi semuanya memahami pengertian dari pencemaran air waduk dan dapat menjelaskan secara singkat, yaitu adanya perubahan kualitas pada air waduk dari segi warna, tingkat kekeruhan, dan bau. Tabel 7 Persepsi Responden Pembudidaya Ikan KJA mengenai Pengertian Pencemaran Air Waduk Mengetahui yang dimaksud dengan pencemaran air waduk Jumlah Responden orang Persentase Ya 30 100,00 0,00 Tidak Total Responden 30 100,00 Pencemaran air di Waduk Cirata menimbulkan dampak yang dirasakan langsung oleh para responden pembudidaya ikan KJA. Dampak tersebut dilihat dari adanya perubahan yang dirasakan pada aspek hasil panen, lama produksi, 49 jumlah pakan yang diberikan, tingkat kematian ikan, dan kualitas hasil panen Tabel 8. Tabel 8 Persepsi Responden Pembudidaya Ikan KJA tentang Perubahan yang Dirasakan akibat Pencemaran Air di Waduk Cirata No. Indikator Perubahan Jumlah Responden orang Persentase 1. Hasil panen Menurun 30 100,00 Meningkat 0,00 Tetap 0,00 Tidak tahu 0,00 Total Responden 30 100,00 2. Lama produksi Semakin lama 25 83,33 Semakin cepat 5 16,67 Tetap 0,00 Tidak tahu 0,00 Total Responden 30 100,00 3. Pakan yang diberikan Menurun 11 36,67 Meningkat 6 20,00 Tetap 11 36,67 Tidak tahu 2 6,67 Total Responden 30 100,00 4. Tingkat kematian ikan Menurun 24 80,00 Meningkat 4 13,33 Tetap 2 6,67 Tidak tahu 0,00 Total Responden 30 100,00 5. Kualitas hasil panen Menurun 26 86,67 Meningkat 2 6,67 Tetap 2 6,67 Tidak tahu 0,00 Total Responden 30 100,00 Pada Tabel 8 dapat dilihat pada aspek hasil panen bahwa 100,00 responden mengalami penurunan pada hasil panen syarat purposive dari pengambilan sampel responden pembudidaya ikan KJA. Penurunan hasil panen mengindikasikan bahwa pencemaran air di Waduk Cirata telah memengaruhi hasil panen para pembudidaya ikan, yaitu dari adanya upwelling dan KHV. Pada aspek lama produksi, sebanyak 83,33 responden pembudidaya ikan KJA merasakan kini pemeliharaan ikan semakin lama. Masa produksi yang 50 semakin lama disebabkan pertumbuhan ikan yang menjadi terhambat karena kualitas air yang buruk. Responden yang menyatakan waktu produksinya semakin cepat dikarenakan melakukan penambahan pemberian pakan. Pemberian pakan yang semakin banyak membuat ikan lebih cepat besar sehingga bisa semakin cepat dipanen. Petani yang demikian merupakan petani yang memiliki modal lebih untuk dapat melakukan penambahan pakan. Selain itu, adanya permintaan ikan pada ukuran tertentu oleh pengumpul juga menjadi alasan panen bisa dilakukan lebih cepat atau lebih lama. Berdasarkan aspek pakan yang diberikan, sebanyak 36,67 responden melakukan penurunan pemberian pakan dan tidak melakukan perubahan pada pemberian pakan. Sebanyak 20,00 responden melakukan penambahan pakan dan 6,67 lainnya tidak mengetahui apakah ada peningkatan pakan atau tidak. Hal tersebut menunjukkan bahwa pencemaran air cenderung tidak berpengaruh terhadap pola pemberian pakan ikan. Responden yang mengurangi pemberian pakan beralasan bahwa hal tersebut adalah untuk menyiasati kondisi perairan yang sedang kurang bagus ketika potensi kematian ikan tinggi, misalnya menjelang upwelling atau terkena KHV. Jika pakan terlalu banyak diberikan sedangkan banyak ikan yang akhirnya mati, hal ini dapat meningkatkan kerugian pembudidaya ikan. Disisi lain, alasan responden pembudidaya ikan KJA yang meningkatkan jumlah pakan adalah untuk mempercepat masa panen. Ditinjau dari aspek kematian ikan, sebanyak 80,00 responden menyatakan bahwa tingkat kematian ikan semakin meningkat, 13,33 responden menyatakan bahwa tingkat kematian ikan menurun, dan sisanya menyatakan tetap. Hal ini dikarenakan kondisi perairan masing-masing lokasi KJA berbeda sehingga memiliki kualitas air yang berbeda pula. Ikan yang dibudidayakan di lokasi yang kandungan oksigennya baik akan lebih kuat sehingga tingkat kematiannya rendah dibandingkan ikan yang dibudidayakan di lokasi yang tingkat oksigennya rendah. Semakin tinggi tingkat pencemaran, maka kandungan oksigen di dalam air semakin sedikit. Menurut aspek kualitas hasil panen, sebanyak 86,67 responden menyatakan bahwa kualitas hasil panen mereka menurun dan 6,67 responden mengatakan bahwa kualitas hasil panen meningkat serta tetap. Kualitas hasil 51 panen yang menurun dirasakan dari ikan yang lebih cepat membusuk. Tubuh ikan mengandung protein sekitar 18,00 hingga 30,00, air dengan kadar 80,00, dan pH tubuh mendekati netral. Kondisi tersebut merupakan kondisi yang ideal sebagai tempat tumbuh bakteri pembusuk atau organisme lain sehingga ikan termasuk golongan komoditas yang mudah rusak highly perishable Santoso, 2003. Namun, kondisi air kotor yang mengandung banyak kuman dan bakteri dari luar dan masuk ke dalam jaringan tubuh ikan mati kemudian menghancurkannya menjadi salah satu faktor yang mempercepat pembusukan ikan Kordi dan Ghufron, 2010. Responden yang merasakan kualitas panennya meningkat dikarenakan mereka menggunakan bibit ikan yang lebih baik dari sebelumnya sehingga kualitasnya lebih bagus. Bibit ikan yang bagus biasanya lebih tahan terhadap serangan penyakit sehingga kualitasnya panenannya juga lebih baik. Tabel 9 Persepsi Responden Pembudidaya Ikan KJA mengenai Hubungan Jumlah KJA dengan Pencemaran Air di Waduk Cirata No. Persepsi terhadap Pencemaran Jumlah Responden orang Persentase 1. Jumlah KJA di Waduk Cirata sudah sangat berlebihan Ya 26 86,67 Tidak 4 13,33 Total Responden 30 100,00 2. KJA berlebihan menyebabkan pencemaran perairan waduk Ya 25 83,33 Tidak 5 16,67 Total Responden 30 100,00 Sebanyak 86,67 pembudidaya ikan KJA menyatakan bahwa jumlah KJA di Waduk Cirata sudah sangat berlebihan dan populasinya semakin tidak terkontrol. Jumlah KJA yang berlebihan dirasakan mengganggu produksi ikan KJA itu sendiri. Hal ini dikarenakan banyaknya sampah dari KJA mengakibatkan air semakin tercemar sehingga menimbulkan penyakit pada ikan. Sebanyak 83,33 responden menyatakan bahwa jumlah KJA yang berlebihan menyebabkan pencemaran perairan waduk. Responden-responden tersebut mengetahui bahwa salah satu sumber pencemaran air di Waduk Cirata adalah sisa pakan dan kotoran ikan dari KJA, sehingga semakin banyak KJA maka akan menghasilkan sisa pakan dan kotoran ikan yang semakin banyak pula. Terdapat kecenderungan