41 Dengan pakan yang tercukupi, pembesaran ikan dapat dilakukan dengan optimal
oleh pemilik KJA. Berdasarkan Tabel 4, sejumlah 63,33 responden pembudidaya ikan KJA
memiliki 1 hingga 5 unit KJA dan hanya 3,33 saja yang memiliki lebih dari 15 unit KJA. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden bukanlah
pemilik KJA perorangan yang memiliki skala usaha besar. Menurut analisis dari Staf UPTD Perikanan Cianjur 2013, dengan kondisi budidaya perikanan KJA
pada saat penelitian dilakukan, minimal pemilik harus memiliki 4 unit KJA untuk bisa mencapai titik impas produksi. Jika pembudidaya memiliki kurang dari 4 unit,
maka cenderung akan merugi. Menurut ukuran petak KJA, KJA milik responden juga sangat bervariasi,
yaitu ukuran 7x7x7 m, 14x7x7 m, dan 14x14x7 m. Variasi ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan lokasi KJA itu sendiri. Jika kondisi airnya bagus, maka
ukurannya akan semakin kecil karena kandungan oksigen bagi ikan masih mencukupi. Akan tetapi, jika kondisi airnya buruk, maka ukurannya akan semakin
luas karena ikan membutuhkan ruang gerak yang lebih untuk mendapatkan oksigen. Jika tidak disiasati seperti itu, pembudidaya ikan akan menghadapi resiko
kematian ikan yang lebih tinggi ketika terjadi upwelling. Terdapat dua jenis pelampung yang digunakan oleh responden, yaitu
pelampung drum dan busa atau styrofoam. Sebanyak 46,67 responden menggunakan perpaduan keduanya. Pelampung drum diletakkan di sudut-sudut
bangunan KJA karena lebih kuat menopang bangunan KJA daripada pelampung styrofoam, sedangkan pelampung styrofoam diletakkan sepanjang kerangka besi
bangunan KJA. Jenis pelampung untuk konstruksi KJA ada tiga, yaitu pelampung plastik, drum, dan busa. Pelampung plastik adalah pelampung yang paling ramah
lingkungan karena awet Departemen Kelautan dan Perikanan dan ACIAR, 2007, tetapi harganya cenderung mahal, yaitu Rp 180.000,00. Pelampung drum adalah
pelampung dengan kualitas sedang dengan masa pakai rata-rata 6 tahun dan harga Rp 120.000,00. Sementara itu, pelampung busa adalah pelampung yang sangat
berpotensi mencemari perairan karena mudah rusak masa pakai 1-2 tahun. Akan tetapi, pelampung busa paling banyak dipakai pembudidaya ikan karena harganya
paling murah, yaitu Rp 60.000,00. Oleh karena itu, sebagian besar petani
42 mengombinasikan pelampung drum dan busa untuk menekan biaya konstruksi
KJA. Seluruh responden menyatakan bahwa unit KJA yang dimiliki adalah
milik pribadi. Tidak semua unit KJA tersebut baru pada saat awal pembelian. Sebagian ada yang membeli KJA bekas yang sudah tidak dipergunakan oleh
pemilik sebelumnya namun masih layak. KJA yang baru pun tidak sepenuhnya memakai bahan yang baru. Bahan-bahan dari KJA yang sudah tidak dipakai
namun layak diambil kemudian dicampur dengan bahan-bahan yang baru untuk membuat sebuah unit KJA baru yang selanjutnya dijual. Oleh karena itu, harga
per unit KJA pun bervariasi tergantung banyak atau sedikitnya bahan baru yang digunakan untuk membuat KJA tersebut. Biasanya satu unit KJA baru dijual
seharga Rp 20.000.000,00 sampai Rp 24.000.000,00. Apabila pembudidaya ikan ingin membangun KJA sendiri dengan material yang seluruhnya baru beberapa
pembudidaya ikan KJA memiliki kemampuan untuk membuat KJA, maka diperlukan biaya Rp 3.000.000,00 sampai Rp 5.000.000,00 lebih mahal
dibandingkan dengan membeli.
6.1.2 Nelayan Perikanan Tangkap
Profesi yang juga umum dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan Waduk Cirata di wilayah Kabupaten Cianjur adalah sebagai nelayan perikanan
tangkap. Berbeda dengan pembudidaya ikan KJA, pekerjaan sebagai nelayan perikanan tangkap dibedakan menjadi pekerjaan hobi pekerjaan nelayan
cenderung sebagai pengisi waktu luang, pekerjaan sambilan nelayan yang tidak hanya menggantungkan sumber pendapatan dari menjadi nelayan perikanan
tangkap, dan pekerjaan tetap nelayan yang menggantungkan sebagian besar pemenuhan kebutuhan hidupnya dari hasil menangkap ikan Koordinator
Nelayan Kabupaten Cianjur, 2013. Nelayan perikanan tangkap juga ada yang bersifat musiman yang hanya menangkap ikan pada saat volume air waduk pasang
pada musim penghujan. Selain itu, nelayan perikanan tangkap di Waduk Cirata merupakan nelayan perikanan tangkap perairan umum sehingga tidak mengenal
musim angin barat dan angin timur seperti halnya di laut. Perairan umum menurut SK Gubernur Jawa Barat No.41 Tahun 2002 adalah semua air yang terdapat di
43 atas daratan, baik yang mengalir maupun yang tergenang yang berada di sungai,
danausituwaduk, rawa dan mata air lainnya yang bukan saluran irigasi yang dikuasai oleh negara dan berada dalam kewenangan Pemerintah Daerah.
6.1.2.1 Karakteristik Demografi Responden Nelayan Perikanan Tangkap
Tabel 5 menunjukkan bahwa seluruh responden nelayan perikanan tangkap adalah laki-laki. Hal ini terkait dengan status pernikahan responden, yaitu
sebanyak 93,33 responden sudah berkeluarga sehingga perlu mencari nafkah untuk mendapatkan penghasilan. Responden yang belum menikah hanya
responden yang berusia kurang dari 20 tahun. Sementara itu, berdasarkan jumlah tanggungan keluarga, sebanyak 66,67 responden memiliki kurang dari atau
sama dengan 2 orang tanggungan keluarga. Menurut sebaran kelompok usia, sebaran umur responden hampir merata
dari 15 sampai lebih dari 54 tahun yang didominasi oleh usia 25 sampai 34 tahun dan 45 sampai 54 tahun, yaitu masing-masing sebesar 26,67. Pada responden
nelayan perikanan tangkap terdapat pula nelayan perikanan tangkap yang berusia kurang dari 20 tahun, yaitu sebanyak 2 orang. Nelayan-nelayan tersebut adalah
lulusan SMP yang kemudian menjadi nelayan perikanan tangkap untuk membantu meringankan tanggungan hidup keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa profesi
nelayan perikanan tangkap lebih beragam menurut sebaran usia dibandingkan dengan pembudidaya ikan KJA.
Tabel 5 Karakteristik Demografi Responden Nelayan Perikanan Tangkap
No. Karakteristik Demografi
Jumlah Responden
orang Persentase
1. Jenis kelamin
Laki-laki 30
100,00 Perempuan
0,00 Total Responden
30 100,00
2. Usia tahun
15-24 4
13,33 25-34
8 26,67
35-44 6
20,00 45-54
8 26,67
54 4
13,33 Total Responden
30 100,00
44 Tabel 5 lanjutan
No. Karakteristik Demografi
Jumlah Responden
orang Persentase
3. Status pernikahan
Menikah 28
93,33 Belum menikah
2 6,67
Total Responden 30
100,00 4.
Tanggungan keluarga orang
2 20
66,67 3-5
10 33,33
5 0,00
Total Responden 30
100,00 5.
Pendidikan terakhir Tidak sekolah
2 6,67
SD 20
66,67 SMP
7 23,33
SMA 0,00
Perguruan Tinggiakademi
1 3,33
Total Responden 30
100,00 6.
Penduduk asli Ya
19 56,67
Bukan 11
43,33 Total Responden
30 100,00
Berdasarkan tingkat pendidikan, seperti halnya responden pembudidaya ikan KJA, mayoritas responden nelayan perikanan tangkap hanya berpendidikan
akhir sampai SD, sedangkan yang sampai lulus SMP hanya 23,33. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan rata-rata responden nelayan perikanan tangkap
masih rendah. Adapun responden yang memiliki pendidikan sampai perguruan tinggi karena profesi nelayan perikanan tangkap bukanlah pekerjaan utama,
melainkan hanya sampingan. Profesi menjadi nelayan perikanan tangkap membutuhkan modal yang relatif lebih kecil dibandingkan menjadi pembudidaya
ikan KJA, yaitu sekitar Rp 500.000,00 sehingga pekerjaan ini lebih terjangkau untuk ditekuni.
Menurut status kependudukan, sebagaimana kelompok pembudidaya ikan KJA, kelompok nelayan perikanan tangkap juga tidak hanya berasal dari wilayah
setempat. Sebanyak 56,67 responden berasal dari daerah setempat, sedangkan 43,33 berasal dari luar Kabupaten Cianjur.
45
6.1.2.2 Karakteristik Usaha Responden Nelayan Perikanan Tangkap