9
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Waduk Cirata
Waduk merupakan bangunan penyimpan air buatan manusia yang dibuat dengan tujuan tertentu, misalnya irigasi yang termasuk kategori perairan darat.
Waduk sebagai bangunan utama memilik bangunan penunjang, seperti bangunan pelimpah spillway yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan air ke luar
bangunan waduk, bangunan pengambilan intake untuk mengambil air dari dalam waduk, pipa pesat sebagai pembangkit listrik tenaga air, dan lain-lain. Nama lain
untuk waduk, yaitu dam, bendungan, atau reservoir. Setelah dibangun, waduk membutuhkan operasi dan pemeliharaan yang baik. Dalam Undang-Undang,
waduk termasuk ke dalam kawasan pengelolaan perikanan Republik Indonesia untuk penangkapan ikan danatau pembudidayaan ikan Kodoatie dan Sjarief,
2010. Waduk Cirata adalah salah satu dari tiga waduk cascade waduk seri yang
dibangun dengan membendung aliran Sungai Citarum. Waduk ini merupakan waduk multifungsi dengan fungsi utama sebagai PLTA dan fungsi-fungsi lainnya
untuk perikanan, lalu lintas, pertanian, pariwisata, dan kegiatan ekonomi lainnya. Luas Waduk Cirata adalah 6.200 ha yang dalam pembangunannya harus
menggenangi sebanyak 32 desa dan 7 kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Purwakarta. Waduk Cirata memiliki
karakteristik yang khas karena karakteristik ekosistemnya dipengaruhi oleh ekosistem waduk di bagian hulunya, yaitu Waduk Saguling sebagai konsekuensi
tipe waduk berseri. Kondisi Waduk Jatiluhur saat ini sudah sangat tercemar sehingga sudah tidak bisa lagi digunakan untuk budidaya perikanan KJA
Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007.
2.2 Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber daya alam dan lingkungan SDAL memiliki manfaat yang besar bagi manusia. Akan tetapi, pemanfaatan manusia yang terlalu eksploitatif pada
akhirnya dapat merusak keberadaan sumber daya alam itu sendiri. Oleh karena itu,