Gambaran Umum Kabupaten Cianjur

30 secara ekonomi dan lingkungan untuk budidaya perikanan KJA. Hal ini disebabkan oleh meledaknya populasi KJA yang kemudian mempengaruhi kualitas air di Waduk Cirata. Kualitas air yang masuk ke dalam Waduk Cirata memang sudah tergolong tercemar mengingat Sungai Citarum sebagai sumber air bagi Waduk Cirata juga sudah tercemar. Akan tetapi, KJA sendiri juga memberikan kontribusi dalam penurunan kualitas air di Waduk Cirata dengan sisa pakan ikan, feses ikan, dan sampah rumahtangga yang dihasilkannya. Pada umumnya, konstruksi satu unit KJA terdiri atas empat petak yang dibangun menggunakan rangka besi dan pelampung drum. Ukuran satu petak KJA adalah 7x7 m dan memiliki luas jaring sekitar 200 m dengan kedalaman 7 m. Sebagian pembudidaya ikan KJA di Waduk Cirata mengganti sejumlah rangka besi dengan bambu dan pelampung drum dengan pelampung busa untuk meminimalkan biaya. Pembudidaya ikan KJA di Waduk Cirata menggunakan tiga jenis pelampung mulai dari yang termahal hingga yang termurah, yaitu: pelampung plastik, drum, dan busa atau styrofoam yang dibentuk balok. Tingkat keawetan pelampung berbanding lurus dengan harga. Saat ini konstruksi KJA yang umum sudah jarang diterapkan di Waduk Cirata karena faktor lingkungan. Sebagian besar pembudidaya ikan KJA di Cirata menerapkan sistem dolos, yaitu menggabungkan setiap 2 petak ukuran 7x7 m menjadi 1 petak ukuran 14x7 m. Kondisi air yang sudah semakin tercemar membuat ikan kekurangan oksigen jika masih menggunakan konstruksi yang umum sehingga potensi kematian pada ikan meningkat. Pembudidaya ikan KJA menyiasati kondisi tersebut dengan mengubah konstruksi KJA dari konstruksi yang umum menjadi dolos untuk menambah ruang gerak bagi ikan memperoleh oksigen yang cukup. Konstruksi jaring yang dipakai pada KJA di Waduk Cirata terdiri dari dua lapis. Lapisan pertama yang digunakan untuk budidaya ikan mas direntangkan di atas, selanjutnya lapisan kedua untuk budidaya ikan nila diletakkan di bawah lapisan pertama yang disebut kolor. Konstruksi seperti ini bertujuan untuk efisiensi pemberian pakan. Pakan hanya diberikan pada ikan mas saja, sedangkan sisa pakan yang tidak dimakan oleh ikan mas akan dimakan oleh ikan nila yang berada di bawahnya. Konsekuensinya, panen ikan nila cenderung dua kali lebih 31 lama daripada ikan mas. Meskipun begitu, pendapatan dari budidaya ikan nila dianggap keuntungan tambahan oleh pembudidaya karena ikan nila tidak membutuhkan tambahan pakan untuk pembesarannya. Tabel 2 Rekapitulasi Jumlah KJA di Waduk Cirata Tahun 2011