Manajemen Griya Yatim dan Dhuafa

D. Daftar Nama Anak-anak Asrama Griya Yatim dan Dhuafa cabang Bintaro

No Nama Lengkap Nama Panggilan Tempat Lahir Tanggal Lahir Jenis Kelamin Nama Sekolah Kelas 1 Khuluqill Hasanah Hasanah Tangerang 02 November 1998 P SMK Bintang Nusantara 1 2 Ressa Nurafifah Ressa Sukabumi 08 Juni 2002 P MTS Unwanun najah 1 3 Silmi Silmi Tangerang 05 November 1999 P SMK Letris 1 4 Kamila Faradila Kamila Tangerang 24 Desember 2001 P MI Unwanun najah 6 5 Dwi Anis Fitria Dwi Tangerang 12 Februari 2000 P SMA Al- Mubarak 1 6 Nadia Salwa Nadia Tangerang 14 Desember 2004 P MI Unwanun najah 5 7 Syakila Cahya Kamila Syakila Tangerang 03 April 2007 P SDI Al- Fajar 2 8 Nova Rustiana Nova Sukabumi 19 September 2002 P MTS Unwanun najah 1 9 Syahidah Fatimah Saidah Sukabumi 27 Januari 2007 P MI Unwanun najah 4 10 Hamidah Hamida Tangerang 15 November 2002 P MI Unwanun najah 6 11 Mariyah Mariya Tangerang 09 Juli 2007 P Abudzar 2 12 Aisyah Aisyah Tangerang 26 Juli 2011 P Belum Sekolah - Tabel 3.2. Daftar Nama Anak Yatim Asrama GYD Bintaro tahun 2016

E. Prestasi Asrama Griya Yatim dan Dhuafa Cabang Bintaro Tahun 2016

1. Hamidah juara 2 kelas di MI Unwatunnajah. 2. Syakila Cahya Kamila juara 3 kelas dan mendapat beasiswa di SDI Al-Fajar. 3. Kamila Faradila juara 3 kelas di MI Unwatunnajah. 4. Khuluqil Hasanah juara 3 kelas di SMK Bintang Nusantara dan juara 3 lomba Tahsin antarasrama Griya Yatim dan Dhuafa. 5. Syahidah Fatimah juara 2 lomba Tahfiz qur’an antarasrama Griya Yatim dan Dhuafa. 74

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Tahapan Penetrasi Sosial antara Pengasuh dan Anak Yatim dalam

Membangun Relasi di Asrama Griya Yatim dan Dhuafa Cabang Bintaro Teori penetrasi sosial mempunyai empat tahapan dalam perkembangan hubungan antar-individu, antara lain:

1. Tahap Orientasi

Tahap orientasi adalah tahap saat komunikasi yang terjadi bersifat tidak pribadi. Para individu yang terlibat hanya menyampaikan informasi yang bersifat sangat umum saja. Selama tahap ini, pernyataan-pernyataan yang dibuat biasanya hanya hal-hal yang klise. Orang biasanya bertindak sesuai dengan cara yang dianggap baik secara sosial dan berhati-hati untuk tidak melanggar harapan sosial. Selain itu, individu-individu tersenyum manis dan bertindak sopan pada tahap orientasi. Begitu pula di sebuah asrama yatim Griya Yatim dan Dhuafa. Waktu yang dibutuhkan oleh pengasuh untuk membangun sebuah relasi terhadap anak yatim tidak dapat diprediksi atau tidak dapat ditentukan. Karena masing-masing anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, ada yang mudah dipahami ada juga yang sulit. Selain itu dalam sebuah asrama yatim anak-anak yang tinggal terdiri dari berbagai usia. Dalam mengenali karakter anak mempunyai beberapa kesulitan dan kemudahan dilihat dari segi usianya. Artinya dalam memahami karakter anak-anak yang usianya masih kecil maupun anak-anak yang sudah beranjak dewasa masing-masing mempunyai kemudahan dan kesulitan, begitu pula pada tahap orientasi. Orientasi merupakan tahapan paling awal atau tahapan perkenalan, di mana anak-anak baru memulai untuk beradaptasi. Sebagaimana sesuai dengan hasil wawancara dengan Imelda Iskandar selaku ibu asrama mengatakan bahwa: “Prosesnya sih lama. Macam-macam, ada yang satu bulan, ada yang satu tahun, bahkan ada yang sampai sekarang saya sulit untuk memahaminya. Namanya memahami karakter anak-anak itu beda. Untuk memahami karakter anak kandung aja sampai dia besar kita harus paham, apalagi memahami karakter anak-anak yang banyak seperti ini. Dan itu gak ada batasnya dan jangka waktunya tidak bisa diperkirakan. Kita disini semua disama ratakan. Untuk memahami karakter anak-anak itu butuh waktu yang lama. Misalnya sama anak yang masih TK pemahamannya seperti ini, sama yang SD seperti ini, sampai seterusnya. Masalah dekat atau tidaknya, ya memang harus dekat karena kan memangnya satu rumah kan gak mungkin kita gak memahami karakter anak-anak. Pasti kita bisa membedakan karakter masing-masing anak, walaupun itu butuh waktu yang sangat lama dan tidak bisa diperkirakan berapa lama waktunya. Untuk memahami anak usia segini berbeda dengan cara memahami anak usia segini. Pendekatannya beda dan cara metode pendekatannya juga harus berbeda. Jika berkomunikasi dengan usia yang kecil perlu yang namanya sentuhan, sedangkan anak yang besar perlu menjadi partner atau sahabat. ” 1 Berdasarkan ungkapan di atas dapat menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membangun relasi terutama untuk pengasuh yang sekaligus berperan sebagai orang tua itu beraneka ragam ada yang satu bulan, bahkan ada yang sampai satu tahun. Untuk membangun sebuah relasi, dibutuhkan sebuah pendekatan. Selain itu setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda 1 Wawancara pribadi dengan ibu Imelda Iskandar, Wakil Kepala Asrama Griya Yatim dan Dhuafa cabang Bintaro Tangerang Selatan, Tangerang Selatan 17 Januari 2016.