Tujuan Komunikasi Antarpribadi Komunikasi Antarpribadi

pernikahan, hubungan dengan rekan kerja, klub, atau teman-teman dalam lingkungan, maupun hubungan antarpribadi di tempat ibadah. Kelima, semua relasi antarpribadi itu ada yang diatur oleh hukum, adat, atau kesepakatan bersama sebagai dasar terbentuknya kelompok- kelompok sosial dan masyarakat secara keseluruhan. Dari sudut pandang filosofis relasi antarpribadi merupakan sebuah pilihan, dikatakan pilihan karena hubungan itu dapat dibuat jika tiga kondisi ini terpenuhi, yaitu; 1 Anda tahu siapa dia, 2 apa yang dia harapkan dari Anda, dan 3 apa yang Anda harapkan dari dia. Jika Anda salah paham terhadap informasi tentang kondisi ini maka Anda tidak memilih untuk hubungan antarpribadi.

2. Tahapan Relasi Antarpribadi

a. Kontak Tahap pertama dari relasi terjadi ketika seseorang secara sadar mengakui keberadaan orang lain. Tahapan kontak ini mungkin sangat singkat, juga bersifat formal seperti hubungan orang dalam pekerjaan, atau bertemu seseorang di stasiun kereta api. b. Kontak Perseptual Langkah pertama terjadi ketika seseorang menyadari tentang keberadaan orang lain. Ini merupakan kontak yang bersifat asimentris, di mana saya melihat anda tetapi anda tidak melihat saya, atau mungkin kita berdua tidak saling melihat, atau kita melihat satu sama lain pada waktu yang sama. c. Kontak Interaksional Pada tahap awal ini mungkin ada beberapa interaksi antara orang- orang, tetapi ini biasanya singkat, dangkal, dan bersifat imperasional. Hal ini juga bisa terjadi secara ritual, seperti menyapa dan berbicara sebentar tentang subjek yang tidak penting misalnya pekerjaan, dan perubahan cuaca. d. Penilaian Awal Setiap kali kita bertemu dengan orang baru maka kita cepat membuat beberapa penilaian terhadap mereka dalam beberapa menit atau bahkan detik, kita coba mengkategorikan mereka. Jika kita menggunakan pendekatan ini maka mungkin sangat tidak akurat. Hal ini mungkin mengejutkan banyak hubungan personal sehingga banyak orang menolak mengubah penilaian awal mereka tentang orang lain bahkan ketika dihadapkan dengan bukti yang signifikan untuk sebaliknya. e. Keterlibatan Pada tahap berikutnya, jumlah orang yang terlibat lebih banyak dengan satu sama lain, keterlibatan mereka antara lain untuk membentuk ikatan dalam cahaya persahabatan. f. Buildup Selama tahap ini, orang mulai percaya dan peduli satu sama lain. Kebutuhan akan keintiman, kompatibilitas dapat dilakukan melalui proses penyaringan terhadap latar belakang dan tujuan bersama para pihak kan