Beberapa Konsep Dasar Relasi Antarpribadi

c. Kontak Interaksional Pada tahap awal ini mungkin ada beberapa interaksi antara orang- orang, tetapi ini biasanya singkat, dangkal, dan bersifat imperasional. Hal ini juga bisa terjadi secara ritual, seperti menyapa dan berbicara sebentar tentang subjek yang tidak penting misalnya pekerjaan, dan perubahan cuaca. d. Penilaian Awal Setiap kali kita bertemu dengan orang baru maka kita cepat membuat beberapa penilaian terhadap mereka dalam beberapa menit atau bahkan detik, kita coba mengkategorikan mereka. Jika kita menggunakan pendekatan ini maka mungkin sangat tidak akurat. Hal ini mungkin mengejutkan banyak hubungan personal sehingga banyak orang menolak mengubah penilaian awal mereka tentang orang lain bahkan ketika dihadapkan dengan bukti yang signifikan untuk sebaliknya. e. Keterlibatan Pada tahap berikutnya, jumlah orang yang terlibat lebih banyak dengan satu sama lain, keterlibatan mereka antara lain untuk membentuk ikatan dalam cahaya persahabatan. f. Buildup Selama tahap ini, orang mulai percaya dan peduli satu sama lain. Kebutuhan akan keintiman, kompatibilitas dapat dilakukan melalui proses penyaringan terhadap latar belakang dan tujuan bersama para pihak kan yang pada gilirannya apakah relasi kita itu diputuskan sekarang dan di sini, apakah relasi ini harus diteruskan atau dihentikan. g. Mutualistis Menerangkan bahwa interaksi atau relasi antara lain bertujuan untuk memelihara keseimbangan hubungan, misalnya keseimbangan antara memberi dan menerima, apakah perilaku ini dipertahankan, diabaikan, atau malah dibubarkan saja. Rasa kebersamaan dan keterhubungan berkembang sedemikian rupa sehingga ketika seseorang melihat orang lain, tentu saja menimbulkan perasaan menyenangkan tapi jarang sekuat cinta. h. Tes Pada tahap ini orang mungkin bertanya-tanya apakah relasi antarpribadi yang dibangun bergerak menuju keintiman atau malah merusak keintiman. Banyak relasi antarpribadi sangat ditentukan oleh bagaimana cara kita melibatkan orang lain dalam membangun komitmen. Pada umumnya, test awal dilakukan untuk mengetahui tingkat keterlibatan, setelah itu kita dapat menentukan apakah kita tetap bertahan dalam relasi tertentu atau pindah ke tahapan relasi berikutnya. i. Keintiman Para ahli membedakan empat bentuk keintiman yang berbeda: 1. Keintiman fisik, keintiman ini bersifat sensual karena kedekatan itu menyentuh perasaan. Contoh, keintiman fisik berada di dalam ruang pribadi seseorang yang dapat dinyatakan dengan memegang tangan, memeluk, mencium, membelai, dan aktivitas seksual lainnya. 2. Keintiman emosional, terutama dalam hubungan seksual, biasanya berkembang setelah obligasi fisik yang telah ditetapkan. Hubungan emosional “jatuh cinta”, ibarat melekat seperti dimensi biokimia, yang didorong melalui reaksi dalam tubuh sebagai daya tarik seksual. Lowndes 1996 mengatakan bahwa dimensi sosial didorong oleh “percakapan” yang mengikuti dari kedekatan fisik secara teratur atau kesatuan. 3. Keintiman kognitif, keintiman kognitif atau intelektual terjadi ketika dua orang saling bertukar pikiran, berbagi ide dan menikmati persamaan dan perbedaan antara pendapat mereka. Jika mereka dapat melakukam hal ini dengan cara yang terbuka dan nyaman, kemudian dapat menjadi sangat intim di daerah intelektual. 4. Keintiman eksperiensial, terjadi ketika dua orang berkumpul untuk secara aktif melibatkan diri satu sama lain, mungkin berkata sangat sedikit satu sama lain, tidak berbagi setiap pikiran atau perasaan banyak, tapi yang terlibat dalam kegiatan bersama dengan satu sama lain. j. Continuation Pada tahapan ini, para pihak mulai mengikuti komitmen bersama untuk membangun persahabatan jangka panjang seperti terbentuknya hubungan romantic sampai ke jenjang pernikahan, proses ini umumnya