Prestasi Asrama Griya Yatim dan Dhuafa Cabang Bintaro Tahun 2016

yang harus bisa dipahami oleh pengasuh berdasarkan usia masing-masing anak. Dalam berkomunikasi dengan anak yatim yang usianya masih kecil, maka diperlukan sentuhan berupa contoh perilaku yang baik, sedangkan untuk yang berusia lebih besar, lebih condong dijadikan sahabat atau partner. Ini bisa dikatakan sebagai tahap orientasi karena memahami karakter merupakan tahapan awal. Hal yang terjadi di tahapan awal hanya hal-hal yang bersifat klise saja, seperti perkenalan. Selain itu, yang dibicarakan juga hanya hal-hal yang bersifat umum saja, misalnya seperti menanyakan tentang nama, alamat, apa yang menyebabkan ia dititipkan di asrama, nama orang tua, dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Maman Firmansyah selaku kepala asrama atau bapak asrama, ia mengatakan bahwa: “Kalau dari pengalaman sih kita cukup satu minggu ya. Yang sudah saya lakukan awalnya kita biasa aja dulu setelah itu kita mulai tegur sapa. Cukup satu minggu sih anak-anak udah mulai berinteraksi. Walaupun masih ada yang malu-malu ada juga yang baru pertama datang langsung bisa beradaptasi. Ada juga yang sampai satu bulan. Tapi lebih susah yang kecil untuk beradaptasi daripada yang besar. Jika berkomunikasi dengan anak yang dewasa, tentu kita bisa dengan berbagai bahasa, namun jika berkomunikasi dengan yang kecil harus dengan kata-kata yang lebih jelas atau yang lebih ringan agar mereka bisa lebih mudah memahami .” 2 Berdasarkan ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh Abi Maman untuk membangun relasi dengan anak asuh sekitar satu minggu sampai satu bulan. Dalam berkomunikasi dengan anak yang lebih 2 Wawancara pribadi dengan bapak Maman Firmansyah, Kepala Asrama Griya Yatim dan Dhuafa cabang Bintaro Tangerang Selatan, Tangerang Selatan 21 Februari 2016. dewasa, bisa dilakukan dengan berbagai bahasa baik bahasa sehari-hari maupun bahasa yang jarang mereka dengar, karena anak-anak yang lebih dewasa lebih banyak mempunyai pengalaman daripada anak-anak yang masih kecil, namun dengan anak yang lebih kecil harus dijelaskan dengan menggunakan kata-kata yang lebih ringan agar mudah dipahami, seperti menggunakan bahasa sehari- hari. Jangan menggunakan bahasa yang sulit untuk mereka pahami atau tidak pernah mereka dengar, sehingga dapat membuat anak-anak yang masih berusia kecil bingung atau sulit memahaminya. Cara yang dilakukan Abi Maman dalam mengatasi anak-anak yang sulit untuk beradaptasi adalah melakukan pendekatan, dengan cara bertegur sapa, bertanya tentang identitas diri dan keluarga, dan lain sebagainya. Ini bisa dikatakan sebagai tahapan orientasi karena ini merupakan tahapan awal di mana Abi Maman melakukan perkenalan atau pendekatan dengan anak-anak dengan cara bertegur sapa terlebih dahulu, dan pada awalnya ada anak-anak yang masih merasa malu-malu. Tahapan perkenalan dilakukan Abi Maman mulai dari satu minggu sampai satu bulan. Tergantung sifat atau karakter anak, ada yang mudah ada juga yang sulit.

1. Tahap Pertukaran Eksploratif

Tahap di mana muncul gerakan menuju ke arah keterbukaan yang lebih dalam. Tahap ini menyajikan suatu perluasan mengenai banyaknya komunikasi dalam wilayah di luar publik; aspek-aspek kepribadian yang dijaga atau ditutupi sekarang mulai dibuka atau secara lebih perinci, rasa berhati-hati sudah mulai