Daftar Nama Anak-anak Asrama Griya Yatim dan Dhuafa cabang Bintaro

beranjak dewasa masing-masing mempunyai kemudahan dan kesulitan, begitu pula pada tahap orientasi. Orientasi merupakan tahapan paling awal atau tahapan perkenalan, di mana anak-anak baru memulai untuk beradaptasi. Sebagaimana sesuai dengan hasil wawancara dengan Imelda Iskandar selaku ibu asrama mengatakan bahwa: “Prosesnya sih lama. Macam-macam, ada yang satu bulan, ada yang satu tahun, bahkan ada yang sampai sekarang saya sulit untuk memahaminya. Namanya memahami karakter anak-anak itu beda. Untuk memahami karakter anak kandung aja sampai dia besar kita harus paham, apalagi memahami karakter anak-anak yang banyak seperti ini. Dan itu gak ada batasnya dan jangka waktunya tidak bisa diperkirakan. Kita disini semua disama ratakan. Untuk memahami karakter anak-anak itu butuh waktu yang lama. Misalnya sama anak yang masih TK pemahamannya seperti ini, sama yang SD seperti ini, sampai seterusnya. Masalah dekat atau tidaknya, ya memang harus dekat karena kan memangnya satu rumah kan gak mungkin kita gak memahami karakter anak-anak. Pasti kita bisa membedakan karakter masing-masing anak, walaupun itu butuh waktu yang sangat lama dan tidak bisa diperkirakan berapa lama waktunya. Untuk memahami anak usia segini berbeda dengan cara memahami anak usia segini. Pendekatannya beda dan cara metode pendekatannya juga harus berbeda. Jika berkomunikasi dengan usia yang kecil perlu yang namanya sentuhan, sedangkan anak yang besar perlu menjadi partner atau sahabat. ” 1 Berdasarkan ungkapan di atas dapat menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membangun relasi terutama untuk pengasuh yang sekaligus berperan sebagai orang tua itu beraneka ragam ada yang satu bulan, bahkan ada yang sampai satu tahun. Untuk membangun sebuah relasi, dibutuhkan sebuah pendekatan. Selain itu setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda 1 Wawancara pribadi dengan ibu Imelda Iskandar, Wakil Kepala Asrama Griya Yatim dan Dhuafa cabang Bintaro Tangerang Selatan, Tangerang Selatan 17 Januari 2016. yang harus bisa dipahami oleh pengasuh berdasarkan usia masing-masing anak. Dalam berkomunikasi dengan anak yatim yang usianya masih kecil, maka diperlukan sentuhan berupa contoh perilaku yang baik, sedangkan untuk yang berusia lebih besar, lebih condong dijadikan sahabat atau partner. Ini bisa dikatakan sebagai tahap orientasi karena memahami karakter merupakan tahapan awal. Hal yang terjadi di tahapan awal hanya hal-hal yang bersifat klise saja, seperti perkenalan. Selain itu, yang dibicarakan juga hanya hal-hal yang bersifat umum saja, misalnya seperti menanyakan tentang nama, alamat, apa yang menyebabkan ia dititipkan di asrama, nama orang tua, dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Maman Firmansyah selaku kepala asrama atau bapak asrama, ia mengatakan bahwa: “Kalau dari pengalaman sih kita cukup satu minggu ya. Yang sudah saya lakukan awalnya kita biasa aja dulu setelah itu kita mulai tegur sapa. Cukup satu minggu sih anak-anak udah mulai berinteraksi. Walaupun masih ada yang malu-malu ada juga yang baru pertama datang langsung bisa beradaptasi. Ada juga yang sampai satu bulan. Tapi lebih susah yang kecil untuk beradaptasi daripada yang besar. Jika berkomunikasi dengan anak yang dewasa, tentu kita bisa dengan berbagai bahasa, namun jika berkomunikasi dengan yang kecil harus dengan kata-kata yang lebih jelas atau yang lebih ringan agar mereka bisa lebih mudah memahami .” 2 Berdasarkan ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh Abi Maman untuk membangun relasi dengan anak asuh sekitar satu minggu sampai satu bulan. Dalam berkomunikasi dengan anak yang lebih 2 Wawancara pribadi dengan bapak Maman Firmansyah, Kepala Asrama Griya Yatim dan Dhuafa cabang Bintaro Tangerang Selatan, Tangerang Selatan 21 Februari 2016.