Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa
Hingga sekarang kantor pusat Yayasan GYD terletak di Kompleks Virgin Island NA-7 De Latinos, Rawa Buntu, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, dengan
jumlah pengasuh yang hampir mencapai 70 orang dan anak yatin serta dhuafa yang mencapai 700 orang lebih.
Kami bertekad agar ditahun ini keberadaan GYD dapat dirasakan oleh semakin banyak orang Indonesia termasuk dengan pembukaan jaringan atau asrama dan kantor
pelayanan di 10 propinsi. “Dengan keyakinan kuat untuk bisa memberikan manfaat
yang semakin besar, GYD berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di indonesia yang dapat menghantarkan anak yatim dan dhuafa meraih masa depannya
yang lebih baik.”
1. Visi dan Misi Griya Yatim dan Dhuafa
VISI
“Menjadi organisasi sosial terdepan dalam mewujudkan masa depan Yatim Dhuafa”
MISI
- Pemberdayaan Potensi Yatim Dhuafa. - Menjadi fasilitator yang memiliki integritas.
- Menjadi organisasi yang profesional dan modern. - Menjadi organisasi yang lebih peduli terhadap lingkungan hidup.
2. Kegiatan yang Dilakukan Griya Yatim Dhuafa
Berikut ini merupakan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh yayasan Griya Yatim Dhuafa:
a. Lebaran Yatim
Lebaran yatim hanyalah sebuah ungkapan yang biasanya diwujudkan dengan cara melaksanakan sebuah kegiatan dimana orang-orang memberikan santunan kepada
anak-anak yatim. Tidak semua masyarakat di Indonesia tahu akan hal itu bahkan kebanyakan masyarakat lebih familiar dengan tanggal pelaksanaannya saja, yaitu 10
Muharam atau 10 Assyuro. Bertepatan tanggal tersebut sebagian masyarakat muslim menjalankan puasa sunah Muharam.
Di Lebaran Yatim tahun 1436 H GYD secara serentak melaksanakan kegiatan di 11 provinsi dengan mengadakan baksos dan santunan anak non mukimpanti
Sempati serta bantuan lansia Bilas. Untuk wilayah Jabodetabeksercil Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Cilegon ada kegiatan tambahan yaitu study
tour di Taman Mini Indonesia Indah TMII yang dilaksanakan tanggal 30 November 2014 lalu untuk anak-anak mukim GYD.
Semua anak asuh menyambut gembira, karena bagi mereka ini momen yang paling ditunggu-tunggu. Terbesit dalam benaknya study tour sama dengan jalan-
jalanbersenang-senang. Suasana hiruk pikuk pun menyelimuti bus yang menjadi penghantar ke tujuan, tidak ada roman wajah yang murung semua kelihatan tersenyum.
Agenda ini sebenarnya sudah menjadi Habit di GYD Cuma momennya saja yang berbeda, biasanya study tour dilaksanakan setiap kenaikan kelas.
Ada beberapa nilai yang ingin dibangun dari kegiatan ini, yaitu keceriaan atau kegembiraan yang tercermin dari wajah anak-anak sehingga mereka pun merasakan
yang sama dengan anak-anak lain di luar sana; kebersamaan dan silaturahim, bahwa GYD adalah keluarga besar yang dari mana saja mereka anak-anak berasal pada
prinsipnya satu yaitu keluarga GYD; budaya, bahwa dengan study tour di TMII mereka akan tahu betapa besar kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman
budaya yang tersebar di seluruh pelosok negeri; dan nilai kompetisi, dimana anak-anak diasah kemampuan wawasan pengetahuan umumnya dengan contoh replika Indonesia
kecil di TMII. Dan anak-anak mampu menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh EOPanitia.
Kegembiraan mereka adalah kegembiraan kita semua, baik kami sebagai jembatan atau pun donatur sebagai pembangunnya. Intinya tidak ada sesuatu yang sia-
sia dari pengorbanan, kepedulian, dan amal baik kita. Marilah kepedulian ini semakin ditingkatkan bersama Griya Yatim dan Dhuafa.
b. Gerakan Gizi Nusantara yang Digelar Serentak di 33 cabang Griya Yatim
Dhuafa se Indonesia Pada peringatan Hari Gizi Nasional HGN ke 55 tanggal 25 Januari 2015 lalu,
Yayasan Griya Yatim Dhuafa GYD turut serta merasa peduli dengan kondisi gizi bangsa Indonesia. GYD mengadakan perhelatan Gerakan Gizi Nusantara.
Disambut Antusias Kegiatan Gerakan Gizi Nusantara ini dilakukan dengan membagi-bagikan susu
UHT, biskuit, serta berbagai makanan dan minuman sarat gizi ke posyandu-posyandu
yang berada di sekitar lingkungan Griya Yatim Dhuafa. Kegiatan ini berlangusng tanpa halangan dan disambut antusias oleh masyarakat. Kegiatan ini sukses salah
satunya berkat dukungan para donatur. Salah satu kota yang menyelenggarakan Gerakan Gizi Nusantara ini adalah
Lampung. Ketua Pos Kesehatan Kelurahan Poskeskel Kemiling, Bandar Lampung, Ediyanto menyambut baik kegiatan yang digagas GYD. Kegiatan Gerakan Gizi
Nusantara Cabang Lampung dilaksanakan di tempat Ketua Poskeskel Kemiling, Bandar Lampung. Kegiatan ini diikuti oleh pengurus dan anggota posyandu.
Selain Lampung, Gerakan Gizi Nusantara juga digelar di 33 cabang Griya Yatim Dhuafa yang tersebar di Indonesia. Diharapkan dengan Gerakan Gizi
Nusantara ini menjadi motivasi bagi para orang tua, masyarakat, serta lembaga- lembaga lainnya untuk bahu-membahu meningkatkan gizi anak Indonesia. Dengan
dipenuhinya gizi ini, maka Indonesia akan menjadi negara yang kuat karena memiliki generasi yang sehat dan pandai.
c. Smart Competition yang Diikuti oleh 220 Peserta Anak Asuh GYD se Jabodetabek,
Serang, dan Cilegon Siang itu di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur cuaca begitu terik.
Tetapi ini tidak menyurutkan semangat ratusan anak asuh Griya Yatim dan Dhuafa GYD berkompetisi pada ajang Smart Competition. Di Pendopo Kempa 3, terlihat
anak-anak asuh yang mewakili asrama GYD dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cilegon, dan Serang bergiliran menunjukkan kebolehannya berpuisi di
hadapan para juri dan penonton.
Salah seorang kontestan putri begitu aktif berpuisi bertema syahdu yang diiringi lagu instrumental Hadad Alwi. Para juri dan penonton dibuat tertegun. Bahkan
beberapa anak asuh terlihat sembab ketika mendengarkan bait-bait puisi yang diucapkan kontestan tersebut. Saking menjiwai, selesai berpuisi kontestan tadi
sesegukan menahan tangis.
Kegiatan Rutin Di pendopo lain yang berjarak 100 meter dari Pendopo Kempa 3, digelar lomba
adzan bagi anak asuh putra. Masing-masing peserta berupaya mengeluarkan kemampuannya dan mencari perhatian para juri agar diberi nilai terbaik. Selain puisi
dan adzan, Smart Competition yang digelar pada Ahad, 19 April 2015 ini melombakan beberapa cabang perlombaan seperti lomba tahsin, tahfiz, pidato, cerdas cermat,
menggambar dan kaligrafi. Dalam Smart Copetition kali ini ada 220 anak asuh GYD yang menjadi peserta.
Menurut Ketua Panitia Smart Competition, Momon Supriyatna atau biasa disapa Nana, kegiatan ini merupakan agenda rutin yang digelar oleh Yayasan GYD.
“Ini kegiatan rutin, Setahun dua kali pelaksanaan. Smart Competition ini merupakan program keasramaan, kompetisi antar
asrama,” kata Nana. Nana melanjutkan, kegiatan ini merupakan sarana menjalin hubungan ukhuwah
islamiyah antar pengelola dan anak asuh asrama GYD se Jabodetabek plus Serang dan Cilegon. Selain itu, kegiatan ini sebagai wadah melihat bakat dan potensi anak asuh.
“Kadang-kadang ada anak di asrama biasa-biasa saja, tetapi begitu ikut kompetisi semangatnya luar
biasa,” terang Nana.
Bagi yang ditetapkan sebagai juara mendapatkan piala dan tidak jarang diikutsertakan perlombaan level yang lebih tinggi.
“Misalnya tempo hari ada yang kita ikut sertakan lomba pidato di Pesantren Assyifa, Subang. Atau pernah juga perlombaan
di sekolah Islam ternama di daerah Parung Bogor, Jawa Barat,” jelas Nana.
Salah satu cabang lomba Smart Competition yang bergengsi adalah cerdas cermat. Cabang ini diikuti 20 tim dari 20 asrama GYD. Pada babak penyisihan, setiap
tim diberi lembaran soal. Lalu, enam tim dengan nilai tertinggi lolos ke putaran final. Pada putaran final persaingan ke enam tim sangat sengit. Masing-masing tim berusaha
mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya. Akhirnya yang keluar sebagai juara pertama adalah Asrama BSD 1, juara juara kedua Asrama Bukit Nusa Indah, dan juara
ketiga Asrama Cibubur. d.
GYD Bantu Pengungsi Rohingya Pertengahan Mei 2015, gelombang pengungsi Muslim etnis Rohingya,
Myanmar berdatangan ke Kota Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam NAD. Mereka meninggalkan Myanmar karena mendapat perlakuan intimidasi dari masyarakat dan
pemerintah Myanmar. Kasus ini membuka mata hati banyak pihak. Bantuan logistik dari berbagai
elemen seperti tidak pernah henti mengalir ke kem-kem pengungsian Muslim Rohingya yang tersebar di Tanah Aceh. Semua berlomba-lomba membantu pengungsi
Rohingya. Griya Yatim dan Dhuafa GYD pun tidak mau ketinggalan. Pada 14 Juni 2015 lalu, tim GYD memberi bantuan logistik untuk pengungsi
Rohingya di Langsa. Tim GYD yang berangkat ke Langsa terdiri dari empat orang,
yakni Bapak Mustaqim Manager Fundraising GYD Kantor Pusat, Bapak Endang Rahmatullah Humas GYD Kantor Pusat, Bapak Bayu GYD Cabang Medan dan
Bapak Muhammad Nasri Humas GYD Cabang Medan. Habiskan 700 Kilogram Beras
Selain memberi bantuan, tim GYD juga sempat meninjau dapur umum kem pengungsian. Menurut Bapak Abdullah juru masak dari Dinsos Aceh, untuk konsumsi
setiap hari di dapur umum kem pengungsi Rohingya Pelabuhan Langsa menghabiskan 700 kilogram beras.
Rencananya program bantuan Rohingya ini akan tetap digulirkan, mengingat pengungsi Rohingya akan tinggal lama di Langsa, Aceh.