3. Kewajiban Terhadap Anak Yatim
a. Memuliakan anak yatim
Dengan meninggalnya orang tua anak yatim, bukan berarti derajat mereka menjadi turun. Mereka tetap mulia sebagaimana anak-anak yang
lain. Karena itulah kita harus senantiasa memuliakan mereka. Mereka tidak ada perbedaan dengan anak-anak yang masih lengkap orang tuanya.
Di hadapan Allah SWT mereka juga memiliki kedudukan yang sama. Jadi jangan sampai menyakiti hati mereka. Jangan sampai dengan sengaja
mengatakan kata-kata kasar atau menyinggung kepada mereka. b.
Mengurus mereka secara patut dan adil Perlu diperhatikan dengan seksama. Jadi kita harus mengurus mereka
secara patut, selain itu juga harus dengan adil. Adapun yang dimaksud dengan mengurusnya secara patut sendiri adalah kepatutan yang terkait
dengan masalah tempat. Baik apakah anak-anak yatim tersebut diurus dalam sebuah panti asuhan atau bahkan rumah sendiri, harus patut huni
tempatnya. Jangan sampai mereka ditempatkan di rumah yang tidak huni karena lingkungannya yang kurang sehat, kumuh, atau tidak standar untuk
digunakan hunian. Selanjutnya, adapun yang dimaksud dengan mengurusnya secara adil
adalah adil dalam berbagai hal. Baik dalam hal ini berkaitan dengan keadilan hak untuk tumbuh secara normal, mendapatkan kasih sayang,
maupun yang terkait juga dengan masalah materi. Jadi, mereka harus
diperlakukan secara adil seperti halnya ketika kita mengurus anak sendiri, atau keluarga sendiri.
c. Memberi harta dan makanan kepada mereka
Adapun bentuk dari pemberian harta dan makanan tersebut jauh lebih baik lagi jika disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Karena antara anak
yatim satu dengan yang lain pada umumnya berbeda kebutuhan mereka. Anak yatim ada yang memang benar-benar tidak memiliki apa-apa,
karena orang tuanya yang meninggal memang tidak tergolong orang berpunya dan meninggalkan harta kepadanya. Di samping itu, ada juga
yang mereka sekalipun anak yatim, akan tetapi ditinggali harta cukup banyak oleh orang tuanya yang meninggal.
d. Melindungi harta mereka
Terkadang anak yatim juga mendapatkan harta peninggalan dari orang tuanya. Selain kita wajib untuk turut membantu pengelolaan harta
tersebut, kita juga wajib melindunginya dari orang-orang yang bisa memanfaatkannya. Karena anak yatim masih belum dewasa, maka kita
yang mendapatkan kewajiban untuk membantu pengelolaan dan menjaga harta tersebut.
Dengan demikian, harta tersebut akan menjadi aman dan tidak habis digunakan dengan hal-hal yang kurang begitu bermanfaat. Sedangkan
pengurusan tersebut, dilakukan sampai pada akhirnya anak nanti telah dewasa dan mampu mengelolanya dengan baik. Baru setelah itu, kita