Defenisi Al-Qur’an Konsep Membaca Al-Qur’an
hukum-hukum bacaan tajwid dengan sempurna, merenungkan maknanya, hukum, dan kandungan dari ayat tersebut. Tingkatan bacaan tartil ini
biasanya bagi mereka yang sudah mengenal makharij al-huruf, sifat-sifat huruf, dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik
dan lebih utama dianjurkan.
54
Selain di atas, bisa juga menggunakan tempo bacaan Al- Qur’an di
bawah ini : a.
Tilawah, berasal dari kata tala, yang berarti membaca secara tenang, berimbang dan menyenangkan. Pada masa pra-Islam, kata ini digunakan
untuk merujuk pembacaan syair. Pembacaan semacam ini mencakup cara sederhana pendengungan atau pelaguan yang disebut tarannum.
b.
Qira’ah, berasal dari kata qara’a, yang berarti “membaca” yang mesti dibedakan penggunaannya untuk merujuk pada istilah yang berarti
keragaman bacaan Al- Qur’an. Disini, pembacaan Al-Qur’an mencakup
hal-hal yang ada dalam istilah-istilah lain, seperti titi nada tinggi rendah, penekanan pada pola-pola durasi bacaan dan lain-lain
.
55
Bagi para pendidik yang mengajarkan Al- Qur’an kepada anak
didiknya, ada beberapa kewajiban yang semaksimal mungkin harus dilaksanakan, yaitu:
a. Melatih dan memfasihkan lidah siswa agar membaca Al-Qur’an dengan
tajwid yang tepat. b.
Membina kekhusyukan membaca dan menjiwai bacaannya sehingga dalam jiwanya tertanam kerinduan pada surga atau kecintaan kepada
Allah. c.
Membina anak agar memahani bacaannya sehingga terpatrilah tekad untuk mengamalkan ajaran Al-
Qur’an dalam kehidupan sehari-hari mereka.
d. Membina anak agar mereka biasa mengambil intisari Al-Qur’an,
merenungkan apa yang ditunjukkan Al- Qur’an sebagai bukti keagungan
54
Supriyadi, op. cit., h. 15-16.
55
Achmad Lutfi, Pembelajaran Al- Qur’an dan Hadits, Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009, h.87.
Al- Qur’an, dan mempersiapkan anak untuk aktif dan kritis ketika
menemukan sesuatu yang tidak dipahami.
56