Pengertian Persepsi Siswa Konsep Persepsi Siswa
Menurut Jamaluddin dkk., “Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan dan di dalamnya terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tahu menjadi lebih tahu, dari belum bisa menjadi bisa dan bisa menjadi terampil. Jadi, perubahan yang terjadi pada manusia itu akibat belajar”.
13
Menurut Tutik dan Daryanto, “Belajar adalah suatu proses untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan
untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas
tertentu”.
14
Menurut Sardiman, “Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwaraga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya,
yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
”.
15
Jadi, kesimpulan dari berbagai defenisi di atas adalah bahwa belajar itu sangat penting. Karena dengan belajar dapat merubah tingkah laku
seseorang serta menambah ilmu pengetahuannya. Belajar berperan penting dalam mempertahankan kehidupan
sekelompok umat manusia bangsa di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju
karena belajar. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar sekelompok manusia tertentu, kegiatan belajar tetap memiliki arti penting. Alasannya,
karena belajar berfungsi sebagai alat mempertahankan kehidupan manusia.
16
Dalam perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap Muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat
kehidupannya meningkat. Sebagaimana firman Allah SWT.:
17
13
Jamaluddin, Acep Komarudin, dan Koko Khaerudin, Pembelajaran Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015, h. 9.
14
Tutik Rachmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik, Yogyakarta: Gava Media, 2015, h. 36.
15
Sardiman, op. cit., h. 21.
16
Muhibbin, op. cit., h. 93.
17
Ibid., h. 94.
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat”Q.S. Al-Mujadalah [58]: 11
18
Ilmu dalam hal ini tentu saja harus berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak.
19
Jadi, belajar atau menuntut ilmu itu sangat penting. Maka dari itu, Islam
mewajibkan bagi setiap Muslim atau Muslimat untuk belajar. Belajar pada hakikatnya untuk menghadapi dan beradapatasi dengan
berbagai tantangan, seperti yang kita ketahui, dewasa ini terjadi perkembangan yang amat cepat dalam berbagai aspek kehidupan, baik di
bidang politik, ekonomi, kebudayaan, pertahanan, komunikasi, dan sebagainya yang berdampak kepada pendidikan dan pembelajaran. Maka
dari itu UNESCO memberikan resep berupa apa yang disebut empat pilar belajar, yaitu:
a. Learning to know
Belajar untuk mengetahui learning to know, berkaitan dengan perolehan, penguasaan dan pemanfaatan pengetahuan. Belajar untuk
mengetahui dipahami sebagai cara dan tujuan dari eksistensi manusia.
20
b. Learning to do
Belajar untuk bekerja learning to do adalah belajar atau berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja.
c. Learning to live together
Belajar untuk hidup bersama learning to live together, mengisyaratkan keniscayaan interaksi berbagai kelompok dan golongan
18
Al- Qur’an dan Terjemahannya.
19
loc. cit.
20
Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 29.