Kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi.Kesediaan itu datang dari dalam diri siswa dan juga
berhubungan dengan kematangan. c.
Faktor Kelelahan Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani fisik dan kelelahan rohani bersifat psikis. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh beristirahat. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang.
36
d. Lupa
Lupa adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah dipelajari.
37
e. Kejenuhan dalam Belajar
Istilah kejenuhan akar katanya adalah “jenuh”. Kejenuhan bisa berarti padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun.
Jenuh bisa berarti jemu atau bosan. Kejenuhan belajar adalah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan
hasil.
38
C. Konsep Membaca Al-Qur’an
1. Defenisi Membaca
Secara Etimologi kata “baca” adalah bentuk kata benda dari kata kerja
“membaca”. Menurut Bahasa Arab dalam kamus Al-Munawwir adalah Iqra’-yaqra’u yang berarti membaca.
39
Menurut Kamus Besar Bahasan Indonesia, membaca diartikan melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu.
40 36
Ibid.,h. 136.
37
Ibid.,h. 137.
38
Ibid.,h. 140-141.
39
Kamus Al-Munawwir Versi Indonesia-Arab,Surabaya: Pustaka Progressif, 2007,h. 75.
40
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976, h. 1058.
Membaca berasal dari kata dasar “baca” yang artinya memahami arti
tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Tanpa bisa membaca, manusia dapat
dikatakan tidak bisa hidup di zaman sekarang ini. Sebab hidup manusia sangat tergantung pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya.dan untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan itu, salah satunya dengan cara membaca.
41
Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan. Sebagaimana halnya dengan kebiasaan-kebiasaan
lainnya, membentuk kebiasaan membaca juga memerlukan waktu yang relatif lama. Dalam usaha pembentukan kebiasaan membaca, dua aspek
yang perlu diperhatikan, yaitu minat perpaduan antara keinginan, kemauan, dan motivasi dan keterampilan membaca. Kalau minat tidak berkembang
tidak ada, maka kebiasaan membaca sudah tentu tidak akan berkembang. Jadi, yang perlu dicapai ialah kebiasaan membaca yang efesien, yaitu
kebiasaan membaca yang disertai minat yang baik dan keterampilan membaca yang efesien telah sama-sama berkembang dengan maksimal.
42
Persiapan sebelu membaca di antaranya sebagai berikut: a.
Pilihlah waktu yang menurut kita sesuai untuk membaca. Waktu yang sesuai adalah waktu dimana tidak terdapat gangguan, baik dari luar
maupun dari dalam diri kita; b.
Pilihlah tempat dan suasana yang sesuai untuk membaca, yaitu tempat yang terang, sejuk, bersih, nyaman, tenang, dan rapi menurut kita sendiri;
c. Pastikan posisi membaca kita adalah posisi yang benar;
d. Siapkan juga hal-hal yang biasanya membantu kita dalam membaca,
seperti pensil atau spidol; e.
Ada baiknya sebelum belajar kita berdoa terlebih dahulu.
43
41
Tutik, op. cit., h.103.
42
D.P. Tampubolon, Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efesien, Bandung: Angkasa, 1987, h. 227-228.
43
Tutik, loc. cit.