Komponen Persepsi Konsep Persepsi Siswa

                                 “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”Q.S. Al-Mujadalah [58]: 11 18 Ilmu dalam hal ini tentu saja harus berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. 19 Jadi, belajar atau menuntut ilmu itu sangat penting. Maka dari itu, Islam mewajibkan bagi setiap Muslim atau Muslimat untuk belajar. Belajar pada hakikatnya untuk menghadapi dan beradapatasi dengan berbagai tantangan, seperti yang kita ketahui, dewasa ini terjadi perkembangan yang amat cepat dalam berbagai aspek kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, pertahanan, komunikasi, dan sebagainya yang berdampak kepada pendidikan dan pembelajaran. Maka dari itu UNESCO memberikan resep berupa apa yang disebut empat pilar belajar, yaitu: a. Learning to know Belajar untuk mengetahui learning to know, berkaitan dengan perolehan, penguasaan dan pemanfaatan pengetahuan. Belajar untuk mengetahui dipahami sebagai cara dan tujuan dari eksistensi manusia. 20 b. Learning to do Belajar untuk bekerja learning to do adalah belajar atau berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. c. Learning to live together Belajar untuk hidup bersama learning to live together, mengisyaratkan keniscayaan interaksi berbagai kelompok dan golongan 18 Al- Qur’an dan Terjemahannya. 19 loc. cit. 20 Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 29. dalam kehidupan global yang dirasakan semakin menyempit akibat kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. d. Learning to be Belajar untuk menjadi manusia yang utuh learning to be, mengharuskan tujuan belajar dirancang dan diimplementasikan sedemikian rupa, sehingga pembelajar menjadi manusia yang utuh, paripurna. 21 Untuk menghadapi semua tantangan yang berdampak pada pendidikan dan pengajaran maka kuncinya adalah dengan belajar. Dengan belajar kita akan memperoleh pengetahuan, menguasai keterampilan, dapat bekerja sama, dan menjadi manusia bermoral.

2. Teori Belajar

Berdasarkan perkembangan yang ada hingga saat ini, paling kurang ada empat macam teori pembelajaran. Keempat macam teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Teori Constructivism Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dokontrol oleh reward dan reinforcement. Peserta didik memiliki kemampuan mengarahkan diri self-direction, dan pengendalian diri self control yang bersifat kognitif. Teori ini beranggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia adalah hasil dari konstruksi dan usaha manusia sendiri. 22 b. Teori Operant Conditioning Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia selalu dikendalikan oleh faktor dari luar, yaitu berupa lingkungan, rangsangan atau stimulus. 23 c. Teori Conditioning 21 Ibid., h. 31-33. 22 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, Cet. I, h. 87. 23 Ibid., h. 90.