“dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan”Q.S. Al- Muzammil [73]: 4
58
h. Menikmati ayat-ayat yang dibacanya. Cara pembacaan inilah yang sangat
dikehendaki dan dianjurkan, yaitu dengan mengkonsentrasikan hati i.
untuk memikirkan makna yang terkandung dalam ayat-ayat yang j.
dibacanya dan berinteraksi kepada setiap ayat dengan segenap perasaan dan kesadarannya;
k. Meresapi makna dan maksud ayat-ayat Al-Qur’an. Yang berhubungan
dengan janji maupun ancaman, sehingga merasa sedih dan menangis ketika membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan ancaman karena takut
dan ngeri; l.
Membaguskan suara dengan membaca Al-Qur’an, karena Alquan adalah hiasan bagi suara dan suara yang bagus lagi merdu akan lebih
berpengaruh dan meresap dalam jiwa; m.
Mengeraskan bacaan Al-Qur’an karena membacanya dengan suara jahr lebih utama.
59
6. Keistimewaan Al-Qur’an
Manusia diwajibkan mengamalkan segala hal yang terdapat di dalamnya secara rinci sekaligus mengimani bahwa Al-
Qur’an diturunkan dari Allah dan memiliki berbagai keistimewaan, di antaranya:
a. Al-Qur’an itu manusiawi dan alamiah serta menjadi acuan bagi seluruh
umat manusia. Sebaliknya, kitab-kitab samawi yang diturunkan sebelumnya hanya menjadi pedoman umat tertentu.
b. Al-Qur’an diturunkan dalam keadaan suci dan terbebas dari berbagai
penyimpangan. Seluruh umat Islam sepakat dalam kesahihannya karena penurunannya kepada manusia dilakukan melalui sanad yang juga
58
Al- Qur’an dan Terjemahannya.
59
Al-Qattan, op. cit., h. 21-26.
shahih. Tidak ada kitab samawi mana pun, selain Al- Qur’an, yang
sampai kepada manusia dalam keadaan sempurna dan shahih. c.
Setiap kitab samawi terdahulu mencakup sebagian aspek kehidupan manusia. Sebaliknya, Al-
Qur’an mencakup seluruh kehidupan manusia dan tampil dalam kondisi yang sempurna karena Allahlah yang telah
menjadikan Al- Qur’an sebagai penyempurna muatan kitab-kitab samawi
secara terinci. d.
Setiap kitab terdahulu menyuruh kepada pegacunya untuk mengikuti Al- Qur’an. Namun, Al-Qur’an tidak menyuruh manusia untuk mengikuti
kitab-kitab samawi secara terinci.
60
7. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Pentingnya membaca Al- Qur’an bagi seorang Muslim, dikarenakan
banyak manfaat atau keutamaan-keutamaan membaca Al- Qur’an yang bisa
diperoleh antara lain sebagai berikut: a.
Mengajarkan Al-Qur’an adalah fardhu kifayah, dan menghafalnya merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam agar dengan demikian tidak
terputus jumlah kemutawatiran para penghafal Al- Qur’an di samping
untuk menghindari timbulnya pembiasaan makna dan penyimpangan arti. Bila tugas ini telah dilakukan oleh sebagian orang, maka gugurlah
kewajiban itu dari yang lain. Bila tidak ada satu pun yang melakukannya, maka semuanya berdosa. Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
Usman dinyatakan:
ُهَملَعَو َناْرُقْلا َملَعَ ت ْنَم ْمُكُرْ يَخ
“Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” H.R. Al-Bukhari.
61
b. Membaca Al-Qur’an adalah salah satu sunah dalam Islam, dan
dianjurkan memperbanyaknya agar setiap Muslim hidup kalbunya dan
60
An-Nahlawi, op. cit., h. 99.
61
Al-Qattan, op. cit., h. 275.
cemerlang akalnya karena mendapat siraman cahaya Kitab Allah yang dibacanya. Membaca Al-
Qur’an dengan niat ikhlas dan maksud baik adalah suatu ibadah yang karenanya seorang Muslim mendapatkan
pahala. Ibnu Mas’ud meriwayatkan:
ىلَص ِها ُلْوُسَر نَأ ْنِم اًفْرَح َأَرَ ق ْنَم :َلاَق َملَسَو ِهْيَلَع ُها
.اَِِاَثْمَأ ِرْشَعِب ُةَنَسَحْاَو ,ٌةَنَسَح ِهِب ُهَلَ ف ِها ِباَتِك
Bahwa Rasulullah bersabda: “Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dan setiap
kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat” H.R. At- Tirmidzi.
62
c. Mendapat perlindungan dari Allah bagi orang yang membaca dan
mengamalkan Al- Qur’an. Dalam hadis Al-Dailamiy dari Ali
meriwayatkan:
: ٍلاَصِح ِث َََث ىَلَع ْمُكَدَاْوَأ اْوٌ بِدَأ ِلآ ِبُحَو ْمُكِيِبَن ِبُح
ِها ِشْرَع ِلِظ ِِ ِنآْرُقلْا َةَلاَََ نِإَف .ِنآْرُقلْا ِتَوََِتَو ,ِهِتْيَ ب ِهِئآَيِفْصَأَو ِهِئآَيِبْنَأ َعَم ُهلِظ اِإ لِظ َا َمْوَ ي
Didiklah anakmu-anakmu sekalian dengan tiga perkara, yaitu
mencintai nabimu, mencintai keluarganya, dan membaca Al- Qur’an, karena
sesungguhnya orang yang membaca dan mengamalkan Al- Qur’an akan
berada di bawah lindungan Allah, pada hari di mana tidak ada perlindungan lainnya, kecuali perlindungan Allah bersama para nabi dan
orang-orang yang dicintainy
H.R. Al-Dailamiy dari Ali.
63
d. Melalui keakraban dengan bahasa ketuhanan, seperti rasa takut, khusyuk,
senang, atau takut, pembiasaan membaca Al- Qur’an dapat melembutkan
kalbu dan perasaan. Sebagaimana firman Allah SWT.:
64
62
Ibid., h.268.
63
Abudin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al- Qur’an, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005,
h. 315.
64
An-Nahlawi, op. cit., h. 102.
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ “Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik yaitu Al-Qur’an
yang serupa mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang
kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan
Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang
pemimpinpun” Q.S. Az-Zumar [39]: 23
65
65
Al- Qur’an dan Terjemahannya.