Membaca berasal dari kata dasar “baca” yang artinya memahami arti
tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Tanpa bisa membaca, manusia dapat
dikatakan tidak bisa hidup di zaman sekarang ini. Sebab hidup manusia sangat tergantung pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya.dan untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan itu, salah satunya dengan cara membaca.
41
Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan. Sebagaimana halnya dengan kebiasaan-kebiasaan
lainnya, membentuk kebiasaan membaca juga memerlukan waktu yang relatif lama. Dalam usaha pembentukan kebiasaan membaca, dua aspek
yang perlu diperhatikan, yaitu minat perpaduan antara keinginan, kemauan, dan motivasi dan keterampilan membaca. Kalau minat tidak berkembang
tidak ada, maka kebiasaan membaca sudah tentu tidak akan berkembang. Jadi, yang perlu dicapai ialah kebiasaan membaca yang efesien, yaitu
kebiasaan membaca yang disertai minat yang baik dan keterampilan membaca yang efesien telah sama-sama berkembang dengan maksimal.
42
Persiapan sebelu membaca di antaranya sebagai berikut: a.
Pilihlah waktu yang menurut kita sesuai untuk membaca. Waktu yang sesuai adalah waktu dimana tidak terdapat gangguan, baik dari luar
maupun dari dalam diri kita; b.
Pilihlah tempat dan suasana yang sesuai untuk membaca, yaitu tempat yang terang, sejuk, bersih, nyaman, tenang, dan rapi menurut kita sendiri;
c. Pastikan posisi membaca kita adalah posisi yang benar;
d. Siapkan juga hal-hal yang biasanya membantu kita dalam membaca,
seperti pensil atau spidol; e.
Ada baiknya sebelum belajar kita berdoa terlebih dahulu.
43
41
Tutik, op. cit., h.103.
42
D.P. Tampubolon, Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efesien, Bandung: Angkasa, 1987, h. 227-228.
43
Tutik, loc. cit.
2. Defenisi Al-Qur’an
Kata
َ نآْرُقْلا
adalah kata mashdar dari fi’il madhi.
َ أ ر ق
yang artinya
membaca.
َأَرَ ق -
ًةَءاَرِق –
ًانآْرُ قَو
Allah SWT. berfirman:
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya di dadamu dan membuatmu pandai membacanya. Apabila Kami telah
selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”Q.S.Al-Qiyaamah [75]: 17-18.
44
Kata
َ نآْرُق
dalam ayat di atas artinya bacaan. Maka kata
َ نآْرُق
adalah mashdar dalam format kata “Fu’laan”. Lalu
pengertian dalam bentuk mashdar ini dijadikan nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ada yang berpendapat, kata
َ نآْرُق
adalah kata sifat dalam format kata “Fu’lan” yang merupakan kata musytaq pecahan kata denganmakna
kumpulan dan himpunan. Ada juga yang berpendapat bahwa
َ نآْرُق
ini bukan kata musytaq, tetapi kata jamid kata baku khusus bukan pecahan dari kata lain bagi
kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
45
Adapun defenisi Al- Qur’an menurutistilah adalah: “Kalam Allah
Ta’ala yang mempunyai kekuatan mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul yakni Muhammad SAW.; melalui perantaraan
Jibril, yang tertulis pada mushaf, yang sampai kepada kita secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah,yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat An- Nas.”
46
44
Al- Qur’an dan Terjemahannya.
45
Sya’ban Muhammad Ismail, Mengenal Qira’at Al-Qur’an, Semarang: Dina Utama Semarang, 1993, Cet. I, h. 13.
46
Sya’ban, op. cit., h.15.
Para ulama menyebutkan defenisi Al- Qur’an yang mendekati
maknanya dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan bahwa Al-
Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW. yang pembacaannya merupakan suatu ibadah”.
47
3. Kandungan Al-Qur’an
Di dalam Al- Qur’an terkandung nilai-nilai yang secara garis besar
dapat dibagi menjadi beberapa hal pokok sebagai berikut: a.
Akidah Al-
Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah yang satu yang tidak pernah tidur
dan tidak beranak-pinak. b.
Ibadah Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Para
Fuqaha mengartikan ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT.
c. Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak terpuji mahmudah maupun akhlak tercela Madzmumah.
48
d. Hukum-hukum
Hukum dalam Islam berdasarkan Al- Qur’an ada beberapa jenis,
seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh, dan jihad. e.
Peringatan Peringatan tadzkir adalah sesuatu yang memberi peringatan
kepada manusia akan ancaman Allah SWT. berupa siksa neraka tetapi peringatan juga bisa berupa kabar gembira bagi orang yang beriman yaitu
pahala dan surga.
47
Al-Qattan, op. cit., h. 17.
48
Mukni’ah, op. cit., h. 207.
f. Sejarah dan kisah-kisah
Sejarah atau kisah-kisah adalah cerita orang-orang terdahulu yang mendapat kejayaan akibat ketaatannya dan kehancuran akibat
keingkarannya yang dapat dijadikan pelajaran. g.
Dorongan untuk berpikir Di dalam Al-
Qur’an banyak ayat yang mengulas bahasan yang memerlukan pemikiran manusia untuk mendapatkan manfaat dan juga
untuk membuktikan kebenarannya.
49
4. Tata Cara Membaca Al-Qur’an
Untuk dapat membaca Al- Qur’an dengan baik dan benar, maka
diperlukan pengetahuan mengenai ilmu tajwid. Secara bahasa, ilmu tajwid berasal dari kata jawwada yang mengandung arti tahsin, artinya
memperindah atau memperelok. Sedangkan menurut istilah adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang menjadi
landasan wajib ketika membaca Al- Qur’an, sehingga sesuai dengan bacaan
rasulullah SAW. tajwid pun biasa disebut sebagai ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara mengucapkan kalimat-kalimat Al-
Qur’an.
50
Tajwid yaitu memberikan kepada huruf akan hak-hak dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan asalnya, serta menghaluskan
pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergersa-gesa dan dipaksa-paksakan.
Tajwid sebagai suatu disiplin ilmu mempunyai kaidah-kaidah tertentu yang harus dipedomani dalam pengucapan huruf-huruf dari
makhrajnya di samping harus pula diperhatikan hubungan setiap huruf dengan yang sebelum dan sesudahnya dalam cara pengucapannya.
Oleh karena itu tajwid tidak diperoleh hanya sekedar dipelajari namun juga harus melalui latihan, praktik dan menirukan orang yang baik
49
Ibid., h. 208.
50
Abu Nizhan, op. cit., h. 13.