36
4.4.2. Analisis Keberhasilan Gapoktan
Keberhasilan kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto diindikasikan dengan adanya pengaruh dan peran kelembagaan terhadap kemandirian,
kesejahteraan petani, dan keberlanjutan pertanian. Kemandirian petani dalam penelitian ini mencakup persepsi anggota gapoktan tentang tingkat bargaining
position petani dalam hal pemasaran produk pertanian, kemandirian petani secara teknik bertanam, dan kemampuan petani memenuhi kebutuhan permodalan ketika
bergabung dalam Gapoktan Desa Banyuroto. Karakteristik keberlanjutan pertanian dilihat dari persepsi petani mengenai
tingkat penggunaan pupuk dan pestisida organik, serta tingkat pencemaran air dan tanah yang ditimbulkan akibat kegiatan pertanian di Desa Banyuroto.
Keberlanjutan pertanian dilihat pada inovasi tanaman strawberry dan pemakaiannya pada produk pertanian lain yang sudah biasa ditanam oleh para
petani anggota. Kesemuanya kemudian dianalisis bagaimana kaitannya dengan kualitas kelembagaan gapoktan.
Persepsi mengenai tingkat kemandirian petani dan keberlanjutan pertanian strawberry didapatkan melalui skala likert dengan skala 1 sampai 3. Sedangkan
untuk tingkat kesejahteraan petani anggota dilihat melalui parameter perbandingan pendapatan antar usahatani dan nilai tukar petani. Kemudian dari
semua hasil parameter outcome kelembagaan tersebut dianalisis secara deskriptif dan dikaitkan hubungannya dengan kualitas kelembagaan Gapoktan. Tabel 5
berikut ini menyajikan parameter dan indikator yang digunakan dalam analisis keberhasilan Gapoktan Desa Banyuroto.
37
Tabel 5. Matriks Analisis Keberhasilan Gapoktan
Parameter Indikator
1. Kemandirian petani
Peningkatan bargaining position petani setelah bergabung dengan gapoktan, kategorinya adalah:
- Tinggi, jika petani punya peran dan power yang kuat dalam setiap
keputusan usahataninya maupun dalam menjalin kemitraan dengan pihak eksternal.
- Sedang, jika petani kurang punya peran dan power yang kuat dalam
setiap keputusan usahataninya maupun dalam menjalin kemitraan dengan pihak eksternal.
- Rendah, jika petani tidak punya peran dan power yang kuat dalam
setiap keputusan usahataninya maupun dalam menjalin kemitraan dengan pihak eksternal.
Kemampuan petani dalam teknik bercocok tanam strawberry, kategorinya adalah:
- Tinggi, jika petani telah mampu bercocok tanam tanpa pendampingan
dari penyuluh. -
Sedang, jika petani telah mampu bercocok tanam masih ada pendampingan dari penyuluh.
- Rendah, jika petani telah mampu bercocok tanam harus ada
pendampingan dari penyuluh. Kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan permodalan untuk
menjalankan usahataninya, kategorinya adalah: -
Tinggi, jika petani mampu memenuhi kebutuhan dan tidak lagi kesulitan mengakses modal.
- Sedang, jika kemampuan petani biasa saja dalam mengakses modal.
- Rendah, jika petani tidak mampu dan sangat kesulitan mengakses
modal. 2. Kesejahteraan
ekonomi Petani Untuk menghitung pendapatan petani merujuk pada Doll dan Orazen 1984
dalam Sahara et al. 2010 dan untuk menghitung nilai tukar petani merujuk pada Sunanto dan Sahardi 2006.
3. Keberlanjutan pertanian
Bagaimana tingkat penggunaan pestisida organik oleh para petani -
Tinggi : jika petani sudah menggunakan pestisida organik dalam kegiatan bercocok tanamnya.
- Sedang : jika petani masih mencampur pestisida organik dan
anorganik dalam kegiatan bercocok tanamnya. -
Rendah : jika petani tidak menggunakan pestisida organik dalam kegiatan bercocok tanamnya.
Bagaimana tingkat penggunaan pupuk organik oleh para petani, kategorinya adalah:
- Tinggi : jika petani sudah menggunakan pupuk organik dalam kegiatan
bercocok tanamnya. -
Sedang : jika petani masih mencampur pupuk organik dan anorganik dalam kegiatan bercocok tanamnya.
- Rendah : jika petani tidak menggunakan pupuk organik dalam
kegiatan bercocok tanamnya. Bagaimana persepsi petani terhadap pencemaran air dan tanah akibat
kegiatan pertanian di Desa Banyuroto, kategorinya adalah: -
Tinggi: jika tingkat pencemaran air dan tanah masih tinggi. -
Sedang: jika tingkat pencemaran air dan tanah sedang. -
Rendah: jika tingkat pencemaran air dan tanah rendah.
38 Karakteristik kesejahteraan ekonomi petani dilihat dari peningkatan
pendapatan petani dan nilai tukar petani. Adanya Inovasi tanaman strawberry kemudian dianalisis apakah berdampak atau tidak terhadap peningkatan
pendapatan mereka. Menurut Doll dan Orazen 1984 dalam Sahara et al. 2010, pendapatan petani dari usahatani dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
π = TR - TC dimana:
π = pendapatan petani
TR = total penerimaan TC = total biaya produksi
Perubahan pendapatan petani setelah menanam strawberry dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
x 100 dimana:
X1 = pendapatan petani dari usahatani sayuran X2 = pendapatan petani dari usahatani strawberry
Parameter yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi daya beli petani adalah nilai tukar petani. Nilai tukar petani merupakan ukuran tingkat daya tukar
atau daya beli petani atau komoditas pertanian terhadap produk non pertanian. Nilai tukar petani tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja sektor pertanian namun
juga sektor diluar pertanian. Analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis pendapatan rumah
tangga petani, yaitu menghitung seluruh penerimaan baik dari usaha pertanian maupun non pertanian dan menghitung pengeluaran baik pengeluaran untuk
39 usahatani maupun untuk konsumsi rumah tangga. Selanjutnya, dari perhitungan
tersebut dihitung nilai tukar petani menurut rumus sebagai berikut Sunanto dan Sahardi, 2006:
NTPt = YtEt dimana:
Yt = Ypt + Ynpt
Et = Ept + Ekt
keterangan: Ypt = total pendapatan petani dari usaha pertanian Rp
Ynpt = total pendapatan petani dari usaha non pertanian Rp Ept = pengeluaran total petani untuk usahatani Rp
Ekt = pengeluaran total petani untuk konsumsi keluarga petani Rp T
= periode waktu dalam tahun 1 tahun
40
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Topografi
Desa Banyuroto terletak di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan
batas wilayah di sebelah utara berbatasan dengan Desa Wulunggunung, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wonolelo, sebelah timur berbatasan dengan
Gunung Merbabu, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Ketep. Desa Banyuroto merupakan wilayah lahan kering, dataran tinggi beriklim basah dengan
ketinggian 1.200 mdpl serta berhawa sejuk dengan suhu rata-rata 20-30
o
c. Desa Banyuroto terdiri dari daerah datar seluas 30, bergelombang seluas
35, dan berbukit seluas 35. Jenis tanah di desa ini didominasi oleh andisol dengan tekstur lempung berpasir. Wilayah ini mempunyai rata-rata curah hujan
tahunan 2.211 mm dan rata-rata perbulannya adalah 184,2 mm dengan kondisi iklim terdiri dari 8 bulan basah Oktober-Mei dan 4 bulan kering Juni-
September. Kondisi topografi tersebut membuat Desa Banyuroto ditetapkan sebagai kawasan agrowisata dan ditetapkan sebagai salah satu kawasan
pengembangan agropolitan Merapi-Merbabu. Kondisi topografi, lahan, dan lingkungan ini sangat cocok untuk budidaya strawberry serta mendukung
agrowisata gardu pandang Gunung Merapi Ketep Pass. Pembagian luas wilayah Desa Banyuroto menurut penggunaan tanah pada
akhir tahun 2010 terdiri atas pekarangan atau bangunan seluas 34,955 ha, tegalan atau kebun seluas 365,425 ha, dan penggunaan lainnya seluas 12,020 ha BPS
Kabupaten Magelang 2010. Kondisi lingkungan di Desa Banyuroto juga masih alami dengan pemandangan kebun sayur mayur yang membentang merupakan