24 Biaya transaksi terdiri dari i pencarian informasi, ii manajemen
stakeholders, dan monitoring, serta iii penegakan aturan dan kesepakatan, mencakup asuransi dan pencegahan konflik. Biaya informasi umumnya
dilaksanakan pada tahap perencanaan, yaitu biaya mengenai stakeholders yang berkepentingan, lokasi, peran, tupoksi, dan lain sebagainya. Kartodiharjo 2004
menyebutkan bahwa informasi tentang peran setiap aktivitas institusi tersebut sangat penting terutama untuk menghubungkan dengan struktur insentif. Karena
setiap pembuatan konsensus atau kesepakatan juga perlu banyak informasi. Biaya manajemen stakeholders mencakup biaya koordinasi, sosialisasi, pertemuan,
monitoring, dan lain sebagainya.
2.7. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian Hermanto 2007, Prima Tani di Desa Kertosari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas Mura, Propinsi Sumatera
Selatan merupakan model percontohan sistem dan usaha agribisnis di lahan sawah intensif dengan mengembangkan Sistem Integrasi Padi Ternak SIPT.
Kelembagaan tani yang telah ditumbuhkembangkan selama kurun waktu dua tahun berjalan 2005-2006 antara lain: 1 kelembagaan keuangan mikro
perdesaan untuk mengatasi kelangkaan modal usaha dan kebutuhan konsumsi, 2 Gabungan Kelompok Tani Gapoktan untuk mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi oleh petani dalam mengembangkan usaha agribisnisnya, 3 kelembagaan klinik agribisnis yang ditujukan untuk memberdayakan masyarakat
petani dalam mewujudkan sistem kehidupan yang lebih baik, dan 4 kelembagaan kemitraan bermediasi dalam rangka membantu peningkatan
pendapatan petani melalui peningkatan efisiensi sistem pemasaran.
25 Dengan adanya pembinaan yang dilakukan secara intensif terhadap
kelompok tani di Desa Kertosari, maka terciptalah suatu kelembagaan kelompok tani yang mampu memberikan suasana kepada anggotanya untuk masuk dalam
sistem agribisnis. Hal ini juga ditunjukkan dari peranan kelompok yang semakin meningkat dalam pengembangan sistem agribisnis di perdesaan. Misalnya,
beberapa kelompok tani telah menerapkan dan mempersiapkan sarana pertanian guna memenuhi kebutuhan anggotanya, baik bersifat barang maupun pendanaan
Hermanto 2007. Demikian halnya dengan gabungan kelompok tani gapoktan yang baru
dibentuk pada bulan September 2006 dengan pengurus terdiri atas manajer, sekretaris, dan bendahara. Unit usaha yang baru dikembangkan, yaitu: unit
Alsintan dan unit produksipemasaran bidang tanaman pangan, peternakan dan perikanan. Dalam unit usaha alsintanpasca panen dihimpun semua bentuk usaha
yang menggunakan alsintan dalam mendukung implementasi sistem dan usaha agribisnis. Pada unit produksipemasaran difokuskan untuk mendukung
pengembangan usahatani padi dan penangkaran benih, penggemukan sapi, produksi jamur, pupuk, dan produksi ikan Hermanto 2007.
Selanjutnya klinik agribisnis juga telah dibentuk untuk mengembangkan pelayanan informasi teknologi dan agribisnis, pusat pelatihan petani dan tempat
pertemuan teknis. Materi kegiatan klinik yang dikembangkan meliputi: 1 penguatan fasilitator melalui kegiatan pelatihan di bidang tanaman pangan,
peternakan dan perikanan, pengelolaan perpustakaan dan pengelolaan peta peragaan inovasi teknologi, 2 pelayanan informasi teknologi inisiasi
perpustakaan, 3 konsultasi teknologi, 4 peragaan inovasi teknologi, seperti
26 peragaan penangkaran benih VUTBVUB, pembuatan pupuk kompos kascing,
pembuatan fermentasi jerami, teknologi budidaya jamur, dan pembuatan pakan formulasi Hermanto 2007.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari, klinik agribsinis di Desa Kertosari telah didukung oleh penelitipenyuluh BPTP, staf dinas dan PPL.
Keberadaan klinik tersebut telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Kertosari sebagai tempat untuk belajar, berkonsultasi dan mengetahui berbagai
informasi inovasi teknologi pertanian dan pengembangan usaha agribisnis. Bahkan klinik ini juga telah dikunjungi oleh Bupati beserta rombongan dalam
rangka penilaian PKK desa untuk diperlombakan. Dalam hal ini Desa Kertosari, tidak saja muncul sebagai pemenang PKK tingkat kabupaten, namun juga sebagai
juara I untuk tingkat Propinsi Sumatera Selatan Hermanto 2007.
27
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Operasional