91 Banyuroto mengenai penggunaan pestisida organik dalam kegiatan usahatani
mereka.
Tabel 29. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Mengenai Tingkat Penggunaan Pestisida Organik
Tingkat Penggunaan Pestisida Organik
Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Jumlah
Persentase
Tinggi 2
7,14 Sedang
20 71,42
Rendah `6
21,42
Jumlah 28
100
Sumber: Data Primer 2012 diolah Petani anggota Gapoktan Desa Banyuroto memang menggunakan sistem
rotasi untuk lahan pertaniannya. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan unsur hara pada tanah. Umur tanaman strawberry biasanya hanya 1-1,5 tahun.
Strawberry biasanya ditumpangsarikan dengan seledri atau daun bawang. Setelah itu, tanaman strawberry diganti dengan tanaman sayur-sayuran yang lain, seperti
cabe, kol, wortel,sawi putih, atau tembakau. Strawberry juga bisa dibilang sebagai penetral tanah kembali, karena petani anggota Gapoktan Desa Banyuroto belum
terbiasa membudidayakan sayur-sayuran organik karena terkendala permintaan pasar yang selalu ada, sehingga dibutuhkan proses produksi yang cepat dan
massal, walaupun sudah ada pelatihan mengenai pembuatan pupuk atau pestisida organik.
7.4.2. Penggunaan Pupuk Organik
Pupuk organik yang digunakan untuk strawberry adalah pupuk kandang. Pupuk kandang diberikan pada saat pengolahan tanah dilakukan. Setelah itu
hingga umur tanaman tidak produktif, strawberry tidak ditambahkan pupuk apapun baik organik maupun anorganik. Strawberry Desa Banyuroto cepat
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan hidup sangat baik di Desa Banyuroto. Berikut ini disajikan sebaran persepsi anggota Gapoktan Desa
92 Banyuroto mengenai penggunaan pupuk anorganik dan tingkat penggunaan pupuk
organik pada usahatani strawberry yang mereka jalankan.
Tabel 30. Penggunaan Pupuk Anorganik dalam Pertanian Strawberry
Apakah Petani Masih Menggunakan Pupuk
Anorganik Anggota Gapoktan Desa Banyuroto
Jumlah Persentase
Ya Tidak
28 100
Jumlah 28
100
Sumber: Data Primer 2012 diolah Tabel 31. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Mengenai
Tingkat Penggunaan Pupuk Organik
Tingkat Penggunaan Pupuk Organik
Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Jumlah
Persentase
Tinggi Sedang
23 82,14
Rendah `5
17,85
Jumlah 28
100
Sumber: Data Primer 2012 diolah Gapoktan Desa Banyuroto bekerjasama dengan pihak terkait memfasilitasi
para petani untuk pelatihan pembuatan pupuk dan pestisida organik. Contoh yang nyata yaitu teknologi pengelolaan kotoran ternak sapi menjadi kompos dan pupuk
cair dari urine sapi. Tetapi, setelah itu gapoktan tidak membantu mengawasi dalam penerapan petani memakai pupuk dan pestisida organik hingga sekarang.
Hal ini karena gapoktan menyerahkan keputusan usahatani sepenuhnya kepada para petani.
Pengetahuan petani tentang manfaat pupuk organik sebenarnya sangat banyak. Petani berpendapat bahwa dengan pemakaian pupuk organik sebenarnya
bisa menghemat biaya perawatan, menjaga kesuburan tanah, serta hasil panen nantinya akan lebih aman untuk dikonsumsi. Tetapi, petani juga berpendapat
bahwa lingkungan sekitar belum mendukung untuk bertani secara organik, karena produksi pupuk organik membutuhkan waktu dan ketelatenan, sayuran organik
lama pertumbuhannya dan sulit untuk produksi massal, padahal petani harus
93 memenuhi permintaan sayur-sayuran setiap harinya. Hal ini menyebabkan petani
masih kembali kepada pupuk anorganik untuk proses produksinya.
7.4.3. Pencemaran Air dan Tanah