85
Tabel 25. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Mengenai Kemampuan Petani dalam Memenuhi Kebutuhan Permodalan
Kemampuan Petani dalam Memenuhi Kebutuhan
Permodalan Anggota Gapoktan Desa Banyuroto
Jumlah Persentase
Tinggi 11
39,28 Sedang
17 60,71
Rendah `0
Jumlah 28
100
Sumber: Data Primer 2012 diolah Sebanyak 60,71 petani anggota gapoktan berpendapat bahwa
kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan permodalan hanya meningkat sedang. Hal ini disebabkan mereka kebanyakan menggunakan modal mandiri atau
modal keluarga untuk membiayai usahataninya karena sudah dilakukan secara turun-temurun. Selain itu, mereka sudah terbiasa mengurus permodalan sendiri ke
Bank BRI cabang Kecamatan Sawangan, Bank BPR, atau meminjam modal kepada kerabat dan keluarga sejak dulu ketika awal bertani. Masalah permodalan
selama ini bukan menjadi permasalahan mendasar bagi petani, karena mereka sudah terbiasa bertani sejak dulu dan kondisi pertanian disana tergolong stabil.
7.3. Kesejahteraan Petani
Adanya gapoktan diharapkan dapat berperan terhadap penciptaan kesejahteraan petani anggotanya. Pada penelitian ini, indikator kesejahteraan yang
digunakan adalah melalui perhitungan perbandingan pendapatan petani antar produk pertanian dan nilai tukar petani untuk produk strawberry hasil inovasi
teknologi yang diperkenalkan oleh para penyuluh.
7.3.1. Peningkatan Pendapatan Petani
Perumusan inovasi teknologi dan kelembagaan yang disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan
komoditas unggulanpotensial harus memiliki daya ungkit bagi peningkatan
86 pendapatan petani. Dampak langsung yang terlihat dengan berkembangnya usaha
strawberry di Desa Banyuroto adalah peningkatan pendapatan rumah tangga dibandingkan dengan hanya mengusahakan sayuran yang harganya berfluktuasi
serta masih erat sekali dengan sistem ijon. Sebelum strawberry diintroduksikan, pola tanam sayuran di petani umumnya adalah kubis, tomat, dan cabe secara
bergiliran dalam setahun. Adanya usaha strawberry menggeser sebagian usaha sayuran, namun petani dengan penguasaan lahan agak luas masih tetap
mengusahakan sayuran disamping strawberry. Selain itu, usahatani strawberry memberikan pendapatan tunai secara kontinyu setiap hari selama setahun.
Komoditas strawberry
dikembangkan lebih
lanjut dengan
mengembangkan usaha strawberry dengan orientasi agrowisata. Kegiatan yang dilakukan berupa penataan tanaman di lahan untuk tujuan petik sendiri dan
pengembangan sistem rotasi agar setiap saat dapat melayani permintaan konsumen. Keputusan beralih menjadi petani strawberry kebanyakan disebabkan
memang karena adanya peluang dan pangsa pasar. Hal ini didukung dengan jumlah panenan strawberry sebanyak 20-25 kg setiap dua hari sekali selama
musim kemarau dan hanya 5 kg setiap seminggu sekali selama musim hujan, serta harga jual strawberry yang tinggi yaitu Rp 15.000kg ke pengumpul dan Rp
30.000-40.000kg jika dijual langsung ke konsumen melalui kebun petik yang mereka dirikan sendiri di atas lahan pertanian mereka. Sebagai gambarannya,
berikut disajikan analisis usahatani strawberry Desa Banyuroto pada Tabel 26.
87
Tabel 26. Analisis Usahatani Strawberry Desa Banyuroto
N o m o r U r a i a n
Biaya
1 2
3 4
5
6 7
Skala Usaha ha Hasil kg
Harga jual Rp Nilai hasil Rp
Biaya produksi Rp: a.
Biaya naungan mulsamusim b.
Sarana produksi: -
Bibitbenih -
Pupuk -
Pestisida c.
Tenaga persiapan dan penanamanmusim d.
Tenaga petikmusim e.
Lain-lain Pendapatan bersihmusim Rp
Pendapatan bersihbln Rp 0,1
2.480 15.000
37.200.000 425.000
4.500.000 400.000
- 1.750.000
4.000.000 -
26.125.000 1.741.000
Sumber: Data Primer 2012 diolah Peluang usaha strawberry Desa Banyuroto juga terlihat dari harga jual yang
paling tinggi per kilogramnya dibandingkan dengan produk-produk pertanian lain yang juga diusahakan petani Gapoktan Desa Banyuroto. Gambar 10 berikut ini
menyajikan perbandingan harga jual produk pertanian ke pengumpul dari sayur dan buah yang banyak diusahakan oleh petani Desa Banyuroto.
Sumber: Data Primer 2012
Gambar 10. Perbandingan Harga Jual Antar Produk Pertanian
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000 12,000 14,000 16,000
strawberry kubis
cabe seledri
daun bawang
strawberry kubis
cabe seledri
daun bawang Rpkg
15,000 1,200
8,000 3,500
3,000
88 Dari data primer mengenai pendapatan petani tiap bulannya dapat dilihat
bahwa pendapatan rumah tangga petani memang mengalami kenaikan ketika mengadopsi tanaman strawberry sebagai tanaman pertanian yang mereka pilih
untuk ditanam. Kenaikan pendapatan yang terjadi tergantung dengan pilihan tanaman pendukung yang mereka tanam dalam sistem rotasi yang terjadi serta
optimalisasi penggunaan lahan, alokasi sumberdaya pendukung pertanian, dan keputusan pemasaran. Kenaikan terbesar dialami oleh petani yang memutuskan
untuk menanam kubis, yaitu sekitar 177 ketika mengganti lahan tanamnya menjadi strawberry. Hal ini dikarenakan harga jual kubis memang rendah dan
berfluktuatif. Sedangkan untuk petani yang menanam cabe, seledri, dan daun bawang, kenaikan pendapatan yang mereka alami masing-masing sekitar 148,
151, 74.
Sumber: Data Primer 2012 diolah Gambar 12. Perbandingan Pendapatan Per Bulan Usahatani dalam Skala
Usaha 0,1 Ha
1.741.000 628.570
703.600 692.850
1.002.100
500000 1000000
1500000 2000000
Strawberry Kubis
Cabe Seledri
Daun Bawang
Perbandingan Pendapatan Per Bulan Dalam Skala Usaha 0,1 Ha
89
7.3.2. Nilai Tukar Petani