Kemandirian Petani Secara Teknik Bertanam Kemampuan Petani Memenuhi Kebutuhan Permodalan

83

7.2.2. Kemandirian Petani Secara Teknik Bertanam

Penyuluhan dan introduksi mengenai strawberry yang diberikan oleh para penyuluh tentunya diharapkan dapat menjadikan petani mandiri secara teknik bertanam. Teknik bertanam strawberry organik yang diperkenalkan, masih dipertahankan dan terus dikembangkan oleh para petani. Tabel 23 berikut ini menyajikan sebaran persepsi anggota Gapoktan Desa Banyuroto terhadap tingkat kemandirian petani secara teknik bertanam. Tabel 23. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Terhadap Kemandirian Petani Secara Teknik Bertanam Kemandirian petani dalam teknik bertanam Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Jumlah Persentase Tinggi 24 85,71 Sedang 4 14,28 Rendah `0 Jumlah 28 100 Sumber: Data Primer 2012 diolah Sebanyak 85,71 petani yang tergabung dalam keanggotaan gapoktan menyatakan bahwa kemandirian mereka secara teknik bertanam tinggi. Sedangkan hanya 14,28 yang menyatakan kemandirian secara teknik bertanam meningkat sedang, hal ini dikarenakan mereka merasa telah banyak mempelajari teknik bertanam secara turun temurun dan berdasarkan pengalaman pribadi.

7.2.3. Kemampuan Petani Memenuhi Kebutuhan Permodalan

Gapoktan mempunyai fungsi sebagai satuan unit usaha keuangan mikro, yaitu menyediakan modal usaha dan menyalurkan secara kredit atau pinjaman kepada para petani yang memerlukan. Gapoktan Desa Banyuroto juga menjalankan fungsi tersebut selama berdiri hingga sekarang. Gapoktan juga telah membantu dan memfasilitasi kelompok tani yang membutuhkan permodalan dengan cara meneruskan proposal yang dibuat dan bernegosiasi dengan pihak stakeholders yang berwenang. Tabel 24 berikut ini menyajikan jawaban anggota 84 gapoktan terhadap peran gapoktan memfasilitasi pemenuhan permodalan bagi para petani anggotanya. Tabel 24. Peran Gapoktan Memfasilitasi Kebutuhan Permodalan Anggota Apakah Gapoktan Memfasilitasi Kebutuhan Modal Anggotanya Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Jumlah Persentase Ya 28 100 Tidak Jumlah 28 100 Sumber: Data Primer 2012 diolah Seluruh anggota Gapoktan Desa Banyuroto sepakat bahwa Gapoktan telah melaksanakan fungsinya untuk memfasilitasi petani anggotanya mendapatkan bantuan permodalan. Permodalan yang pernah mereka terima berasal dari dana PUAP Kementerian Pertanian RI. Bantuan permodalan ini digunakan untuk membeli ternak sapi guna pemenuhan kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman. Sehingga diharapkan biaya produksi petani dapat berkurang karena adanya penghematan biaya pupuk kandang. Selain itu, pupuk kandang yang mereka hasilkan juga dapat didistribusikan untuk petani lain yang berada di wilayah Desa Banyuroto. Pengelolaan terhadap pengembalian dana PUAP tersebut baru dalam tahap perencanaan karena pembayaran oleh petani anggota belum selesai dilakukan. Rencananya, Gapoktan Desa Banyuroto akan mengusung konsep unit usaha keuangan mikro yang akan semakin memudahkan kelompok dan rukun tani yang ada di dusun-dusun mengakses permodalan atau menjalankan usaha bersama yang dapat menghasilkan keuntungan bagi Gapoktan Desa Banyuroto beserta seluruh anggotanya. Tabel 25 berikut ini menyajikan sebaran persepsi anggota Gapoktan Desa Banyuroto mengenai peningkatan kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan permodalan untuk kegiatan pertaniannya. 85 Tabel 25. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Mengenai Kemampuan Petani dalam Memenuhi Kebutuhan Permodalan Kemampuan Petani dalam Memenuhi Kebutuhan Permodalan Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Jumlah Persentase Tinggi 11 39,28 Sedang 17 60,71 Rendah `0 Jumlah 28 100 Sumber: Data Primer 2012 diolah Sebanyak 60,71 petani anggota gapoktan berpendapat bahwa kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan permodalan hanya meningkat sedang. Hal ini disebabkan mereka kebanyakan menggunakan modal mandiri atau modal keluarga untuk membiayai usahataninya karena sudah dilakukan secara turun-temurun. Selain itu, mereka sudah terbiasa mengurus permodalan sendiri ke Bank BRI cabang Kecamatan Sawangan, Bank BPR, atau meminjam modal kepada kerabat dan keluarga sejak dulu ketika awal bertani. Masalah permodalan selama ini bukan menjadi permasalahan mendasar bagi petani, karena mereka sudah terbiasa bertani sejak dulu dan kondisi pertanian disana tergolong stabil.

7.3. Kesejahteraan Petani