Efektivitas Kelembagaan Keefektivan Kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto

74 Tabel 19. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Terhadap Motivasi dalam Kelembagaan Motivasi dalam Kelembagaan Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Jumlah Persentase Tinggi 28 100 Sedang Rendah Jumlah 28 100 Sumber: Data Primer 2012 diolah

6.4.2.2. Efektivitas Kelembagaan

Sistem pertanian yang selama ini digunakan oleh masyarakat Desa Banyuroto merupakan pertanian tradisional secara turun-temurun. Desa Banyuroto kemudian dijadikan basis agropolitan kawasan merapi-merbabu dengan hasil sayur-mayur sebagai komoditas utama. Banyaknya program pemerintah yang masuk ke desa ini selalu diterima dengan baik oleh masyarakat. Masyarakat di desa ini memang sudah banyak yang sadar akan pendidikan dan inovasi teknologi pertanian terutama jika berbasis spesifik lokasi dan mudah diterapkan, serta membawa perubahan berarti bagi kehidupan petani. Untuk mengetahui seberapa besar penerimaan masyarakat terhadap program pemerintah dan introduksi-introduksi lain, maka dibutuhkan adanya analisis terhadap perubahan perilaku. Indikator perubahan perilaku tersebut yaitu seberapa besar penerimaan petani terhadap inovasi teknologi pertanian menuju kemandirian dan pertanian ramah lingkungan serta adanya inovasi kelembagaan yang diperkenalkan oleh para penyuluh dan pihak-pihak eksternal lainnya. Pada Tabel 20 disajikan sebaran persepsi anggota gapoktan terhadap penerimaan inovasi teknologi dan kelembagaan. 75 Tabel 20. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Terhadap Penerimaan Inovasi Teknologi dan Inovasi Kelembagaan Penerimaan Inovasi Teknologi dan Inovasi Kelembagaan Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Jumlah Persentase Tinggi 23 82,14 Sedang 5 18 Rendah Jumlah 28 100 Sumber: Data Primer 2012 diolah Sebanyak 82,14 anggota Gapoktan Desa Banyuroto menyatakan bahwa tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi teknologi dan kelembagaan yang diintroduksikan melalui program pemerintah tinggi. Sedangkan sebanyak 18 merasa biasa saja dengan adanya program pemerintah tersebut. Tingkat keberhasilan kegiatan diukur melalui banyaknya hasil yang telah mampu dicapai oleh anggota. Inovasi teknologi yang disusun diperkenalkan oleh para penyuluh secara intensif mulai dari pembinaan hingga implementasi di lapangan. Hal ini juga melatih kemandirian para petani anggota. Setelah penyuluh merasa cukup untuk materi tersebut, barulah gapoktan secara mandiri harus menyalurkan ilmu pengetahuan tersebut ke kelompok atau rukun tani di Desa Banyuroto secara bergiliran. Indikator dari tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini diukur melalui sebaran persepsi anggota Gapoktan Desa Banyuroto terhadap tingkat kegunaan kegiatan kelembagaan yang tersaji pada Tabel 21 berikut ini. Tabel 21. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Terhadap Tingkat Kegunaan Kegiatan Kelembagaan Tingkat Kegunaan Kegiatan Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Jumlah Persentase Tinggi 26 92,85 Sedang 2 7,14 Rendah Jumlah 28 100 Sumber: Data Primer 2012 diolah 76 Sebanyak 92,85 anggota Gapoktan Desa Banyuroto menyatakan bahwa kegiatan kelembagaan selama ini sangat berguna terutama bagi kegiatan pertanian yang menjadi sumber pendapatan utama bagi keluarga mereka. Sedangkan hanya 7,14 anggota gapoktan yang menyatakan bahwa kegiatan kelembagaan biasa saja tidak terlalu berpengaruh bagi kegiatan pertanian mereka 77

VII. PERAN KELEMBAGAAN TERHADAP KEMANDIRIAN, KESEJAHTERAAN PETANI, DAN KEBERLANJUTAN PERTANIAN

STRAWBERRY 7.1. Karakteristik Responden 7.1.1. Tingkat Umur Tingkat umur responden berkisar antara 40-60 tahun. Berdasarkan sebaran normal umur responden dikelompokkan menjadi empat yaitu: 1 40-45 tahun, 2 45-50 tahun, 3 50-55, dan 4 55-60 tahun. Berikut merupakan sebaran anggota Gapoktan Desa Banyuroto berdasarkan tingkat umur dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini. Sumber: Data Primer 2012 diolah Gambar 6. Sebaran Tingkat Umur Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Berdasarkan Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa sebaran umur reponden paling banyak berada pada selang 45-50 tahun. Hal tersebut menandakan anggota Gapoktan telah mapan dalam usia dan pengalamannya sebagai petani, dan juga dapat menjalankan perannya di masyarakat.

7.1.2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan sebuah gambaran secara umum untuk melihat kualitas sumberdaya manusia di suatu tempat. Hal tersebut dikarenakan pendidikan mempunyai pengaruh nyata terhadap pengetahuan, keterampilan, kemampuan, serta cara berpikir dan sudut pandang suatu permasalahan, teknologi, 32 46 18 4 40-45 45-50 50-55 55-60