61 ADART gapoktan, sehingga diatur lebih lanjut melalui setiap pertemuan rutin
dan diskusi anggota. Aturan-aturan informal tersebut sifatnya wajib, mengikat, menyeluruh,
dan sama pentingnya dengan aturan formal yang berlaku. Aturan informal ini sifatnya lebih aplikatif, bahkan hampir seluruh anggota Gapoktan Desa Banyuroto
lebih memahami dan menjalani aturan-aturan informal tersebut dibandingkan dengan dokumen ADART Gapoktan Desa Banyuroto. Hal ini juga memudahkan
para pengurus dan penyuluh untuk menjalankan kegiatan gapoktan. Aturan-aturan tersebut adalah:
Tabel 11. Aturan Informal Gapoktan Desa Banyuroto
No Aturan Informal
Hal yang Diatur
1 Pertemuan setiap pagi dan sore
hari Membersihkan kandang dan memberi makan sapi.
2 Pertemuan setiap tanggal 25
Melaksanakan arisan keluarga gapoktan. Arisan ini diadakan bergiliran di rumah salah seorang anggota
Gapoktan. Iuran untuk arisan ini besarnya adalah Rp 5.000 perorang. Jumlahnya memang tidak
terlalu besar, karena sifatnya hanya untuk mengakrabkan antar anggota gapoktan saja.
3 Rapat rutin anggota setiap 35
hari sekali Membicarakan segala sesuatu atau masalah yang
terkait dengan gapoktan dan usahatani yang dijalankan anggota gapoktan. Rapat rutin ini biasa
diadakan di kantor desa atau bangunan sekretariat gapoktan.
Iuran yang
dikeluarkan untuk
pelaksanaan rapat rutin ini adalah Rp 5.000 perorang untuk pengadaan konsumsi.
4 Piket malam bergilir seminggu
sekali Menjaga kandang sapi Karya Makmur milik
anggota gapoktan. 5
Pertemuan tentatif Gapoktan dengan kelompok tani
Jika ada inovasi dan materi penyuluhan baru yang diberikan oleh BPTP Jawa Tengah dan penyuluh.
Sumber: Data Primer 2012 diolah
6.2.3. Boundary Rule
Boundary rule merupakan aturan yang secara spesifik mengatur bagaimana seseorang dapat masuk atau keluar dari posisi anggota atau pengurus
Gapoktan Desa Banyuroto. Untuk menjadi anggota Gapoktan Desa Banyuroto,
62 petani harus berdomisili di Desa Banyuroto, sudah lebih dulu tergabung dalam
kelompok atau rukun tani di dusunnya, dan bersedia untuk berkomitmen yang disertai dengan pernyataan dan pencatatan namanya dalam daftar anggota
Gapoktan Desa Banyuroto. Pada ADART tidak dijelaskan bagaimana seseorang dapat keluar dari
keanggotaan gapoktan, tetapi pembubaran gapoktan dapat dilakukan apabila organisasi ini tidak lagi memenuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan
organisasi, sehingga organisasi yang bersangkutan tidak dapat diharapkan lagi kelangsungan dan manfaatnya. Pembubaran gapoktan hanya dapat dilakukan
dengan kehendak seluruh anggota yang diputuskan dalam rapat anggota dan sejak tanggal dikeluarkannya keputusan pembubaran gapoktan, maka pengurus harus
segera melaporkan keberadaan akhir gapoktan kepada pihak pemerintah desa atau
instansi yang terkait. 6.2.4. Aturan
Monitoring dan Sanksi
Gapoktan Desa Banyuroto juga memiliki aturan monitoring dan sanksi bagi seluruh anggotanya tanpa terkecuali. Monitoring dan sanksi ini bertujuan
agar para pengurus dan anggota bertanggung jawab dan disiplin terhadap apa yang dikerjakannya dan tugasnya di gapoktan.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gapoktan pada Bab V
Pasal 9 tertera bahwa setiap anggota berkewajiban melaksanakan program kelompok dan mengikuti musyawarah dan rapat kelompok, serta Bab II Pasal 2
tertera bahwa setiap anggota berkewajiban menjaga kerukunan sesama anggota, menaati dan mematuhi peraturan-peraturan gapoktan, dan ikut andil dalam
pelaksanaan program-program kegiatan kelompok. Kewajiban ini tentunya harus
63 dipatuhi oleh seluruh anggota gapoktan. Bentuk monitoring yang dilakukan yaitu
ketua gapoktan bekerjasama dengan seluruh ketua kelompok tani dan rukun tani yang ada di Desa Banyuroto untuk memantau kondisi anggota perwakilannya di
gapoktan. Komunikasi yang dijalin tentunya juga menimbulkan manfaat berupa anggota gapoktan lebih bersemangat lagi bekerja karena didukung oleh kelompok
taninya dan diperhatikan oleh ketua gapoktan. Bentuk sanksi yang diterapkan ketika anggota gapoktan tidak menunaikan
kewajibannya adalah anggota tersebut harus menemui ketua gapoktan dan menjelaskan seluruh alasan dengan sejelas-jelasnya mengapa ia tidak menunaikan
kewajibannya. Jika ketua gapoktan sudah memaafkan, maka ia juga harus meminta maaf di depan forum pertemuan gapoktan dan meminta maaf juga
kepada kelompok taninya. Sanksi yang lebih berat lagi akan dijatuhi jika ia terus melakukan kesalahan, sanksi akan diputuskan dalam rapat anggota, sanksi
terberatnya bahkan pelanggar bisa dikeluarkan dari gapoktan. 6.2.5. Aturan Penyelesaian Konflik dalam Kelembagaan
Selama ini tidak pernah terjadi konflik antar aktor maupun antar stakeholder yang terlibat dalam Gapoktan Desa Banyuroto. Penduduk Desa
Banyuroto sangat kooperatif bekerja sama dengan para penyuluh lapang, staf BPTP Jawa Tengah, staf Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, dan seluruh tamu
yang berkunjung untuk studi banding ke Gapoktan Desa Banyuroto. Semua aktor berinteraksi secara harmonis dalam menjalankan kegiatan pertanian dan
peternakan di Desa Banyuroto. Hal ini didukung dengan kultur masyarakat yang sangat menghormati keberadaan tamu, kebiasaan bermusyawarah dan gotong-
royong dalam segala hal kebaikan.
64 Ketegangan hanya sempat terjadi ketika letusan Gunung Merapi tahun
2010. Desa Banyuroto terkena dampak letusan berupa hujan abu tebal yang menutupi lahan-lahan pertanian dan menyebabkan tanaman kering bahkan mati.
Hal ini berdampak pada rendahnya produksi dan turunnya harga ternak, sehingga minimnya Persepsian yang mereka peroleh, mereka keberatan untuk membayar
angsuran dana PUAP yang mereka terima sebesar Rp 3.500.000 dan pengembaliannya dikenakan bunga sebesar Rp 300.000 untuk biaya operasional
Gapoktan Desa Banyuroto. Berdasarkan surat perjanjian yang ditandatangani oleh pihak penerima
dana dan ketua Gapoktan, disepakati bahwa kedua belah pihak sepakat mengadakan perjanjian bahwa pihak peminjam telah meminjam uang sebesar Rp
3.500.000 untuk bantuan pembelian sapi dan sanggup mengembalikan sebesar Rp 3.800.000 selama satu tahun terhitung tanggal pinjam 28 Desember 2008.
Kemudian pada tanggal 28 Desember 2009 pihak peminjam sanggup mulai mengembalikan sepenuhnya kepada ketua gapoktan dan apabila pihak peminjam
tidak menepati perjanjian ini akan dilaporkan pada pihak yang berwajib. Kesepakatan dari seluruh anggota diambil supaya tidak timbul konflik
antar anggota. Kesepakatan yang diambil yaitu menunda pembayaran cicilan dana PUAP selama satu tahun yang dimulai kembali pada tahun 2011. Kesepakatan ini
akhirnya dipatuhi oleh seluruh anggota demi kepentingan bersama.
6.3. Biaya Transaksi Kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto