20 1.
Petani mandiri mempunyai rasa percaya diri dan mampu memutuskan atau mengambil suatu tindakan yang dinilai paling menguntungkan secara
cepat, dan tepat dalam mengelola usahanya di bidang pertanian tanpa tergantung atau tersubordinasi oleh pihak lain, baik itu berupa perintah,
ancaman, petunjuk atau anjuran. 2.
Senantiasa mengembangkan kesadaran diri dan kebutuhannya akan pentingnya memperbaiki diri dan kehidupannya, serta punya inisiatif dan
kemauan keras untuk mewujudkan harapannya. 3.
Mampu bekerjasama dengan pihak lain dalam kedudukan setara sehingga terjadi kesalingketergantungan dalam situasi saling menguntungkan dalam
suatu kemitraan usaha yang berkelanjutan. 4.
Mempunyai daya saing yang tinggi dalam menetapkan pilihan terbaik bagi alternatif usaha yang ditempuh dalam kehidupannya.
5. Senantiasa berusaha memperbaiki kehidupannya melalui berbagai upaya
memperluas wawasan
berfikir dan
pengetahuan, sikap
dan keterampilannya, sehingga berespon secara positif terhadap perubahan
situasi dan berusaha secara sadar mengatasi permasalahan dengan prosedur yang dinilai paling tepat.
2.4. Kesejahteraan Petani
Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat perdesaan adalah melalui penerapan inovasi teknologi, khususnya teknologi
pertanian. Menurut Bustanul 2000, perubahan sistem perekonomian perdesaan akibat inovasi teknologi akan merangsang inovasi kelembagaan, perubahan sistem
21 nilai, inovasi institusi, dan sebagainya yang mengarah kepada perputaran inovasi
IPTEK. Kinerja indikator kesejahteraan ekonomi petani dapat digambarkan
melalui lima aspek yang bisa menunjukkan penciri atau penanda kesejahteraan petani, yaitu: 1 struktur pendapatan rumah tangga on farm, off farm, dan non
farm, 2 struktur pengeluaran rumah tangga, 3 keragaan tingkat ketahanan pangan rumah tangga, 4 keragaan daya beli rumah tangga petani, dan 5
perkembangan nilai tukar petani NTP Sadikin dan Subagyono 2008.
2.5. Pertanian Berkelanjutan
Selama ini indikator sukses pertanian kita adalah sekedar jumlah atau hasil produksi pertanian, untuk memenuhi permintaan pasar. Dalam pertanian
berkelanjutan, tujuan yang ingin dicapai bukanlah sekedar target produksi jangka
pendek, tetapi lebih ditekankan pada upaya keberlanjutan sistem produksi jangka
panjang. Sehingga inovasi yang dilakukan, dalam pertanian berkelanjutan adalah
dalam rangka peningkatan secara optimal proses-proses biologi dan ekologi dalam ekosistem Manuwoto 1998.
Untuk inilah, kini saatnya terutama para penyuluh pertanian untuk mengajari petani tentang cara-cara mengembangkan kesuburan tanah, prinsip
pengendalian hama alami dan pengoptimalisasi peran musuh alami, pengelolaan tanaman memilih jenis, pola tanam, mengatur waktu tanam yang tepat guna
memanipulasi interaksi musim tanaman dan hama. Hal lain, harus dipikirkan pula pengembangan jenis-jenis kultiva tanaman yang tidak banyak membutuhkan
pupuk dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit. Pengembangan varietas
22 unggul lokal yang sudah beradaptasi sesuai dengan kondisi setempat perlu
dipertimbangkan untuk mendapatkan bibit unggul spesifik lokasi. Untuk menjamin keseimbangan agar terciptanya keberlanjutan ada tiga
unsur yang harus diperhatikan. Pertama, kegiatan pertanian itu tidak menguras sumberdaya alam dan juga tidak merusak lingkungan. Kedua, kegiatan pertanian
itu dilaksanakan secara efisien dan ekonomis sehingga memberikan keuntungan bagi pelaku-pelakunya tidak saja pada saat ini tapi juga bagi pelaku-pelaku pada
generasi mendatang. Kemudian yang ketiga adalah harus dapat mengantisipasi perubahan karena perubahan itu pasti terjadi pada lingkungan yang dinamis ini
Manuwoto 1998.
2.6. Biaya Transaksi