27
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Operasional
Keberhasilan gapoktan sangat ditentukan oleh struktur dan infrastruktur kelembagaan. Struktur kelembagaan yang dimaksud adalah struktur organisasi
beserta pembagian fungsi, struktur, dan kewenangan. Keberadaan struktur organisasi beserta pembagian fungsinya akan sangat membantu kelancaran dalam
menjalankan roda organisasi. Selain struktur, infrastruktur kelembagaan berupa aturan main rule of the game juga sangat menentukan arah gerak dan
keberhasilan kelembagaan. Aturan main yang jelas yang mengatur hubungan antar aktor dan hubungan dengan pihak lain akan menjamin kepastian dan keberhasilan
interaksi antar aktor dengan pihak lain. Maka untuk mengetahui keberhasilan kelembagaan gapoktan harus diawali dengan menganalisis aturan main yang
berlaku pada gapoktan tersebut. Untuk lebih mengetahui secara lebih mendalam bagaimana kelembagaan
tersebut bekerja, maka dilakukan pula analisis lebih jauh terhadap aktor-aktor yang terlibat dalam gapoktan tersebut dan bagaimana pula kualitas hubungan
antar aktor tersebut. Kualitas hubungan antar aktor diidentifikasikan oleh adanya harmonis, sinergi, konflik, dan lain-lain. Tentu saja aturan main yang baik akan
tercermin dari kualitas hubungan antar aktor tersebut. Kelembagaan gapoktan merupakan sebuah wadah representasi yang
diharapkan dapat meningkatkan kemandirian, kesejahteraan petani, dan keberlanjutan pertanian di suatu wilayah. Transfer inovasi spesifik lokasi
mengenai pertanian dikelola melalui kelembagaan sehingga gapoktan benar-benar menjalankan fungsinya sebagai wadah berhimpunnya interaksi berbagai
28 kelompok tani dengan lingkungan eksternal. Tata kelola yang demikian
diharapkan dapat meningkatkan kemandirian, kesejahteraan petani, dan keberlanjutan pertanian di Desa Banyuroto. Namun kelembagaan itu sendiri
seringkali kurang mengapresiasi kepentingan anggota. Oleh karenanya, perlu diadakan penelitian mengenai kualitas kelembagaan dalam mencapai tujuannya.
Hubungan antar aktor yang baik merupakan insentif bagi gapoktan untuk terus bekerja mencapai tujuan yang diinginkan yaitu tercapainya kemandirian,
kesejahteraan petani, dan keberlanjutan pertanian, khususnya komoditi strawberry. Tujuan itu tidak mungkin tercapai tanpa adanya kelembagaan yang
baik. Hasil studi ini diharapkan dapat menemukan hubungan antara kelembagaan struktur dan infrastruktur, interaksi antar aktor, dan keberhasilan, tujuan serta
target yang dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi pengelolaan gapoktan- gapoktan lainnya. Kerangka pemikiran operasional penelitian ini disajikan pada
Gambar 1 berikut ini.
29
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
Keterangan: = Aspek yang dikaji
= Komponen biaya transaksi = Rincian yang dikaji
KELEMBAGAAN GAPOKTAN DESA BANYUROTO
Struktur kelembagaan susunan dan fungsi
organisasi Infrastruktur Kelembagaan
aturan main
Pola interaksi antar aktor sinergi atau kompetisi
Aktor Identifikasi aktor
Kualitas kelembagaan - Kemandirian petani
-Kesejahteraan ekonomi petani - Keberlanjutan pertanian secara ekologi
Rekomendasi kebijakan Biaya
Transaksi
30
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian