68 kelembagaan senantiasa terjaga. Kelembagaan yang ada dalam Gapoktan Desa
Banyuroto merupakan
jenis kelembagaan
formal. Anggota
mengenal kelembagaan tersebut setelah diintroduksikan dan perlahan mulai menjadi
kesadaran dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Analisis kualitas kelembagaan perlu untuk menilai sejauh mana
kelembagaan tersebut bekerja. Kualitas tersebut dapat dilihat dari kejelasan dan keefektivan kelembagaan.
6.4.1. Kejelasan Kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto
Setiap kelembagaan terbentuk berdasarkan tujuan yang sama dan orang- orang yang terlibat didalamnya dengan pola perilaku yang berpedoman pada nilai
dan aturan yang khas. Aturan tersebut dibuat untuk mencapai suatu tujuan yaitu tercapainya keberlanjutan pertanian di Desa Banyuroto. Oleh karenanya
diperlukan analisis mengenai kejelasan kelembagaan gapoktan dalam mencapai tujuan tersebut yang meliputi: 1 kejelasan struktur kelembagaan, 2 kejelasan
aturan, dan 3 tingkat pemahaman anggota terhadap kelembagaan tersebut. Struktur kelembagaan berkaitan dengan susunan kedudukan antar
pengurus dengan anggota yang masing-masing memiliki peranan dan pembagian tugas, hak dan kewajiban, serta aturan yang mengikat di dalamnya. Indikator
untuk mengetahui seberapa jelas dari struktur kelembagaan antara lain: kelengkapan susunan pengurus, kinerja pengurus, pengetahuan anggota terhadap
susunan kelembagaan, dan periode pergantian kepengurusan.
6.4.1.1. Susunan Kepengurusan Kelembagaan
Kelengkapan susunan pengurus dilihat dari kelengkapan aktor yang terlibat dalam kelembagaan yang disesuaikan dengan kebutuhan kelembagaan.
69 Aturan yang terdapat dalam kelembagaan masing-masing dipatuhi dan dijalankan
oleh aktor yang telah ditentukan. Kelengkapan kepengurusan kelembagaan berpengaruh terhadap keberlangsungan kelembagaan tersebut. Berikut ini adalah
sebaran persepsi anggota Gapoktan Desa Banyuroto mengenai kelengkapan
kelembagaan yang ada dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini: Tabel 14. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Mengenai
Kelengkapan Kelembagaan
Kelengkapan Kelembagaan Anggota Gapoktan Desa Banyuroto
Jumlah Persentase
Lengkap
17 60,71
Kurang Lengkap 10
35,71
Tidak Lengkap
1 3,57
Jumlah 28
100
Sumber: Data Primer 2012 diolah Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 60,71 anggota Gapoktan Desa
Banyuroto beranggapan jika kelembagaan yang ada sudah lengkap, sedangkan sisanya sebanyak 35,71 menyatakan kelembagaan kurang lengkap dan hanya
3,57 menyatakan kelembagaan tidak lengkap. Hal ini dikarenakan anggota gapoktan yang tidak terlalu aktif dalam kegiatan gapoktan tidak terlalu
mengetahui struktur aktor dalam kelembagaan.
6.4.1.2. Kinerja Pengurus Kelembagaan
Suatu kelembagaan yang baik pasti terdapat uraian kerja berupa pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang pengurus. Aktor yang terlibat
harus menjalankan perannya masing-masing dalam kelembagaan yang telah disepakati. Seluruh anggota yang terlibat dalam suatu kelembagaan hendaknya
mengetahui uraian kerja pengurus kelembagaan agar saling sadar dan membantu dalam proses berjalannya suatu kelembagaan. Untuk mengetahui kinerja aktor
tersebut, pada Tabel 15 disajikan sebaran persepsi anggota Gapoktan Desa Banyuroto terhadap uraian kerja pengurus kelembagaan.
70
Tabel 15. Sebaran Persepsi Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Mengenai Uraian Kerja Pengurus Kelembagaan
Uraian Kerja Pengurus Kelembagaan
Anggota Gapoktan Desa Banyuroto Jumlah
Persentase
Jelas 9
32,14
Kurang Jelas
14 50,00
Tidak Jelas 7
25 Jumlah
28 100
Sumber: Data Primer 2012 diolah Sebanyak 50 atau setengah dari anggota Gapoktan Desa Banyuroto
menyatakan bahwa uraian kinerja pengurus kelembagaan kurang jelas, sedangkan hanya 32,14 yang menyatakan kinerja pengurus jelas, dan 25 menyatakan
kinerja pengurus kelembagaan tidak jelas. Hal ini dikarenakan kinerja pengurus kelembagaan yang benar-benar berjalan dan jelas hanyalah peran ketua, wakil,
sekretaris, dan bendahara, sedangkan untuk seksi-seksi yang ada, belum begitu terlihat kinerjanya.
6.4.1.3. Periode Pergantian Kepengurusan