Zanden 1984 menjelaskan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif dan perilaku. Komponen kognitif menunjukkan
bagaimana seseorang mengetahui tentang suatu objek, kejadian, situasi, pemikiran, keyakinan dan ide mengenai sesuatu. Komponen afektif adalah berupa
perasaan atau emosi terhadap obyek aktual, kejadian atau situasi yang berkaitan. Komponen perilaku menunjukkan kecenderungan untuk bertindak berkaitan
dengan obyek, kejadian atau situasi yang dihadapi. Gerungan 1996 menjelaskan bahwa sikap mempunyai ciri-ciri antara lain:
1 sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya, 2 sikap itu dapat
berubah-ubah bila terdapat keadaan dan syarat tertentu, karena sikap itu dapat dipelajari, 3 sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi
tertentu terhadap suatu objek, 4 objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tertentu, 5 sikap
mempunyai segi motivasi dan segi perasaan, sehingga hal inilah yang membedakan sikap dari kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Berdasarkan definisi-definisi yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap dalam penelitian ini adalah kecenderungan individu untuk
menanggapi suatu objek, dapat berupa situasi, benda, ide, orang dan isu baik dalam bentuk tanggapan positif maupun tanggapan negatif dan dapat dipelajari.
2.2 Kerangka Pemikiran
Setiap masyarakat mengalami perubahan sepanjang masa. Perubahan juga terjadi pada masyarakat nelayan. Masyarakat nelayan di pulau kecil mengalami
perubahan walaupun secara geografis pulau kecil memiliki karakteristik yang khas yaitu ukuran luasnya yang kecil smallness, isolasi, ketergantungan
dependence, dan kerentanannya vulnerability. Perubahan yang terjadi dapat dipicu oleh faktor eksternal maupun faktor internal.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, kebijakan setelah desentralisasi atau otonomi daerah tidak banyak berpengaruh terhadap kehidupan
nelayan, sehingga kebijakan otonomi daerah di Pulau Sebuku akan dilihat sebagai salah satu faktor yang diduga mempengaruhi dinamika kehidupan nelayan.
Masuknya perusahaan tambang dan kondisi iklim di Pulau Sebuku juga akan dilihat sebagai faktor eksternal yang diduga mempengaruhi kehidupan nelayan.
Hal ini karena adanya aktivitas masyarakat di lokasi pertambangan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan hidup masyarakat yang terlibat dalam kegiatan
pertambangan. Perubahan iklim diduga berpengaruh terhadap strategi adaptasi yang dilakukan nelayan, karena pekerjaan sebagai nelayan sangat tergantung pada
musim untuk melaut dengan pendapatan yang fluktuatif terutama ketika musim paceklik. Faktor eksternal di luar kehidupan nelayan di Pulau Sebuku akan dilihat
dari tiga aspek, yaitu kebijakan otonomi daerah, masuknya perusahaan tambang dan kondisi iklim, dimana kondisi kemiskinan diduga berpengaruh terhadap
strategi adaptasi yang dilakukan oleh nelayan. Sikap seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh berbagai faktor,
dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi sikap akan dilihat dari faktor internal yaitu karakteristik individu nelayan terhadap faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan di luar individu yang
merupakan obyek dan mempengaruhi sikap seseorang. Sikap nelayan disini adalah sikap nelayan terhadap faktor eksternal kebijakan otonomi daerah,
masuknya perusahaan tambang dan kondisi iklim. Faktor internal dilihat dari karakteristik individu nelayan, yaitu usia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman melaut.
Gambar 1. Kerangka Analisis Kemiskinan dan Strategi Adaptasi Nelayan di Pulau Kecil
Keterangan Gambar
: Tentang : Dimensi kehidupan nelayan
: Pengaruh : Hubungan
: Batasan aspek yang dikaji
Berdasarkan Gambar 1, faktor eksternal dilihat dari tiga aspek, yaitu kebijakan otonomi daerah, masuknya perusahaan tambang dan kondisi iklim
diduga berpengaruh terhadap dinamika kehidupan nelayan, karena ketiga aspek dari faktor eksternal tersebut berkaitan dengan kehidupan masyarakat terutama
yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Dinamika kehidupan nelayan dalam penelitian ini dilihat dari tiga komponen, yaitu kondisi kemiskinan, strategi
adaptasi dan sikap nelayan, dimana kondisi kemiskinan dan sikap nelayan terhadap tiga faktor eksternal berpengaruh terhadap strategi adaptasi yang
dilakukan oleh nelayan. Faktor Internal dari karakteristik individu nelayan diduga
Strategi adaptasi Faktor eksternal:
Kebijakan otonomi daerah Masuknya perusahaan tambang
Kondisi iklim
Dinamika kehidupan nelayan di pulau kecil
Karakteristik individu nelayan: Usia
Tingkat pendapatan Tingkat pendidikan
Jumlah tanggungan keluarga Pengalaman melaut
Kondisi kemiskinan Sikap nelayan
memiliki hubungan dengan sikap nelayan tentang faktor eksternal kebijakan otonomi daerah, masuknya perusahaan tambang dan kondisi iklim.
2.3 Hipotesis Penelitian