Sikap Isu dan Kondisi Pulau-pulau Kecil

kepentingan ekonomi, simpan pinjam dan jaringan sosial yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang kelangsungan hidup keluarga. Ketiga, menjual barang berharga milik keluarga, berhutang pada saudara, koperasi atau juragan, dan sumbangan keluargapenghasilan maupun menganggur.

2.1.6 Sikap

Fishbein dan Ajzen 1975 berpendapat bahwa, sikap merupakan predisposisi keadaan yang mudah terpengaruh emosional yang dipelajari untuk menanggapi atau bereaksi secara konsisten terhadap suatu obyek, baik dalam bentuk tanggapan positif maupun tanggapan negatif. Lau dan Shani 1992 menyebutkan bahwa sikap diartikan sebagai kecenderungan individu untuk menanggapi dengan cara tertentu terhadap situasi, benda, ide, orang dan isu. Sikap seseorang terhadap sesuatu dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman, pengetahuan, perasaan, emosi, cara berfikir, kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Sarwono 1992 menggunakan konsep W. McGuire yang mendefinisikan sikap sebagai respon manusia yang menempatkan objek yang dipikirkan ke dalam suatu dimensi pertimbangan. Objek yang dipikirkan adalah segala sesuatu benda, orang dan lain-lain yang bisa dinilai oleh manusia Wagito 2002 dalam Mulyandari 2006 mengatakan bahwa pembentukan dan perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu: a. Faktor Internal individu itu sendiri, yaitu cara dalam menanggapi dunia luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak. Faktor internal itu merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan. b. Faktor eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada si luar individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Faktor-faktor tersebut yaitu sifat objek yang dijadikan sasaran, kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap, sifat orang-orang atau sekelompok orang yang mendukung sifat tersebut, media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap dan situasi pada saat sikap itu dibentuk. Zanden 1984 menjelaskan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif dan perilaku. Komponen kognitif menunjukkan bagaimana seseorang mengetahui tentang suatu objek, kejadian, situasi, pemikiran, keyakinan dan ide mengenai sesuatu. Komponen afektif adalah berupa perasaan atau emosi terhadap obyek aktual, kejadian atau situasi yang berkaitan. Komponen perilaku menunjukkan kecenderungan untuk bertindak berkaitan dengan obyek, kejadian atau situasi yang dihadapi. Gerungan 1996 menjelaskan bahwa sikap mempunyai ciri-ciri antara lain: 1 sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya, 2 sikap itu dapat berubah-ubah bila terdapat keadaan dan syarat tertentu, karena sikap itu dapat dipelajari, 3 sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek, 4 objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tertentu, 5 sikap mempunyai segi motivasi dan segi perasaan, sehingga hal inilah yang membedakan sikap dari kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki seseorang. Berdasarkan definisi-definisi yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap dalam penelitian ini adalah kecenderungan individu untuk menanggapi suatu objek, dapat berupa situasi, benda, ide, orang dan isu baik dalam bentuk tanggapan positif maupun tanggapan negatif dan dapat dipelajari.

2.2 Kerangka Pemikiran