Memobilisasi peran keluarga istri dan anak Mengadakan kegiatan pranata sosial ekonomi arisan

Berbeda dengan mesin kapal yang masih baru, mereka menggunakan solar sebagai bahan bakar armada dan tidak mengoplos dengan minyak tanah agar mesin kapal tidak cepat rusak. Sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu ID pada tanggal 24 Maret 2011. “Minyak sekarang sakit Mba, terkadang sulit didapat. Pernah satu hari nelayan disini tidak pergi melaut karena tidak ada minyak, jadi harus ke kota dulu baru dapat minyak. Terkadang jatah minyak juga kurang, ga cukup. Jatah minyak sehari selawi liter 7 harganya cuma Rp3500,00 liter, sisanya kalo kurang ya harus beli sendiri di warung harganya lebih mahal, bisa sampe Rp5000,00 liter. Habis mau gimana lagi Mba, kalo pake solar mahal, sakit Mba karena 1 liternya Rp6.000,00”

d. Membeli emas dan alat-alat elektronik

Pendapatan yang diperoleh nelayan setelah menjual hasil tangkap dan dikurangi biaya operasional mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pendapatan yang mereka peroleh ketika musim tangkap yaitu pada bulan Januari hingga Juni, penghasilan yang didapat oleh nelayan menjadi besar. Besarnya pendapatan yang diperoleh nelayan ketika musim tangkap, sebagian mereka gunakan untuk membeli emas sebagai simpanan yang dapat mereka jual kembali ketika musim paceklik dan membeli barang-barang elektronik, namun dapat pula hanya ditabung atau disimpan di rumah.

e. Memobilisasi peran keluarga istri dan anak

Sejalan dengan Kusnadi 2000 dalam Rofikoh 2007 menjelaskan bahwa strategi adaptasi yang biasanya dilakukan adalah memobilisasi peran perempuan kaum istri dan anak-anaknya untuk mencari nafkah. Hal ini juga terjadi pada masyarakat nelayan di Desa Rampa, istri berperan dalam aktifitas pasca panen, termasuk diantaranya menjemur ikan bagi beberapa keluarga yang memiliki kemampuan. Mereka juga berjualan kue, makanan dan berdagang di rumahnya maupun menjadi buruh cuci, sedangkan peranan anak laki-laki selain meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai nelayan dan atau bekerja pada perusahaan tambang di Pulau Sebuku dan anak perempuan membantu pekerjaan rumah. 7 Selawi liter dalam bahasa Indonesia adalah 25 liter Tidak berbeda jauh, peran istri nelayan di Desa Sekapung juga membantu dalam proses pasca panen dan menjemur ikan. Hanya saja terdapat kelompok istri nelayan binaan perusahaan batubara dalam mengolah ikan tenggiri menjadi kerupuk amplang. Kerupuk amplang dijual ke Kota dan menjadi pemasukan tambahan. Beberapa orang ada yang bekerja menyadap karet di kebun dan sebagian lainnya memecah kayu untuk membuat jalan aspal yang kemudian dibeli oleh perusahaan. Kegiatan ini menambah penghasilan keluarga, sedangkan peran pemuda ada yang membuka jasa cuci motor dan bengkel.

f. Mengadakan kegiatan pranata sosial ekonomi arisan

Arisan merupakan salah satu cara mereka menabung dan strategi adaptasi komunitas. Arisan dapat diikuti namun tidak diwajibkan untuk seluruh rumah tangga nelayan di Desa Rampa dengan membayar Rp30.000,00 setiap hari dengan jumlah arisan yang didapat sebesar Rp6.000.000,00. Uang ini yang kemudian digunakan untuk membeli perahu, jaring ataupun alat tangkap lain maupun bahan bakar dan keperluan melaut lainnya serta keperluan hidup mereka. Kaum perempuan banyak terlibat dalam kegiatan pranata sosial ekonomi yang mereka bentuk seperti arisan untuk menunjang kelangsungan hidup keluarga. Arisan yang terdapat di Desa Rampa ada beberapa jenis, yaitu Rp50.000,00 minggu, Rp500.000,00 bulan maupun Rp100.000,00 hari. Hanya saja jarang nelayan yang ikut arisan dengan membayar Rp100.000,00 hari karena dirasa cukup berat dan tidak mampu, sehingga pilihan arisan dengan membayar Rp100.000,00 hari banyak diikuti oleh para agen dan pedagang besar.

g. Memiliki dan mengganti jenis alat tangkap sesuai musim tangkapan