4 Tidak memiliki fasilitas buang air besar bersama-sama dengan rumah tangga lain
5 Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik 6 Sumber air minum berasal dari sumur mata air tidak terlindung sungai
air hujan 7 Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar arang
minyak tanah 8 Hanya mengkonsumsi daging susu ayam satu kali dalam seminggu
9 Hanya membeli lebih satu stel pakaian baru dalam setahun 10 Hanya sanggup makan sebanyak satu dua kali dalam sehari
11 Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas poliklinik 12 Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan
500 m
2
, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp 600.000,-perbulan
13 Pendidikan tertinggi kelapa keluarga: tidak sekolah tidak tamat SD hanya SD
14 Tidak memiliki tabungan barang yang mudah dijual dengan minimal Rp 500.000,- seperti sepeda motor kredit non kredit, emas, ternak, kapal
motor, atau barang modal lainnya. Berbagai definisi kemiskinan telah disebutkan oleh beberapa ahli
sebelumnya, maka definisi kemiskinan pada penelitian ini yaitu suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia, khususnya
menyangkut kebutuhan fisik yakni pangan dan bukan pangan pakaian, perumahan dan jasa.
2.1.4 Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Kusnadi 2002 dalam Karunia 2009 menyatakan bahwa kemiskinan dan tekanan sosial maupun ekonomi yang dihadapi nelayan berakar pada faktor
kompleks yang saling terkait. Faktor tersebut diklasifikasikan ke dalam faktor alami dan faktor non-alami. Faktor alamiah berkaitan dengan fluktuasi musim
penangkapan dan struktur alamiah sumberdaya ekonomi desa. Faktor non- alamiah, berkaitan dengan keterbatasan daya jangkau teknologi penangkapan,
ketimpangan dalam sistem bagi hasil dan tidak adanya jaminan sosial yang pasti, lemahnya penguasaan jaring pemasaran dan modernisasi perikanan yang telah
berlangsung sejak seperempat abad terakhir ini. Penyebab terjadinya kemiskinan pada masyarakat nelayan menurut
Pangemanan 1994, diantaranya kurangnya akses kepada sumber-sumber modal, akses terhadap teknologi, akses terhadap pasar maupun rendahnya partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam, selain itu dapat pula disebabkan karena faktor-faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,
rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya tingkat kesehatan serta alasan-alasan lainnya seperti kurangnya prasarana umum di wilayah pesisir, lemahnya
perencanaan spasial yang mengakibatkan tumpang tindihnya beberapa sektor pada satu kawasan, polusi dan kerusakan lingkungan.
Chamsyah 2006 mengatakan bahwa kemiskinan adalah bencana sosial yang banyak dihubungkan dengan sebab-sebab tertentu. Semula, tidak dapat
diterima sebagai kondisi alami, namun terdapat faktor internal dan eksternal dari masyarakat yang menjadi miskin. Beberapa penyebab kemiskinan antara lain :
1. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pikiran, pilihan atau kemampuan diri individu yang
miskin; 2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga dan perencanaan keluarga sejahtera; 3. Penyebab sub-
budaya “sub-cultural”, yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan
sekitar, seperti keyakinan , norma, adat dan agama; 4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain, termasuk perang, pemerintah dan ekonomi; 5. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan
merupakan hasil dari struktur sosial.
2.1.5 Strategi Adaptasi Nelayan