Prasarana dan Sarana Desa Prasarana dan Sarana Transportasi

sanitasi rumah yang kurang baik dan atau kondisi cuaca yang tidak mendukung serta dipengaruhi oleh daya tahan tubuh yang lemah. Terdapat program 5 tahun pemerintah dalam pengobatan massal pencegahan kaki gajah bagi masyarakat Desa Sekapung.

e. Prasarana dan Sarana Desa

Infrastruktur merupakan pemicu pembangunan suatu wilayah serta sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Infrastruktur umum yang terdapat di Desa Sekapung, diantaranya lima buah mesjid, satu buah pasar, satu buah GOR aula, satu buah lapangan, satu buah puskesmas dan sekolah masing-masing satu buah mulai dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas serta terdapat irigasi. Sumber penerangan di Desa Sekapung masih menggunakan mesin genset dari pukul 18.00 WIT hingga pukul 22.00 WIT. Ketersediaan jaringan air bersih yang digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari mereka alirkan dari sumber mata air sumur di gunung menggunakan pipa yang dialiri ke setiap rumah dan ditampung dalam penampung umum. Mereka mendirikan rumah panggung yang terbuat dari kayu diatas permukaan tanah namun sebagian dari warga di RW 4 mendirikan rumah panggungnya disisi laut. Sarana infrastruktur pendukung dalam pemasaran hasil laut di jual pada agen pengumpul yang terdapat di desa. Agen pengumpul memeiliki peran dalam perekonomian desa. Hal ini karena ketiadaan Tempat Pelelangan Ikan TPI.

f. Prasarana dan Sarana Transportasi

Letak Desa Sekapung di ujung selatan dari Pulau Sebuku, waktu yang ditempuh untuk mencapai Ibukota Pulau Sebuku Desa Sungai Bali adalah satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Desa Sekapung terdiri dari jalan utama dan jalan lingkungan. Jalan utama terbuat dari beton yang sudah dibangun dengan menggunakan semen dan bahan material lainnya sedangkan jalan lingkungan masih berupa tanah yang ditumbuhi oleh rerumputan. Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. Alat transportasi yang digunakan adalah milik masyarakat karena tidak ada kendaraan operasional desa, baik speedboat maupun Kapal Motor KM, sedangkan untuk ke kota atau kecamatan lainnya dapat menggunakan speedboat dan Kapal Motor KM berukuran besar khusus membawa barang. Sebanyak 15 warga desa memiliki speedboat yang digunakan sebagai alat transportasi menuju ke kota, mereka memiliki kelompok speedboat yang mengatur jadwal operasional, hal ini karena izin trayek terbatas hanya 3 hingga 4 speedboat yang diperbolehkan beroperasi dalam satu hari, sehigga mereka menggunakan sistem antri. 4.4 Gambaran Umum Kondisi Perikanan 4.4.1 Gambaran Umum Kondisi Perikanan Di Desa Rampa