Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

hayati seperti bahan tambang, energi laut dan jasa lingkungan terutama pariwisata dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pulau-pulau kecil juga memiliki berbagai permasalahan yang khas selain memiliki potensi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Permasalahan yang terjadi di pulau-pulau kecil diantaranya kondisi yang relatif terisolasi dan jauh dari pulau induk, terbatasnya sarana dan prasarana perekonomian seperti: jalan, pelabuhan, pasar, listrik maupun lembaga keuangan menyebabkan tingkat kesejahteraan dan pendapatan masyarakatnya rendah serta rendahnya kualitas sumberdaya manusia akibat kurangnya fasilitas pendidikan, tidak tersedianya media informasi dan komunikasi serta fasilitas kesehatan Bengen, 2002. Permasalahan lain yang terjadi di pulau-pulau kecil terutama pulau yang terluar dan berbatasan dengan negara tetangga sebagaimana disebutkan dalam Dishidros TNI-AL 2003, bahwa terdapat permasalahan utama di 13 pulau-pulau kecil perbatasan adalah 1 rawan penangkapan ikan legal, 2 rawan perampokan, 3 rawan penyelundupan, 4 rawan okupasi negara lain, dan 5 rawan pengaruh ipoleksosbud dari negara lain.

2.1.2 Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Desentralisasi adalah penyerahan kekuasaan wewenang, hak, kewajiban dan tanggung jawab sejumlah urusan pemerintahan dari pemerintah pusat ke daerah otonom sehingga daerah otonom itu dapat melakukan pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam masalah-masalah pengelolaan pembangunan untuk mendorong dan meningkatkan kinerja pembangunan Salam, 2007. Sebagaimana disebutkan dalam UU No 32 tahun 2004 pasal 1, bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia 3 . 3 Diakses dari http:www.linkpdf.comebookviewer.php?url=http:landspatial.bappenas.go.idperaturanthe _fileUU_No32-2004.pdf pada tanggal 9 Desember 2010 Crutchfielf 1972 dalam Suryadi 1984, mengemukakan bahwa pengelolaan perikanan meliputi peraturan-peraturan mengenai kematian karena kegiatan perikanan, meningkatkan produksi alami ikan, mendorong pengembangan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan untuk mengubah sediaan yang bersifat laten menjadi sumberdaya yang bernilai ekonomi. Adapun Satria dkk 2002, menyebutkan bahwa desentralisasi pengelolaan laut merupakan wujud demokratisasi karena semakin terbuka kesempatan nelayan lokal berpartisipasi dalam pengelolaan sumberdaya. Hutagalung dkk 2007 menjelaskan di dalam buku Pembangunan Perdesaan dan Daerah Pesisir Pada Era Milenium III, berdasarkan Pasal 18 ditetapkan bahwa daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut. Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumberdaya alam di bawah dasar danatau di dasar laut sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kewenangan daerah untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut sebagaimana dimaksud di atas meliputi : 1. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut; 2. Pengaturan administratif; 3. Pengaturan tata ruang; 4. Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah; 5. Ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan 6. Ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.

2.1.3 Kemiskinan