Kondisi Ekonomi .1 Kondisi Ekonomi Desa Rampa

4.2 Kondisi Ekonomi 4.2.1 Kondisi Ekonomi Desa Rampa Kondisi ekonomi di Desa Rampa ditunjang oleh tenaga kerja produktif sebanyak 77,44 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Mata pencaharian masyarakat di Desa Rampa terdiri dari beberapa sektor, diantaranya adalah sektor swasta sebanyak 21,19 persen, pertanian dan nelayan sebanyak 53,2 persen dan PNS sebanyak 3,1 persen serta mata pencaharian tidak tetap pengangguran sebanyak 7,59 persen. Prosentase masyarakat yang memiliki mata pencaharian tidak menganggur menduduki posisi tertinggi dibawah yang bekerja disektor swasta. Sebelum perusahaan tambang masuk di Pulau Sebuku, mayoritas masyarakat Desa Rampa bermata pencaharian sebagai nelayan, namun kini setelah ada pertambangan beberapa masyarakat berpindah mata pencaharian pada sektor swasta yaitu bekerja pada perusahaan tambang. Seluruh nelayan di Desa Rampa sudah memiliki perahu sendiri, baik itu jenis perahu dayung sampan maupun Kapal Motor KM dengan kekuatan dari 20 PK hingga 30 PK. Kepemilikan perahu dan alat tangkap oleh masing-masing nelayan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi di Desa Rampa juga tidak terlepas dari peranan agen atau biasa disebut penukar pengumpul udang. Agen membeli hasil tangkap nelayan yang kemudian menjualnya ke Kotabaru. Hal ini karena tidak adanya lembaga maupun pihak lain yang membantu dalam pemasaran hasil tangkapan nelayan, seperti Koperasi Unit Desa KUD maupun Tempat Pelelangan Ikan TPI.

4.2.2 Kondisi Ekonomi Desa Sekapung

Kondisi ekonomi di Desa Sekapung dilihat dari mata pencaharian masyarakat terdiri atas beberapa sektor diantaranya adalah sektor swasta, pertanian, perkebunan dan nelayan serta berdagang. Sebelum perusahaan tambang masuk di Pulau Sebuku, mayoritas masyarakat Desa Sekapung bermata pencaharian sebagai nelayan yang memiliki bagan tancap dan kapal, namun setelah masuknya perusahaan tambang jumlah nelayan semakin berkurang karena mereka bekerja pada perusahaan tambang terutama masyarakat yang memiliki ijazah dan keterampilan bekerja di lapang. Pada awalnya seluruh nelayan Desa Sekapung memiliki armada dan jenis alat tangkap sendiri dengan hasil tangkap udang, ikan tenggiri, cumi dan ikan teri minimal yang dapat diperoleh pada saat musim adalah 10 sampai 50 kghari. Kini jumlah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan sudah berkurang dan tersebar pada pekerjaan lainnya diluar nelayan, hal ini terlihat dari jumlah armada dan alat tangkap yang tersisa di desa yang dimiliki oleh nelayan. Mereka menggunakan jenis armada yang sama, yaitu Kapal Motor KM dengan mesin “domping” berkekuatan mulai dari 20 PK hingga 30 PK. Pertumbuhan ekonomi nelayan di Desa Sekapung tidak terlepas dari peranan agen atau biasa disebut penukar pengumpul. Agen membeli hasil tangkap nelayan dan menjualnya ke Kotabaru. Di sisi lain, tidak adanya lembaga maupun pihak lain yang membantu dalam pemasaran hasil tangkapan nelayan, seperti Koperasi Unit Desa KUD maupun Tempat Pelelangan Ikan TPI sehingga agen sangat berperan besar bagi perekonomian nelayan di Desa Sekapung. Pertumbuhan ekonomi masyarakat secara keseluruhan didorong oleh perusahaan tambang batubara melalui bantuan infrastruktur desa dan keterampilan membuat kerupuk amplang bagi kelompok ibu-ibu. 4.3 Kondisi Sosial 4.3.1 Kondisi Sosial Desa Rampa