kesulitan “sedang”, 1 butir soal dengan tingkat kesulitan “mudah”, 2 butir soal dengan tingkat kesulitan “sangat mudah”.
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar berkemampuan
tinggi dengan siswa yang menjawab salah berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diksriminasi,
disingkat D. untuk mengetahui daya pembeda dapat dilakukan dengan program ANNATES. Klasifikasi interprestasi daya pembeda tiap butir soal
yang digunakan adalah sebagai berikut:
8
Tabel 3.6 Klasifikasi Interprestasi Daya Pembeda
Nilai D
p
Interprestasi
0,00-0,20 Buruk
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,71 Baik
0,71-1,00 Baik sekali
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, realibilitas, indeks kesukaran soal dan daya pembeda dapat dilihat rekapitulasi analisis butir
soal. Dari 40 soal yang telah diuji coba, diperoleh 14 soal yang valid,
dengan realibiltas 0, 63. Akan tetapi, peneliti menggunakan 6 soal tambahan berdasarkan judgement ahli, hal ini disesuaikan dengan proporsi
keterwakilan masing-masing
indikator. Dengan
begitu peneliti
menggunakan butir soal nomor 1, 2, 5, 6, 8, 11, 12, 14, 19, 22, 28, 34, 37, 39 dan tambahan butir soalnya adalah nomor 4, 10, 15, 20, 35, 40 untuk
mengukur kemampuan pemahaman siswa mengenai materi perjuangan mempertahanakan kemerdekaan Indonesia.
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 319.
42
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis terhadap data. Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji-t t-test untuk menguji
hipotesis. Namun sebelum pengujian hipotesis dengan uji-t, maka yang perlu dilakukan adalah uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu
dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis data.
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan
adalah uji lillyfors. Adapun langkah-langkah untuk mengadakan uji lillyfors adalah:
9
Pertama- tama menentukan taraf signifikansi α = 5 0,05 dengan
hipotesis yang akan diuji. H
:Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H
1
: Sampel tidakberasal dari populasi berdistribusi normal. Kriteria pengujian:
Jika L = L
hitung
L
tabel
terima H sedangkan jika L
o
= L
hitung
L
tabel
tolak H
Kedua, lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut: 2
Data pengamatan Y
1
, Y
2
, Y
3
,......., Y
n
dijadikan bilangan baku Z
1,
Z
2
, Z
3
,Z
n
dengan rumus: Z
i =
Keterangan Y
i
= skor data Y = nilai rata-rata
9
Supardi, dkk, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, hlm. 67.
43
S = simpangan baku Z
i
= skor baku 3
Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang:
F Z
i
= PZ ≤ Z
i
4 Selanjutnya dihitung proporsinya z
1,
z
2
, z
3
,....,z
n
yang lebih kecil atau sama dengan z
i
. Jika proporsi ini dinyatakan oleh Sz
i
maka: Sz
i
= 5
Hitung selisih Fz
i
– Sz
i
, kemudian tentukan harga mutlaknya 6
Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, sehingga harga L
atau L
hitung.
7 Menetukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih untuk
mendapatkan L
hitung.
8 Menetukan harga terbesar dari harga mutlak selisih tersebut untuk
mendapatkan L
hitung.
9 Memberikan interpretasi L
hitung
dengan membandingkan L
tabel
yang telah terdapat. Apabila L
hitung
L
tabel
maka sampel berasal dari distribusi normal.
Untuk memudahkan dalam mengerjakan uji normalitas, peneliti menggunakan
program SPSS
22 yaitu
uji lillyfors
dengan teknikKolmogrov Smirnov dikarenakan pengujian model distribusi
normal dengan menggunakan uji lillyfors sama seperti pada uji Kolmogrov Smirnov, yaitu kumulasi proporsi dibandingkan dengan
fungsi distribusi pada distribusi probabilitas normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel tersebut bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan
adalah uji fisher. Pengujian homogenitas dengan uji F dapat dilakukan apabila data yang akan diuji hanya ada dua kelompok datasampel. Uji F