tingkah laku para siswa, yaitu : 1 pengetahuan dan pemahaman, 2 sikap hidup belajar, 3 nilai-nilai sosial dan sikap, 4 keterampilan.
22
Tujuan-tujuan tesebut dapat tercapai jika program-program dalam pembelajaran IPS di sekolah diorganisasikan dengan baik. Inti dari
tujuan pembelajaran IPS di atas untuk mendidik dan membekali pengetahuan dan kemampuan dasar setiap peserta didik dalam
mengembangkan diri sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagi bekal untuk peserta didik dalam menjalani
kehidupannya dan melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
c. Karakteristik Pembelajaran IPS MISD
Karakteristik pembelajaran IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya geografi, sejarah, ekonomi,
hukum, dll. A. Kosasih Djahiri mengatakan bahwa ciri dan sifat utama dari pembelajaran IPS, sebagai berikut:
1 IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya;
Pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif meluasdari berbagai ilmu sosial
2 lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu
digunakan untuk menelaah satu masalahtematopik. 3
Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analitis;
4 Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga
nilai dan keterampilannya. 5
Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat
22
Hesti Setiati, dkk, Upaya Peningkatan Pemahaman Materi IPS Dengan Menggunakan Metode Group Discussion Pada Siswa Kelas V SDN 2 Bangsalan Kecamatan Teras Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 20112012. Naskah Publikasi Jurnal, 2012, h. 6.
siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.
23
Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1 Manusia, tempat, dan lingkungan;
2 Waktu, keberlanjutan, dan perubahan;
3 Sistem sosial dan Budaya;
4 Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
d. Pendekatan-pendekatan Pembelajaran IPS
Adapun pendekatan-pendekatan
yang dipergunakan
dalam pembelajaran IPS baik dalam mengembangkan program maupun metode
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
24
1 Siswa sentris, di mana faktor siswa diutamakan;
2 Kemasyarakatan sentris Community Oriented, di mana masalah
kehidupan nyata dan kemasyarakatan yang dijadikan sumber dan bahan serta tempat pembelajaran;
3 Ekosistem, di mana faktor lingkungan fisik maupun budayanya selalu
dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran IPS; 4
Bersifat meluas Komprehensif-Broadfield, Multidimensional, dengan pola pengorganisasian bahan yang terpadu integrated dan bersifat
korelated berkesinambungan; 5
Menggunakan teknik inkuiri dan menunjukkan student active learning siswa belajar dengan aktif sebagai media pembelajaran utama dan
sekaligus akan melahirkan Cara Mengajar Guru Aktif CMGA; 6
Tujuan Oriented, maksudnya program dan pelaksanaan pembelajarannya berfokus pada Tujuan Instruksional Khusus TIK
yang telah ditentukan sebagai pengarah program dan sasaran;
23
Sapriya, Dadang Sundawa dan Iin Siti Masyitoh, Pembelajaran Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI PRESS, 2006, hlm. 7-8.
24
Ibid. hlm. 8-9.
7 Integrated terpadu menelaah suatu permasalahan sosial dari berbagai
konsep dan sudut pandang ilmu-ilmu sosial dan lainnya; 8
Efisien dan efektif, efisien dari segi tenagabiaya dan efektif dari segi waktu dengan hasil yang maksimal.
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Tournament
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Istilah “model” memiliki berbagai pengertian. Pertama, model
diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan atau sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu
kegiatan. Kedua, “model” juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti “globe” adalah model dari bumi
tempat manusia hidup.
25
Atas dasar pengertian model di atas, dapat disusun pengertian model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang terorganisasikan secara sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Jadi, model pembelajaran adalah sebuah perencanaan pembelajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar
mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku peserta didik seperti yang diharapkan. Model ini mengarahkan guru untuk mendesain
pembelajaran dalam membantu peserta didik mencapai berbagai tujuan. Cooperative learning adalah teknik pengelompokan yang di
dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalamkelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Belajar
cooperative adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar
mereka dan belajar anggota lainnya dalam anggota tersebut.
26
25
Agung Eko Purwana, dkk., Pembelajaran IPS MI, Jakarta: LAPIS PGMI, 2009, Paket 8 hlm. 8-9.
26
Rusman, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h.204.
Model pembelajaran
cooperative learning
adalah model
pembelajaran yang terjadi sebagai akibat dari adanya pendekatan pembelajaran yang bersifat kelompok. Pendekatan ini merupakan
konsekuensi logis dari penerapan paradigma baru dalam pendidikan yang antara antara lain, bahwa pendidikan di masa sekarang, bukanlah lagi
dilihat semata- mata “mengisi air ke dalam gelas” atau sekadar mengisi
otak anak dengan berbagai teori atau konsep ilmu pengetahuan, melainkan pengajaran yang lebih bersifat “menyalakan cahaya”, yaitu
mendorong, menggerakan dan membimbing peserta didik agar dapat mengembangkan imajinasi dan inspirasinya secara aktual.
27
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokantim kecil, yaitu antara 4-6 orang
yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen, sistem penilaian dilakukan
terhadap kelompok, setiap kelompok akan memperoleh penghargaan reward,
jika kelompok
mampu menunjukan
prestasi yang
dipersyaratkan.
28
Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa-siswi dalam tugas- tugas yang terstruktur.
29
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.Tetapi belajar kooperatif lebih darisekadar belajar
kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif, sehingga
27
Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2009, h. 257.
28
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, jakarta: Kencana, 2009, h. 240.
29
Agung Eko Purwana, dkk., Pembelajaran IPS MI,LAPIS PGMI Jakarta: UINPRESS, 2009, h.1-13.
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok.
30
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok, untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, terdapat empat hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yakni: 1 adanya
pesertadidik dalam kelompok, 2 adanya aturan main dalam kelompok, 3adanya upaya belajar dalam kelompok, 4 adanya kompetensi yang
harus dicapai kelompok. Nurhadi juga menambahkan bahwa cooperative learning adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang
silih asuh
saling tenggang
rasa untuk
menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan
permusuhan.
31
Hasil belajar yang diperoleh dalam CL tidak hanya berupa nilai-nilai akademis saja, tetapi juga nilai-nilai moral dan budi pekerti
berupa rasa tanggung jawab pribadi, rasa saling menghargai, saling membutuhkan, saling memberi, dan saling menghormati keberadaan
orang lain di sekitar kita. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran kelompok yang membutuhkan kerja sama sesama peserta didik yang disusun secara heterogen untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dengan aturan main yang telah ditetapkan pula, yang menghasilkan nilai akademis juga
menghasilkan nilai-nilai moral. Peran guru dalam pembelajaran kooperatif
sebagai fasilitator,
mediator, organisator,
dan moderatorterlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat,
keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan
30
Rusman, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h.204.
31
Muhammad Thabrani dan Arif Mustafa, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta; Ar-ruz Media, 2011, h. 287.
pembelajaran terkesan demokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang
lebih menekankan pada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian
penguasaan materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri
khas dari cooperative learning. Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa
perspektif, yaitu: 1 perspektif motivasi artinya penghargaan yang diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu
untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok. 2 perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam
belajar. Karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. 3 perspektif perkembangan kognitif artinya
dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi.
32
Menurut Slavin, model CL memiliki enam karakteristik utama, yaitu:
33
1 Grup goals adanya tujuan kelompok;
2 Individual accountability adanya tanggung jawab perseorangan;
3 Equal opportunities for succes adanya kesempatan yang sama untuk
menuju sukses; 4
Team competition adanya persaingan kelompok; 5
Task specialization adanya penugasan khusus;
32
Rusman, op.cit. h. 204-206.
33
Muhammad Thabrani dan Arif Mustafa, op. cit, h. 288.
6 Adaption to individual needs adanya proses penyesuaian diri terhadap
kepentingan pribadi. Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
sebagai berikut:
34
1 Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,
tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk memncapai tujuan pembelajaran.
2 Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen mempunyai tiga fungsi, yaitu: a fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah- langkah pembelajaran yang telah ditentukan. Misalnya tujuan apa
yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya. b fungsi
manajemen sebagai organisasi, menunjuka bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan dengan efektif. c fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu
ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.
3 Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran
kooperatif ditentukan
oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan
atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan
mencapai hasil yang optimal.
34
Rusman, op.cit. h 207-208