Unsur-unsur Dalam Film Tinjauan Umum Tentang Film

i. Bintang Film Pemeran Bintang film atau pemeran film dan biasa juga disebut aktor dan aktris adalah mereka yang memerankan atau membintangi sebuah film yang diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita film tersebut sesuai skenario yang ada. Keberhasilan sebuah film tidak bisa lepas dari keberhasilan para aktor dan aktris dalam memerankan tokoh-tokoh yang diperankan sesuai dengan tuntutan skenario cerita film, terutama dalam menampilkan watak dan karakter tokoh-tokohnya. Pemeran dalam sebuah film terbagi atas dua, yaitu pemeran utama tokoh utama dan pemeran pembantu piguran. 26

3. Unsur-Unsur Pembentuk Film

Secara umum film dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur semantik, dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain. 1 Unsur Naratif Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Dalam hal ini unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu adalah elemen-elemennya. Mereka saling berinteraksi satu sama lain untuk membuat sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan, serta terikat dengan sebuah aturan yaitu hokum kausalitas logika sebab akibat. 27 26 “Pengertian Sejarah dan Unsur-Unsur Film” diakses pada tanggal 8 Juni 2015 dari http:www.kajianpustaka.com201210pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html 27 Himawan Pratista, Memahami Film Yogyakarta: Homerian Pustka, 2009, h. 1-2. 2 Unsur Sinematik Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film. Dalam unsur sinematik terdapat empat elemen pokok, yaitu: a. Mise-en-scene, yaitu segala sesuatu yang terdapat didepan kamera seperti komposisi gambar, setting tempat, alat peraga property, actor gerakan actor di dalam set, kostum wardrobe dan pencahayaan lighting. b. Sinematografi, yaitu segala bentuk aktifitas kamera dan filmnya serta kaitan aktifitas kamera tersebut dengan objek yang akan diambil. Sinematografi merupakan sebuah bentuk seni yang sangat unik untuk gambar bergerak. 28 Dalam sinematografi ini juga terdapat beberapa teknis sudut pengambilan gambar dan juga ukuran gambar dalam sebuah frame, berikut ini adalah penjelasannya: 1 Bird Eye View adalah suatu teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan posisi kamera di atas ketinggian objek yang direkam. 29 Sudut pengambilan ini misalnya dilakukan dari helikopter atau dari gedung bertingkat tinggi. 2 High angle adalah sudut pengambilan gambar dengan posisi kamera tepat berada di atas objek, teknik pengambilan gambar seperti ini memiliki arti dramatik yaitu kecil atau terpuruk. 3 Low Angle adalah sudut pengambilan gambar dengan posisi kamera berada dari bawah objek, sudut pengambilan gambar 28 Himawan Pratista, Memahami Film Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2009, h.17. 29 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 121. dengan posisi kamera berada dari bawah objek, sudut pengambilan gambar ini adalah kebalikan dari high angle. 4 Eye Level adalah sudut pengambilan gambar yang sejajar dengan posisi objek. Posisi kamera dan objek sejajar sehingga gambar yang diperoleh tidak ke atas atau ke bawah. Teknik pengambilan gambar eye level ini tidak menghasilkan efek dramatik tertentu. 5 Frog Eye adalah sudut pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan posisi sudut pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar alas kedudukan objek atau dengan ketinggian yang lebih rendah dari dasar alas kedudukan objek. 30

4. Struktur Film

Film merupakan suatu kesatuan gambar yang dibangun melalui kumpulan dari shot-shot, scene, sequence, dan totalitas sehingga inilah yang disebut struktur dari sebuah film. a. Shot Shot adalah suatu peristiwa yang direkam oleh kamera. Shot merupakan proses perekaman gambar satu kali take sejak kamera diaktifkan on hingga dimatikan off. Sekumpulan shot biasanya dapat dikelompokan menjadi sebuah adegan. Satu adegan bisa berjumlah belasan hingga puluhan shot. Satu shot dapat berdurasi satu detik, beberapa menit bahkan beberapa jam. 30 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 121-124. Dalam dunia simatografi kode shot dinamakan dengan basic shot, basic shot adalah shot dasar yang dibangun untuk menampilkan seseorang pada ukuran-ukuran size tertentu. Berikut adalah bentuk- bentuk tampilan dari setiap shot : 1 Close Up CU, sebuah shot yang menampilkan wajah seseorang dengan ukuran penuh. 2 Medium Close Up MCU, menampilkan seseorang dengan ukuran dada keatas. 3 Medium Shot MS, memperlihatkan tampilan seseorang dari batas pinggang keatas. 4 Medium Long Shot MLS, menampilkan ukuran seseorang sebatas atas lutut atau bawah lutut. 5 Long Shot LS, menampilkan seseorang secara utuh mulai dari kepala hingga kaki. 6 Big Close Up BCU, bagian dari close Up, ukuranya lebih kecil daripada close up. 7 Extrim Close Up ECU, gambar yang dihasilkan hanya fokus pada satu bagian saja. 8 Very Long Shot VLS, latar subjek lebih dominan daripada subjek sendiri. 9 Extrim Long Shot ELS, tidak menonjolkan subjek, penekanan pada latar dimana subjek berada. 31 31 Joni Arman Hamid, Dasar-Dasar Fotografi dan Kamera Televisi 2014, h. 12-21.

Dokumen yang terkait

Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Yang Berbeda Keyakinan Agama (Studi di Desa Bintaro Sukorejo, Kec. Martoyudan, Kab. Magelang)

19 134 153

KECENDERUNGAN TEMA BERITA, NARASUMBER, DAN FORMAT BERITA PADA PROGRAM WIDESHOT METRO TV (Analisis Isi Pada Wideshot Metro TV Edisi 25 Juni – 29 Juni 2012)

0 12 55

TEMA KRIMINAL DALAM BERITA KRIMINAL DI MEDIA MASSA ONLINE (Analisis Isi Pada JPNN.com Edisi 14-16 November 2015)

0 8 22

Konstruksi Majalah Pria Tentang Pria Metroseksual (Analisis Framing Majalah Mens Health Indonesia Edisi Maret 2015 – Juni 2015)

2 14 23

KECENDERUNGAN TEMA BERITA, NARASUMBER, DAN FORMAT BERITA PADA PROGRAM WIDESHOT METRO TV (Analisis Isi Pada Wideshot Metro TV Edisi 25 Juni – 29 Juni 2012)

1 8 55

Agenda Media Dalam Yellow Newspaper (Analisis Isi Berita Kriminalitas Pada Halaman Pertama Dalam Surat Kabar Pos Kota Edisi Juni 2015)

0 12 134

Perancangan Sampul Majalah Percikan Iman Edisi Juni 2010

0 7 19

Diskursus Communism Phobia Dalam Teks Berita (Analisis Wacana Kritis Michael Foucault Mengenai Communism Phobia Dalam teks Berita TribunNews Kaos Palu-Arit Putri Indonesia Edisi Februari 2015)

1 16 96

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Fungsionalisme Struktural - Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Yang Berbeda Keyakinan Agama (Studi di Desa Bintaro Sukorejo, Kec. Martoyudan, Kab. Magelang)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Yang Berbeda Keyakinan Agama (Studi di Desa Bintaro Sukorejo, Kec. Martoyudan, Kab. Magelang)

0 0 9