Makna Tanda dan Makna dalam Semiotika
Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih
tertuju kepada gagasan tentang signifikansi dua tahap. Pada gambar diatas, Barthes seperti yang dikutip Fiske menjelaskan signifikansi tahap pertama
merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi.
Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu
dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Pada signifikansi tahap kedua yang berkaitan dengan isi,
tanda bekerja melalui mitos. Dalam teori Barthes semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan,
yaitu: a.
Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna yang
eksplisit, langsung dan pasti. b.
Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang didalamnya beroperasi makna yang tidak
eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti.
13
Teori Roland Barthes 1915-1980, dalam teorinya Barthes mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan, yaitu
tingkat denotasi dan konotasi. Kata konotasi berasal dari bahasa latin connotare
, “menjadi makna” dan mengarah pada tanda-tanda kultural yang
13
Alex Sobur, Analisis Teks Media Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 127.
terpisah atau berbeda dengan kata dan bentuk-bentuk lain dari komunikasi. Kata melibatkan simbol-simbol, historis dan hal-hal yang
berhubungan dengan emosional. Roland Barthes, semiotikus terkemuka dari Prancis dalam bukunya Mythologies 1972 memaparkan konotasi dari
berbagai aspek kehidupan keseharian orang Prancis, seperti steak dan frites, deterjen, mobil ciotron dan gulat. Menurutnya, tujuannya untuk
membawakan dunia tentang “apa-yang terjadi tanpa-mengatakan” dan
menunjukan konotasi dunia tersebut dan secara lebih luas basis ideologinya.
Sedangkan denotasi, dipihak lain menunjukan arti literatur atau yang eksplisit dari kata-kata dan fenomena yang lain. Sebagai contoh
boneka barbie menunjukan boneka mainan, yang dipasarkan pertama kali pada tahun 1959, dengan tinggi 11,5 inci, dengan ukuran dada 5,25 inci,
tinggi pinggang 3 inci dan pinggul 4,25 inci. Sementara konotasi dari boneka barbie, secara kontras penuh kontroversi.
14
Menurut sebagian orang bahwa boneka barbie tersebut adalah lambang atau simbol dari
emansipasi wanita. Bagi Barthes, mitos adalah sistem semiologis urutan kedua atau
metabahasa. Mitos adalah bahasa kedua yang berbicara tentang bahasa tingkat pertama penanda dan petanda yang membentuk makna denotatif
menjadi penanda pada urutan kedua pada makna mitologis konotatif.
15
Produksi mitos
dalam teks
membantu pembaca
untuk menggambarkan situasi sosial budaya, mungkin juga politik yang ada
14
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999, h. 15.
15
Tommy Christomy, Semiotika Budaya Depok: PPKB Universitas Indonesia, 2004, h. 94.