Unsur-Unsur Pembentuk Film Tinjauan Umum Tentang Film

Dalam dunia simatografi kode shot dinamakan dengan basic shot, basic shot adalah shot dasar yang dibangun untuk menampilkan seseorang pada ukuran-ukuran size tertentu. Berikut adalah bentuk- bentuk tampilan dari setiap shot : 1 Close Up CU, sebuah shot yang menampilkan wajah seseorang dengan ukuran penuh. 2 Medium Close Up MCU, menampilkan seseorang dengan ukuran dada keatas. 3 Medium Shot MS, memperlihatkan tampilan seseorang dari batas pinggang keatas. 4 Medium Long Shot MLS, menampilkan ukuran seseorang sebatas atas lutut atau bawah lutut. 5 Long Shot LS, menampilkan seseorang secara utuh mulai dari kepala hingga kaki. 6 Big Close Up BCU, bagian dari close Up, ukuranya lebih kecil daripada close up. 7 Extrim Close Up ECU, gambar yang dihasilkan hanya fokus pada satu bagian saja. 8 Very Long Shot VLS, latar subjek lebih dominan daripada subjek sendiri. 9 Extrim Long Shot ELS, tidak menonjolkan subjek, penekanan pada latar dimana subjek berada. 31 31 Joni Arman Hamid, Dasar-Dasar Fotografi dan Kamera Televisi 2014, h. 12-21. b. Scene adegan Scene adalah gabungan dari beberapa shot yang menimbulkan satu pengertian yang utuh. Membangun satu scene sama dengan membangun sebuah kalimat yang terdiri dari awal, pengembangan atau pemaknaan, dan terakhir bagian penutup. Satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi cerita, tema, karakter atau motif. c. Sequence Sequence adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu peristiwa yang utuh. Satu sequence umumnya terdiri dari beberapa adegan yang saling berhubungan. 32 Dalam karya literature, sequence bisa diibaratkan babak atau sekumpulan bab.

C. Definisi Toleransi Agama

1. Pengertian Toleransi

Toleransi dalam bahasa Arab yaitu tasamuh yang berarti memberikan kebebasan terhadap orang dan kelompok lain untuk beribadah, dan mengatur kehidupan mereka selama tidak bertentangan dengan kondisi stabilitas masyarakat. 33 Toleransi adalah kesediaan menerima kenyataan pendapat yang berbeda-beda tentang kebenaran yang dianut. Dapat menghargai keyakinan 32 Heru Effendy, Mari membuat film, panduan menjadi produser Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1986, h. 35. 33 Dawam Rahardjo, Mujiburrahman, Andreas A. Yewangoe, Franz Magnis Suseno, Martin, Merayakan kebebasan beragama: bunga rampai menyambut 70 tahun Djohan Effendi Jakarta: ICRP Buku Kompas, 2009, h. 328. orang lain terhadap agama yang dipeluknya, serta memberikan kebebasan untuk menjalankan perintah agama yang dianutnya dengan tidak bersikap mencela atau memusuhinya. Toleransi dalam hidup beragama bukan berarti meninggalkan prinsip agama masing-masing. 34 Toleransi juga mengindikasikan adanya kesediaan untuk menerima keyakinan orang lain yang dianut. Adapun toleransi beragama dipahami sebagai sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat istiadat, budaya, serta agama, atau yang lebih populer dengan sebutan inklusivisme, pluralism, dan multikulturalisme. 35 Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT Q.S. Al-Hujurat:13 : ي آا كآمآرْكآأ ّ إ ا فآراآعآتل آلئاآبآقآ اب عش ْمكاآ ْلآعآجآ ىآثْنأآ رآكآذ ْنم ْمكاآ ْقآلآخ اّنإ ساّ لا اآ ّي ّه آدْ ع ْم ٌريبآخ ٌميلآع آ ّه ّ إ ْمكاآقْتآأ Artinya : “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Alllah maha mengetahui dan maha pengenal.” Q.S. Al-Hujurat:13 Toleransi beragama tidak terbatas antar pemeluk-pemeluk agama lainnya, tidak bersikap reaktif dan menentang, perlu adanya pendekatan secara musyawarah untuk saling memberikan informasi dan argumentasi agar tidak menimbulkan ketegangan-ketegangan. 34 Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, h. 180. 35 “Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 dari www.academia.edu

Dokumen yang terkait

Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Yang Berbeda Keyakinan Agama (Studi di Desa Bintaro Sukorejo, Kec. Martoyudan, Kab. Magelang)

19 134 153

KECENDERUNGAN TEMA BERITA, NARASUMBER, DAN FORMAT BERITA PADA PROGRAM WIDESHOT METRO TV (Analisis Isi Pada Wideshot Metro TV Edisi 25 Juni – 29 Juni 2012)

0 12 55

TEMA KRIMINAL DALAM BERITA KRIMINAL DI MEDIA MASSA ONLINE (Analisis Isi Pada JPNN.com Edisi 14-16 November 2015)

0 8 22

Konstruksi Majalah Pria Tentang Pria Metroseksual (Analisis Framing Majalah Mens Health Indonesia Edisi Maret 2015 – Juni 2015)

2 14 23

KECENDERUNGAN TEMA BERITA, NARASUMBER, DAN FORMAT BERITA PADA PROGRAM WIDESHOT METRO TV (Analisis Isi Pada Wideshot Metro TV Edisi 25 Juni – 29 Juni 2012)

1 8 55

Agenda Media Dalam Yellow Newspaper (Analisis Isi Berita Kriminalitas Pada Halaman Pertama Dalam Surat Kabar Pos Kota Edisi Juni 2015)

0 12 134

Perancangan Sampul Majalah Percikan Iman Edisi Juni 2010

0 7 19

Diskursus Communism Phobia Dalam Teks Berita (Analisis Wacana Kritis Michael Foucault Mengenai Communism Phobia Dalam teks Berita TribunNews Kaos Palu-Arit Putri Indonesia Edisi Februari 2015)

1 16 96

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Fungsionalisme Struktural - Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Yang Berbeda Keyakinan Agama (Studi di Desa Bintaro Sukorejo, Kec. Martoyudan, Kab. Magelang)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Yang Berbeda Keyakinan Agama (Studi di Desa Bintaro Sukorejo, Kec. Martoyudan, Kab. Magelang)

0 0 9