Scene 7 46:42-47:16 Semiotika dalam Film Assalamualaikum Beijing

Zhong Wen : Maaf? Dewa : Ya agama kamu, Hindu, Budha atau Kristen. Tapi yang jelas bukan Islam kan? Atheis? Zhong Wen : Saya percaya dengan adanya Tuhan. Hanya ragu dengan agamanya. Close Up Memperlihatkan wajah seseorang dengan ukuran penuh, terlihat Zhong Wen memasang raut wajah kebingungan. Close Up Memperlihatkan wajah seseorang dengan ukuran penuh, terlihat ekspresi Dewa yang sedang berbicara serius kepada Zhong Wen. Close Up Memperlihatkan wajah seseorang dengan ukuran penuh, terlihat Zhong Wen yang sedang berbicara kepada Dewa Denotasi : Terlihat pada gambar pertama Zhong Wen sedang menunjukan tangannya kesuatu tempat. Pada gambar kedua terlihat secara jelas sebuah bangunan Kuil. Gambar ketiga terlihat Zhong Wen dan Asma menaiki tangga di area bangunan kuil sambil menjelaskan sesuatu. Gambar keempat terlihat sebuah objek tembok yang berbentuk persegi empat. Pada gambar kelima terlihat Zhong Wen yang sedang menjelaskan sesuatu tentang bangunan Kuil dan mengacungkan dua jarinya, serta latar tempat yang terlihat adalah bangunan kuil yang berbentuk lingkaran. Gambar keenam terlihat Zhong Wen sedang menyatukan dan mengepalkan kedua tangannya sambil menjelaskan sesuatu kepada Asma. Asma dan Dewa yang berkeyakinan Islam tidak segan untuk memasuki kawasan Kuil dan melihat-lihat bangunan bersejarah tersebut. Asma pun tidak sungkan untuk menerima informasi mengenai sejarah Kuil tersebut yang telah dijelaskan Zhong Wen kepadanya. Kemudian adegan tambahan mengenai status agama yang dianut Zhong Wen, terlihat ketika Dewa berbicara kepada dengan Zhong dengan menunjukan jarinya kepada Zhong Wen. Adegan selanjutnya terlihat Zhong Wen yang begitu kebingungan dengan pertanyaan yang diberikan Dewa. Adegan selanjutnya diperlihat ekspresi Dewa ketika bertanya kepada Zhong Wen dengan wajah yang serius. Lalu terlihat ekspresi Zhong Wen yang menjawab pertanyaan Dewa dengan santai. Konotasi : Konotasi yang terdapat pada adegan ini adalah ketika Zhong Wen mengajak Asma dan Dewa mengunjungi sebuah Kuil yang terdapat di China yang disebut dengan sebutan Kuil Bumi dan Langit. Pada gambar kedua terlihat dengan jelas tekstur bangunan Kuil yang berbentuk lingkaran dengan tiga tingkatan kubahnya. Pada gambar ketiga terlihat Zhong Wen sedang menjelaskan tentang tekstur dari bangunan Kuil tersebut yaitu kalau bumi diwakili dengan bangunan persegi empat, kalau langit diwakili oleh lingkaran dan diperjelas bangunan persegi empat yang terdapat pada ubin ditembok Kuil tersebut. Gambar selanjutnya terlihat Zhong Wen mengangkat dua jarinya sambil menjelaskan kepada Asma bahwa bumi dan langit bukan dua hal yang berbeda. Gambar selanjutnya terlihat Zhong Wen menyatukan dan mengepalkan dua tangannya yang bermaksud bahwa salah jika ada pepatah yang mengatakan bahwa ada perbedaan antara bumi dan langit. Karena pada akhirnya semua perbedaan itu bisa dipersatukan. Dapat dilihat bahwa tidak hanya Zhong Wen yang mengetahui tentang sejarah Islam, Asma pun juga mendapatkan informasi dan pengetahuan tempat bersejarah baru yaitu Kuil bumi dan langit. Ini merupakan cerminan suatu sikap toleransi dalam beragama. Selain itu terdapat adegan dimana Dewa menanyakan agama yang dianut oleh Zhong Wen, kemudian Zhong Wen bertanya kembali sambil merasa keheranan. Pada adegan berikutnya terlihat Dewa memperjelas pertanyaannya kepada Zhong Wen mengenai agama apa yang di anut dengan menyebutkan beberapa agama, setelah itu terlihat Zhong Wen menjawab secara jelas bahwa ia mempercayai adanya Tuhan, hanya ragu dengan agamanya. Mitos : Asma adalah seorang muslimah dari Indonesia yang membawa identitas muslimnya diamanapun ia berada dengan simbol yang selalu ia gunakan yaitu jilbab. Terlihat dalam adegan film ketika Asma di dalam kuil dengan menggunakan jilbab diantara orang-orang non muslim 20 , ini terbukti bahwa kaum muslim dan non muslim di China hidup saling berdampingan. Toleransi adalah kesediaan menerima kenyataan pendapat yang berbeda- beda tentang kebenaran yang dianut. Dapat menghargai keyakinan orang lain 20 Sumber dari film Assalamualaikum Beijing. terhadap agama yang dipeluknya. 21 Toleransi beragama dipahami sebagai sikap terbuka dan mau mengakui adanya perbedaan baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat istiadat, budaya, serta agama. 22 Menerima adanya perbedaan agama yang ada merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia dalam hidup beragama dan bermasyarakat. Kesediaan menerima kenyataan kemajemukan dalam pendapat dan agama, dan bersedia menerima kemajemukan masyarakat dengan tindakan tidak bersikap reaksi dan menentang, dihargai dan dihormati. Setiap ajaran agama mengandung ajaran keimanan atau kaidah-kaidah asasi yang dipercayai kebenarannya secara mutlak, yang bersumber kepada wahyu Ilahi yang diturunkan untuk umat manusia, dijadikan nilai dan norma hidup kemasyarakatan dan Negara. 23 Sekedar mengetahui sejarah atau pengetahuan tentang tempat ibadah agama lain dalam Islam diperbolehkan, selama tidak mengganggu keyakinan yang dianut. Sikap Asma menerima informasi yang telah dijelaskan oleh Zhong Wen mengenai Kuil tersebut merupakan salah satu sikap menghargai dan menerima atau bisa disebut dengan toleransi antar umat beragama. Pada adegan terakhir diatas juga dipelihatkan ketika Zhong Wen menjelaskan mengenai agama apa yang di anut dengan menjawab pertanyaan Dewa bahwasannya ia percaya adanya Tuhan, hanya ragu dengan agamanya. Sesuai dengan penjelasan diatas bahwasannya jika seseorang mempercayai adanya Tuhan namun ragu dengan agamanya disebut dengan orang yang berkeyakinan Agnostik. Agnostik adalah suatu keyakinan seseorang yang 21 Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, h. 180. 22 “Definisi Toleransi” diakses pada 27 Agustus 2015 dari www.academia.edu. 23 Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, h. 180-181. menganggap bahwa eksistensi Tuhan tidaklah mustahil, sekalipun menganggap bahwa eksistensi Tuhan sangat kecil kemungkinan adanya , dan masih adanya keraguan akan kebenaran agama . 24 Berbeda dengan Ateis mengenai keyakinan seseorang yang tidak mempercayai adanya keberadaan Tuhan dan dewa-dewi. 25

8. Scene 8 01:00:22-01:00:32

Setelah Asma dan Zhong Wen pergi ke Kuil Bumi dan Langit bersama Dewa mantan kekasih Asma, keesokan harinya ketika Asma dan Zhong Wen berencana untuk pergi ke Yunan melihat patung Ashima, tiba-tiba Asma jatuh sakit ketika ia berada di kantor dan harus dilarikan ke rumah sakit. Kemudian Asma pun kembali ke Indonesia untuk berobat, lalu Sekar memberikan surat kepada Zhong Wen yang ditulis oleh Asma. Setelah sekian lama Asma dan Zhong Wen tidak berjumpa bahkan tidak berkomunikasi. Zhong Wen merasa rindu dan kehilangan Asma. Hal yang Zhong Wen lakukan ketika rindu dengan Asma yaitu dengan mendatangi masjid Niujie dengan membawa kopiah yang pernah diberikan oleh Asma. Dari perkenalannya dengan Asma yang kemudian membuat Zhong Wen merasakan adanya hidayah masuk kedalam dirinya, sampai-sampai ia memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. 24 “Agnostik menurut Bertrand Russell” artikel diakses pada 14 September 2015 dari http:www.academia.edu3418084Tuhan_dalam_Perspektif_Bertrand_Russell 25 “Pengertian Atheis” artikel diakses pada 12 Agustus 2015 dari http:www.e- jurnal.com201311pengertian-atheisme.html Tabel 4.8 Visual Gambar Audio Suara Type Of Shot Ustad : Asyhadu Alla Ilaha Illallah. Zhong Wen : Asyhadu Alla Ilaha Illallah. Ustad : Wahdahu Laa Syarikalah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Warasuluh. Zhong Wen : Wahdahu Laa Syarikalah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Warasuluh. Long Shot Digunakan untuk memperlihatkan tempat adegan ini berada, dan diperlihatkan bagaimana seorang Ustad sedang membimbing Zhong Wen untuk mengucapkan lafaz Allah. Medium Close Up Memperlihatkan bagian dada ke atas dari subjek, terlihat Zhong Wen dan seorang Ustad sedang mengangkat satu sambil melafazkan lafaz Allah. Denotasi : Pada gambar pertama diperlihatkan Zhong Wen dengan seorang ustad sedang berada di dalam sebuah masjid dan sedang duduk berhadapan. Pada gambar kedua terlihat secara jelas bagaimana Zhong Wen dan seorang Ustad tersebut mengangkat salah satu jarinya ke atas sambil mengucapkan lafaz Allah. Konotasi : Konotasi yang terdapat pada adegan ini adalah ketika Zhong Wen dan seorang ustad berada di dalam masjid dan sedang duduk berhadapan. Zhong Wen dibimbing seorang Ustad untuk mengucapkan lafaz dua kalimat syahadat sebagai syarat menjadi seorang mualaf. Pada gambar kedua terlihat bagaimana Zhong Wen dan seorang Ustad mengangkat salah satu jarinya ke atas sebagai tanda bahwa Allah itu satu, tiada Tuhan selain Allah. Mitos : Mualaf berasal dari bahasa Arab yang berarti tunduk, menyerah, dan pasrah. Sedangkan, dalam pengertian Islam, mualaf digunakan untuk menunjuk seseorang yang baru masuk agama Islam. 26 Syarat menjadi seorang mualaf adalah mengucapkan dua kalimat syahadat Asyhadu an Laa Ilaaha Illa Allah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Syahadat tersebut artinya adalah persaksian, bahwa dengan kalimat tersebut, seorang mualaf tersebut telah mengetahui secara ilmu dan bersaksi serta benar-benar meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa hanya Allah swt satu-satunya Illah Tuhan yang pantas untuk disembah, begitu juga bahwa Baginda Nabi Muhammad saw adalah utusan dan Nabi terakhir yang diutus oleh Allah. 27 Dari adegan diatas dapat disimpulkan bahwa Zhong Wen telah mendapatkan hidayah yang masuk atau yang ia dapatkan ketika ia bersama Asma. Karena percakapannya dengan Asma mengenai pertanyaan-pertanyaan bagaimana 26 “Definisi Mualaf” artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari http:www.mualafcenter. com tujuanpengertian-mualaf 27 “Syarat Menjadi Seorang Mualaf” artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari http:www.solusiislam.com201311tanya-jawab-seputar-mualaf-yang-baru.html ajaran agama Islam kepada Asma membuat hatinya terketuk dan akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. Pada adegan diatas terlihat secara jelas bagaimana proses yang dilakukan oleh Zhong Wen bersama salah seorang Ustad untuk melakukan syarat menjadi seorang mualaf yaitu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dokumen yang terkait

Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Yang Berbeda Keyakinan Agama (Studi di Desa Bintaro Sukorejo, Kec. Martoyudan, Kab. Magelang)

19 134 153

KECENDERUNGAN TEMA BERITA, NARASUMBER, DAN FORMAT BERITA PADA PROGRAM WIDESHOT METRO TV (Analisis Isi Pada Wideshot Metro TV Edisi 25 Juni – 29 Juni 2012)

0 12 55

TEMA KRIMINAL DALAM BERITA KRIMINAL DI MEDIA MASSA ONLINE (Analisis Isi Pada JPNN.com Edisi 14-16 November 2015)

0 8 22

Konstruksi Majalah Pria Tentang Pria Metroseksual (Analisis Framing Majalah Mens Health Indonesia Edisi Maret 2015 – Juni 2015)

2 14 23

KECENDERUNGAN TEMA BERITA, NARASUMBER, DAN FORMAT BERITA PADA PROGRAM WIDESHOT METRO TV (Analisis Isi Pada Wideshot Metro TV Edisi 25 Juni – 29 Juni 2012)

1 8 55

Agenda Media Dalam Yellow Newspaper (Analisis Isi Berita Kriminalitas Pada Halaman Pertama Dalam Surat Kabar Pos Kota Edisi Juni 2015)

0 12 134

Perancangan Sampul Majalah Percikan Iman Edisi Juni 2010

0 7 19

Diskursus Communism Phobia Dalam Teks Berita (Analisis Wacana Kritis Michael Foucault Mengenai Communism Phobia Dalam teks Berita TribunNews Kaos Palu-Arit Putri Indonesia Edisi Februari 2015)

1 16 96

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Fungsionalisme Struktural - Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Yang Berbeda Keyakinan Agama (Studi di Desa Bintaro Sukorejo, Kec. Martoyudan, Kab. Magelang)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Yang Berbeda Keyakinan Agama (Studi di Desa Bintaro Sukorejo, Kec. Martoyudan, Kab. Magelang)

0 0 9