Toleransi Antar Umat Berbeda Keyakinan Dalam Film Assalamualaikum Beijing di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam melihat gambaran dan uraian mengenai pembahasan-pembahasan tertentu di dalam skripsi ini, maka dari itu,
peneliti menyusun sistematika penulisan ini ke dalam lima bab. Dalam bab-bab tersebut mengandung beberapa sub bab yang akan dipaparkan secara terperinci,
adapun sistematika penulisan dapat dilihat sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN : Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI : Dalam bab ini berisikan tentang pengertian
Tinjauan Mengenai Semiotika, Tinjauan Umum Tentang Film, Definisi
Toleransi Agama. BAB III GAMBARAN UMUM FILM ASSALAMUALAIKUM BEIJING
: Dalam bab ini berisi gambaran film Assalamualaikum Beijing, latar belakang
pembuatan film Assalamualaikum Beijing, sinopsis film, profil sutradara,
profil Maxima Pictures, profil tim produksi, profil pemain, dan keunggulan
film. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN :
Dalam bab ini menjabarkan temuan dan analisis semiotika film Assalamualaikum Beijing,
narasi adegan yang diteliti, makna konotasi, denotasi dan mitos.
BAB V PENUTUP : Dalam bab terakhir ini berisi penutup mengenai
kesimpulan dan saran.
11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Mengenai Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu semion
yang artinya adalah “tanda”. Tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat
dianggap yang mewakili sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotik adalah ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Van Zoest mendefinisikan semiotik sebagai “ilmu tanda
sign dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya antara lain cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengiriman dan
penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya”. Preminger mengatakan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda-
tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-
sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.
1
Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang
disebut “tanda” dengan demikian semiotika mempelajari hakekat tentang keberadaan tanda, baik itu dikonstruksikan oleh simbol dan kata-kata yang
1
Alex Sobur, Analisis Teks Media Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, h. 96.