Pengertian Lembaga Bimbingan Belajar

31 dan UU No. 2 tahun 1989 telah banyak menciptakan peluang bisnis di bidang jasa pendidikan. Organisasi dan manajemen lembaga Bimbingan Belajar sangat sederhana, fleksible dan struktur organisasinya tergantung kesibukan masing- masing lembaga cabang. Secara lengkap organisasi lembaga Bimbel terdiri dari Manajer Cabang atau Direktur, Bagian Akademik, Koordinator Marketing, Bagian Administrasi, Bagian Keuangan, yang masing-masing dijabat oleh satu orang. Di masing-masing bagian dapat dibantu oleh 1 – 2 orang staf tergantung dari banyaknya kegiatan lembaga. 4 Di bawah jenjang Direktur juga ada Kelompok Pendidik yang biasa disebut TutorTentorInstruktur yang jumlahnya tergantung pada jumlah siswa peserta kursus, jumlah jenjang kelas sekolah umum dan jumlah sekolah yang dilayani. Untuk lembaga Bimbel yang statusnya merupakan kantor cabang atau cabang franchisee, manajemen organisasi yang diatas Direktur terdapat Koordinator Wilayah yang menangani cabang-cabang dalam wilayah Administrasi KabupatenKota. Secara rinci Bagan Organisasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 5 4 Pola Pembiayaan Usaha Kecil PPUK Komoditas jasa Bimbingan Belajar, Bank Indonesia, h. 10 5 Ibid Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Lembaga Bimbingan Belajar DIREKTUR TUTORTENTORINSTRUKTUR MARKETING KEUANGAN AKADEMIK ADMINISTRASI Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Kemendiknas terhadap lembaga-lembaga kursus dan pelatihan, ratio Pesertapendidik, yaitu antara 15 – 20 siswa, sehingga setiap jumlah siswa peserta 100 orang dibutuhkan 5 sampai 6 Tutor. Namun menurut lembaga Bimbel jumlah siswa tersebut sebenarnya terlalu banyak; agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif, jumah siswa per kelastutor adalah 8 – 10 siswa. Jumlah siswa per kelas atau per tutor tersebut, ternyata juga menjadi pertimbangan utama orangtua siswa memasukkan anaknya di suatu lembaga Bimbel. Bimbingan belajar dan sekolah formal merupakan dua lembaga yang berbeda. Dilihat dari bentukmya, bimbingan belajar adalah lembaga pendidikan yang tidak diselenggarakan oleh pemerintah melainkan perorangan Individu swasta, sedangkan Sekolah formal adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Walaupun berbeda, keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu memberikan pendidikan kepada siswa. 6 6 Purwanto, digilib.unimed.ac.id, UNIMED Undergraduate, 2008, diakses pada tanggal 17 Februari 2015 pukul 09.41 WIB

2. Fungsi Bimbingan Belajar

Fungsi dari bimbingan belajar adalah sebagai berikut: 7 a. Fungsi Pencegahan Preventive Function Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi kemungkinan timbulnya masalah. b. Fungsi Penyaluran Distributive Function Fungsi penyaluran berarti menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan bakat dan minat sehingga mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kemampuannya. c. Fungsi Penyesuaian Adjustive Function Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam studinya adalah faktor kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Guru pembimbing berupaya membantu siswa menyerasikan program pengajaran dengan kondisi obyektif mereka agar dapat menyesuaikan diri, memahami diri dengan tuntutan program pengajaran yang sedang dijalaninya. Atas dasar tersebut penyesuaian memiliki sasaran: 1 Membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan program pendidikan. 2 Membantu siswa menyerasikan program-program yang dikembangkan dengan tuntutan pengajaran. d. Fungsi Perbaikan Remedial Function Kenyataan di sekolah menunjukan bahwa sering ditemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini betapa pentingnya fungsi perbaikan dalam kegiatan pengajaran. Tugas para guruguru pembimbing adalah upaya untuk memahami kesulitan belajar, 7 Suherman, Bimbingan Belajar, file.upi.edu, FIP Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Pendidikan Indonesia, h. 9 mengetahui faktor penyebab, dan bersama siswa menggali solusinya. Salah satu contoh, fungsi perbaikan dalam bimbingan belajar adalah pengajaran remedial remedial teaching. e. Fungsi Pemeliharaan Maintencance and Development Function Belajar dipandang positif harus tetap dipertahankan, atau bahkan harus ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan lagi. Ada dua jenis bimbingan belajar bimbel tambahan yang bisa dipilih, yaitu melalui lembaga bimbel atau privat. Pada lembaga bimbel, metode belajar yang digunakan adalah klasikal, dengan jumlah anak yang dibatasi, dan materi pelajaran yang telah disiapkan lembaga bimbel tadi. Sementara privat, metode belajar yang digunakan adalah pengajarnya mendatangi sang anak. Jumlah anak yang ikut bimbel privat pun biasanya hanya berjumlah 1-3 orang anak saja. Materi pelajaran yang diberikan lebih tergantung kepada kebutuhan anak. Biasanya, yang dipelajari adalah materi yang dianggap sangat sulit dipecahkan oleh sang anak. Terdapat perbedaan karakteristik pendidikan formal dan pendidikan non formal sebagaimana tercantum pada tabel 2.1, informasi dalam tabel tersebut memuat dua kelompok ciri yang berlawanan. Karakteristik tersebut digolongkan menjadi lima kategori yang meliputi : tujuan program, waktu penyelenggaraan, isi kegiatan, proses pembelajaran, dan pengendalian program. 8 8 Paulston 1972 dalam Tim Pengembang Ilmu Pengetahuan, FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 2 Ilmu Pendidikan Praktis, PT IMTIMA, 2007, h. 20-22 Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Pendidikan Formal dan Pendidikan Nonformal PROGRAM PENDIDIKAN FORMAL PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL TUJUAN 1. Jangka panjang dan umum. 2. Orientasi pada pemilihan ijazah. 1. Jangka pendek dan khusus. 2. Kurang menekankan pentingnya ijazah. WAKTU 1. Relatif lama 2. Berorientasi ke masa depan. 3. Menggunakan waktu penuh dan terus menerus. 1. Relatif singkat 2. Menekankan masa sekarang 3. Menggunakan waktu tidak terus menerus. ISI PROGRAM 1. Bersifat akademis 2. Seleksi penerimaan peserta didik dilakukan dengan persyaratan ketat 1. Menggunakan aplikasi 2. Persyaratan masuk diterapkan bersama peserta didik PROSES PEMBELAJARAN 1. Dipusatkan di lingkungan sekolah 2. Terlepas dari lingkungan kehidupan peserta didik di masyarakat. 1. Dipusatkan di lingkungan masyarakat dan lembaga 2. Berkaitan dengan kehidupan peserta didik dan masyarakat. 3. Struktur program yang luwes