SMP Negeri 1 Dukuhwaru adalah 18 orang. Sebagian besar merupakan lulusan SMA. Secara umum interaksi antara guru dan tenaga kependidikan berlangsung baik.
4.1.4 Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Dukuhwaru
Jumlah siswa SMP Negeri 1 Dukuhwaru tahun ajaran tahun ajaran 20152016 secara keseluruhan adalah 931 siswa dengan rincian untuk siswa laki-laki berjumlah 382
orang dan siswa perempuan berjumlah 549 orang. Jumlah siswa kelas VII berjumlah sebanyak 306 siswa, kelas VIII sebanyak 315 siswa, dan kelas IX sebanyak 310
siswa. Pada umumnya latar belakang ekonomi orang tua siswa termasuk dalam
golongan menengah ke bawah dengan sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh bangunan, buruh tani, petani, pedagang, wirausaha dan sebagian kecil PNS.
Sebagian besar siswa SMP Negeri 1 Dukuhwaru bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Dukuhwaru seperti Desa Dukuhwaru, Desa Gumayun, Desa Sindang
Desa Blubuk maupun Desa Kabunan. Untuk menuju sekolah, para siswa menaiki angkutan umun, diatar jemput orang tua dan mengendarai sepeda sendiri, pada SMP
Negeri 1 Dukuhwaru secara garis besar siswa lebih banyak mengendarai sepeda. Hal ini didukung dengan kondisi jalan raya yang tidak terlalu ramai sehingga
memungkinkan siswa nyaman menaiki sepeda untuk berangkat ke sekolah.
4.1.5 Pembelajaran Seni Rupa di SMP Negeri 1 Dukuhwaru
Pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Dukuhwaru secara umum diampu oleh dua orang guru. Baik kelas VII, VIII maupun kelas IX mendapatkan alokasi waktu yang
sama yaitu 2 x 40 menit atau dua jam pelajaran. Berdasarkan keterangan dari wakil
kepala sekolah, pembelajaran seni rupa secara umum belum dapat terlaksana secara optimal, hal ini dikarenakan tenaga pengajar seni rupa yang sangat kurang. Guru Seni
Budaya yang mengajar di SMP Negeri 1 Dukuhwaru terdapat dua orang, yang pertama yaitu pak Koska Sulistiyono. Pak Koska merupakan guru seni musik yang
merangkap dengan seni rupa. Sedangkan Bu Devi Iriyanti merupakan guru bahasa Indonesia yang mengajar seni rupa. Dari dua guru yang ada hanya salah satu yang
merupakan lulusan sarjana pendidikan seni. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dengan guru seni rupa,
pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Dukuhwaru belum sepenuhnya menyesuiakan dengan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD
kurikulum KTSP. Untuk pelaksanaanya, guru sudah sudah menyesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP namun dalam porsi pelaksanaanya,
pembelajaran seni rupa khususnya pembelajaran kreasi lebih sering diterapkan daripada pembelajaran apresiasi. Kemampuan siswa dalam belajar seni rupa juga
dapat dikatakan cukup. Pak Koska selaku guru seni budaya juga menyatakan bahwa ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan baik dalam seni rupa namun kurang
dimaksimalkan, Beliau juga mengungkapkan bahwa letak sekolah yang agak jauh dari perkotaan seringkali membuat siswa kesulitan mendapatkan bahan dan media
berkarya yang memadai sehingga hanya menggunakan apa yang ada seperti crayon dan pensil warna. Berdasarkan penjelasan di atas, pembelajaran seni rupa di SMP
Negeri 1 Dukuhwaru masih perlu di optimalkan lagi sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki murid.
4.2 Topeng Slarang Lor sebagai Materi Apresiasi Siswa SMP Negeri
1 Dukuhwaru dengan kreato
4.2.1 Topeng Slarang Lor
Tari topeng merupakan salah satu jenis kesenian tradisional yang saat ini masih dapat dijumpai di daerah Tegal tepatnya di Desa Slarang Lor, Kecamatan Dukuhwaru,
Kabupaten Tegal, Jawa tengah. Dewasa ini, Topeng Slarang Lor semakim kurang diminati oleh masyarakat. Perkembangannya sangat lambat disebabkan semakin
sedikitnya penggemar terutama di kalangan generasi muda yang semestinya menjadi generasi penerus Soipah dalam Anggraini 2011:1. Tari Topeng Slarang Lor
merupakan salah satu kesenian yang mewakili karakterisktik masyarakat Tegal baik dari gerakan maupun iringannya.
Sebelum melaksanakan pengamatan di kelas terkait pembelajaran siswa dalam mengapresiasi topeng Slarang Lor, peneliti melakukan penelitian terlebih dahulu
untuk memperoleh data mengenai Topeng Slarang Lor yang akan dijadikan sebagai materi apresiasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara dan
mendatangi lokasi maestro tari untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Peneliti melakukan observasi dan wawancara pada Ibu Suwitri 70 tahun
selaku maestro tari Topeng Slarang Lor. Beliau merupakan penerus tari Topeng Slarang Lor yang tinggal di Desa Slarang RT 02 RW 02 Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal. Berikut ini merupakan penjabaran mengenai kesenian Tari Topeng Slarang Lor berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti.