4.2.2.3. Penggunaan Kreato
Kreato terdiri dari satu set kreato yang meliputi papan, kartu sususn dan topeng. Cara penggunaan kreato secara lebih lengkap terbagi dalam langkah-langkah sebagai
berikut yaitu. Yang pertama, siswa dikondisikan membentuk enam kelompok dalam satu kelas.
Tiap kelompoknya mendapatkan satu set kreato secara acak. Setelah itu, setiap kelompok diberi soal diskusi yang sesuai dengan topeng yang ada di kelompoknya.
lihat gambar 4.2.2.3.1 Misalkan kelompok satu mendapatkan media kreato Topeng Endel, maka soal diskusi yang akan dikerjakan kelompoknya adalah soal mengenai
topeng endel. Dari diskusi tersebut setiap kelompok diharuskan menentukan pasangan soal dan jawaban yang tepat. Soal berada pada lembar soal diskusi
sedangkan jawaban tertera pada tiap potongan kreato.
Gambar 4.2.2.3.1 Setiap perwakilan kelompok dibagikan kreato yang terdiri dari papan, kreato dan lembar diskusi yang berisi 12 pertanyaan.
Sumber: dokumen peneliti
Yang kedua adalah menyusun kartu. Setiap kelompok kemudian mengamati topeng sembari memperhatikan pertanyaan yang tertera pada karrtu susun. Setiap
nggota bekerja sama untuk mencari jawaban yang tepat dari tiap pertanyaan. Setelah menemukan jawaban yang tepat kreato dan direkatkan pada papan tempel. lihat
gambar 4.2.2.3.1 Dalam hal ini papan tempel diposisikan secara tegak atau portrait. Setiap kartu ditempel sesuai nomor soal dengan mengacu pada arah jarum jam dari
satu ke dua belas. Selanjutnya, topeng di tempelkan di tengah kreato.
Gambar 4.2.2.3.2 Siswa berdiskusi dan menyusun kartu tempel sesuai dengan pertanyaan.
Sumber: dokumen peneliti
Langkah terakhir dari penggunaan kreato adalah perwakilan tiap kelompok maju di depan kelas untuk memeresentasikan hasil diskusinya dan siswa yang lain
mengepresiasi, menyimak dan mencatat bagian yang penting untuk dipelajari. Untuk lebih jelasnya penggunaan kreato akan dipaparkan dalam uraian pelaksanaan
pembelajaran mengapresiasi topeng Sarang Lor menggunakan kreato.
4.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siswa dalam Berapresiasi Topeng Slarang Lor dengan Media
Kreato pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Dukuhwaru
4.3.1. Pembelajaran Seni Rupa dengan Materi Apresiasi di SMP Negeri 1
Dukuhwaru : Pengamatan Sebelum Perlakuan
Pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Dukuhwaru masuk dalam mata pelajaran seni budaya. Pelajaran seni budaya meliputi materi seni rupa dan seni musik.
Pembelajaran seni budaya yang berlangsung untuk tiap-tiap kelas di SMP Negeri 1 Dukuhwaru memiliki alokasi waktu dua jam pelajaran atau 2x40 menit. Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru seni budaya, pembagian alokasi waktu untuk seni rupa dan seni musik cenderung lebih banyak ke seni musik. Hal ini dikarenakan guru seni
budaya lebih menguasai bidang seni musik, sehingga walaupun ada pembelajaran seni rupa namun alokasi waktunya hanya sedikit. Dalam praktiknya, umumnya
pembelajaran seni rupa dilakukan di semester awal dan semester selanjutnya merupakan pembelajaran seni musik.
Hasil wawancara dengan guru seni budaya, menuturkan bahwa pembelajaran seni rupa yang berlangsung lebih cenderung ke praktik sedangkan untuk materi
apresiasi hanya diajarkan setelah siswa selesai berkarya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru seni budaya memberikan wadah apresiasi dengan memajang karya
siswa kelas IX Sembilan di koridor kelas. Karya yang dipajang merupakan karya dua dimensi dengan media pastel atau crayon. Hal ini dipertegas dengan pendapat