4.3.3.1 Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil evaluasi dan rekomendasi pengamatan terkendali 1 serta kekurangan dan kelebihan media kreato sebagai sarana mengapresiasi Topeng
Slarang Lor diberikan perlakuan berbeda dalam pelaksanaan pengamatan terkendali 2. Perbedaan tersebut terletak pada penggunaan kreato yang tebih dimaksimalkan dan
diperbaiki lagi serta penambahan media agar guru pada saat memberikan ceramah dapat lebih dipahami oleh siswa. Dengan adanya perlakuan tersebut diharapkan dapat
ditemukan kelemahan dan kelebihan pembelajaran siswa dalam mengapresiasi Topeng Slarang Lor menggunakan kreato.
Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang digunakan masih tetap mengacu pada SK dan KD dalam pengamatan terkendali 1. Dengan materi
pembelajaran adalah mengapresiasi karya seni rupa Nusantara yaitu Topeng Slarang Lor. Topeng Slarang Lor sendiri dipilih didasarkan pada kurikulum KTSP yang
mengedepankan local wisdom ataupun kekayaan daerah masing-masing. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah siswa dapat mengapresiasi topeng Slarang
Lor dengan indikator siswa dapat mengenali karya topeng daerahnya yaitu Topeng Sarang Lor. Selain itu siswa diharapkan dapat mengenali 6 jenis Topeng Slarang Lor,
mengidentifikasi unsur rupa dalam Topeng Slarang Lor, mengklasifikasi watak Topeng Slarang Lor berdasarkan unsur rupa, menjelaskan makna yang terkandung
dalam Topeng Slarang Lor, dan menjelaskan fungsi yang terkandung dalam Topeng Slarang Lor.
Media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran siswa dalam berapresiasi Topeng Slarang Lor adalah kreato. Kreato dalam pengamatan terkendali
2 memiliki perbedaan dengan media kreato pada saat pengamatan terkendali 1. kreato dalam pengamata 2 ini tidak menggunakan konsep memasangkan jawaban dari kertas
soal dan kartu, melainkan lebih mengeksplorasi pemahaman siswa mengenai bagian- bagian topeng. Besar topeng juga berbeda dari kreato pada pengamatan terkendali 1,
dengan besar topeng yang memadai diharapkan siswa dapat melakukan proses pengamatan dan apresiasi secara maksimal. Selain menggunakan kreato, peneliti juga
mempersiapkan buku materi yang berisi materi Topeng Slarang Lor sebagai sumber belajar. Dalam pelaksanaanya, kelas akan dibagi menjadi enam kelompok, tiap-tiap
kelompok tersebut berdiskusi mengenai materi Topeng Slarang Lor. Sebagaimana pada pengamatan terkendali 1, penelitian pada pengamatan
terkendali 2 ini menggunakan metode yang sama yakni ceramah, diskusi kelompok dan penugasan. Metode ceramah digunakan untuk memaparkan materi pembelajaran
yang berbentuk teori diantaranya pengetahuan secara umum mengenai Topeng Slarang Lor. Metode diskusi kelompok digunakan agar siswa saling bekerja sama
dalam memecahkan tugas yang berikan dalam kelompoknya serta dapat saling bertukar pendapat satu sama lain. Metode penugasan digunakan untuk memberikan
tugas secara kelompok dan individu. Berikut ini merupakan kreato yang sudah mengalami revisi berdasarkan evaluasi
pada pengamatan terkendali 1.
Gambar 4.3.3.3.1 Salah satu kreato yang sudah direvisi
Sumber: dokumen peneliti
Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa media kreato pada pengamatan terkendali 1 sudah mengalami perbaikan dan revisi, perbaikan dan revisi kreato ini
disesuaikan dengan hasil evaluasi serta rekomendasi pada pengamatan terkendali 1. Adapun pebedaan antara kreato pada pengamatan terkendali 1 dan pengamatan
terkendali 2 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.3.3.3.1 Tabel Perbedaan Media Kreato yang digunakan pada Pengamatan
Terkendali 1 dan Pengamatan Terkendali 2.
PERBEDAAN MEDIA kreato
Kartu Papan Tempel
Topeng Ket.
1 Berjumlah 72 buah dengan
masing masing
topeng memiliki 12 kartu yang
berupa jawaban
dari pernyataan pada lembar
diskusi. Berukuran 48 x 35 cm
dan terdiri dari 6 buah digunakan dengan posisi
vertikal atau portrait. Topeng
berukuran kecil dan diberi lapisan
karton Menggunakan lembar
diskusi yang beri 12 soal
yang sesuai
dengan jawaban pada kreato.
2 Berjumlah 36 buah dengan
masing masing
topeng memiliki 6 kartu yang
berisi keterangan
mengenai bagian-bagian
topeng. Berukuran 48 x 35 cm
dan terdiri dari 6 buah digunakan dengan posisi
horisontal atau
landscape. Topeng
berukuran besar dan tidak diberi
lapisan karton
atau langsung
ditempel dengan amplas.
Terdapat pahan
penunjuk yang
menghubungkan keterangan
kartu dengan bagian topeng
yang sesuai.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat perubahan terhadap isi materi yang disajikan dalam kartu, materi pada kreato kedua difokuskan kepada
bentuk visual topeng. Sedangkan materi mengenai makna dan fungsi peneliti masukan dalam penjelasan dikelas. Agar siswa bekerja, peneliti meminta siswa
mencatat hal-hal yang penting selama penjelasan materi dengan media kreato sehingga siswa dapat lebih memahami menganai materi yang tidak disajikan dalam
media. Berbeda dengan kreato awal, penggunaan kreato yang harus terpaku pada
soal diskusi dihilangkan, sebagai gantinya siswa berdiskusi dengan cara memasangkan peryataan yang berisi keterangan bagian-bagian topeng dengan bagian
topeng yang dimaksud pada gambar topeng. Adapun pelaksanaan dan penggunaan media kreato yang sudah direvisi dijelaskan pada pelaksanaan pembelajaran
pengamatan terkendali 2.
4.3.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran